#22 Time lapse

60 29 120
                                    

"Jadi seorang arsitek, adalah mimpi kedua yang harus ku lupakan" ucapku di telepon kepada Dini yang baru saja menjawab panggilan teleponku.

"Kenapa Vi?," Respon Dini.

"Aku bakalan berhenti kuliah Din,"

"Beneran gak cukup ya biayanya, sabar ya Vi"

"Padahal aku sudah berusaha keras ngumpulin uang tahun lalu"

"Iya, Dini tahu kok kamu udah berjuang keras, mungkin Tuhan punya rencana lain Vi, kamu sabar ya"

.

.

Aku memang tidak langsung kuliah setelah lulus sekolah, namun aku tak menyerah, setelah lulus sekolah, aku berkerja giat di sebuah PT(Perseroan Terbatas) produksi gula di daerah Lampung, kemudian sebagian uang itu kutabung. Lalu, tahun kemudian (2017), dengan berbekal tabungan yang tak seberapa dan juga restu orang tua, aku berkuliah jurusan Arsitek di universitas yang cukup ternama di Palembang. Kufikir semuanya akan baik-baik saja saat itu, namun, kenyataannya, tabungan yang susah payah kumpulkan, lenyap hanya dalam satu semester.

Saat itu, aku kehilangan pekerjaan, dan juga harus berhenti kuliah, karena tak cukup materi. Tak mungkin ku paksa keadaan orang tua untuk membiayai kebutuhan kuliah yang tak masuk akal itu, sedang sekarang mereka hanya membuka warung sederhana dirumah, belum lagi Minyun yang sebentar lagi harus melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama (SMP).

Aku selalu terbangun di suatu pagi dengan keadaan yang menyedihkan.
Dan, apa yang saat ini kulakukan hanyalah membantu orangtuaku berdagang. Semua keresahan dan hancurnya diriku saat itu, tersampaikan pada sahabat yang selalu ada untukku, Qarasafahl Aelfsi Diniyah.

Namun, setajuk harapan datang.

"Din, pengajuan Beasiswaku diterima," ucapku di telepon.

"Alhamdulillah, Selamat yaa!"

Begitulah tahun 2017 terlewati olehku.

~~~~~

Saat ini sudah 2018, tahun kedua aku lulus SMA. Memasuki semester ke-dua aku ber-almamater Universitas Pariwisata di Palembang sebagai siswa penerima beasiswa.

Semester kedua ini, aku sedang menyusun rencana untuk kuliah kerja nyata (magang). Karena mengambil jurusan di tata boga, penempatan magang yang ditentukan oleh universitas untukku adalah di restaurant hotel di Jakarta.

"Din, aku bakalan ke Jakarta!," Ucapku di telepon.

"Wah serius? Kapan? Ngapain? Dini seneng dengernya"

"Aku mau magang gitu di Jakarta, Ini mulai persiapan, mungkin awal bulan Februari"

"Oh gitu, nanti ketemu lagi dong sama Dini"

"Hehe, iya Din, aku juga pengen cerita langsung ke kamu, kayak waktu masih sekolah dulu"

.

.

Sedikit aku jelaskan keadaan Dini, agar kalian tahu dan tidak bingung. Setengah tahun yang lalu, Dini dan keluarganya berpimdah tempat tinggal ke Cisauk, Jakarta Barat. Karena itu, mungkin aku akan bertemu lagi dengan sahabatku ini, ketika aku magang di Jakarta.

Selain masih bertukar pesan kepada Dini, setelah lulus SMA, terkadang aku juga bertukar pesan dengan Abdoel Wahyudi dan juga Fitri.

Kala itu, aku membalas status WhatsApp yang dibuat oleh Fitri."Apa kabar nih Fit ?"

How You Teach Me (HYTM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang