Bagian Satu

15.7K 480 26
                                    

Hallo Guys, cerita ini Tentang ketidaksetiaan yang mungkin akan kalian benci. Tapi semoga kalian suka dengan karyaku.

Please, jangan hujat aku dan karyaku. Andai kata kalian memang tak suka dengan apa pun yang berhubungan dengan ketidaksetiaan, di mohon untuk tidak membaca cerita ini, dan cari bacaan yang sekiranya sesuai dengan yang kalian inginkan.

Di sini aku hanya berkarya, tidak berniat menyinggung siapa pun, menjelekkan kaum mana pun. Jadi tolong bijaklah dalam menilai.

Dan tanpa banyak kata lagi ...

Happy Reading !!!

***

Gilang memilih untuk duduk menyendiri di bandingkan harus berbaur dengan keluarganya yang kini tengah asyik bercengkerama setelah acara tukar cincin di langsungkan.

Bukan karena keberadaannya tidak di hiraukan, hanya saja Gilang merasa tak nyaman, terlebih ketika tanya ‘kapan menikah’ di tujukan padanya.

Apalagi sekarang, sang adik telah bertunangan, sementara dirinya belum juga mengenalkan perempuan pada mereka. Semakin saja Gilang terlihat menyedihkan di hadapan keluarganya.

Namun, sebenarnya Gilang tidak begitu peduli. Ia tidak pernah menghiraukan apa yang orang katakan. Tapi ada satu sosok yang membuatnya memilih untuk ke luar.

Ziva Nasturtium Aylin.

Wanita yang diam-diam Gilang sukai sejak pertemuan pertama mereka. Namun tidak mungkin untuknya mengungkapkan perasaan mengingat sang adik adalah pemiliknya.

Mereka baru saja resmi bertunangan dan Gilang merasa dirinya tidak lagi memiliki kesempatan.

Tiga bulan rasa itu Gilang pendam, dan beberapa kali sempat memiliki pemikiran untuk mengungkapkan, tapi selalu Gilang urungkan. Ia terlalu takut mendapat penolakan, mengingat Ziva bukanlah perempuan lajang. Dia kekasih Galen, yang tak lain adalah adik kandungnya sendiri. Namun membayangkan gadis itu akan menjadi iparnya, Gilang tak bisa. Hatinya menolak keras. Tapi sialannya Gilang tak bisa melakukan apa pun.

Satu sisi ia ingin memiliki Ziva, tapi di sisi lain Gilang tak ingin menyakiti adiknya. Galen begitu berharga untuknya. Namun rasanya begitu sulit mengikhlaskan di saat hati benar-benar telah tertawan oleh sang wanita.

Gilang ingin sekali bertindak egois, menyembunyikan Ziva untuk dirinya sendiri. Tapi bukan hanya Galen yang akan terluka, keluarganya pun pastilah kecewa, dan Gilang tidak sanggup melakukan itu. Di tambah ...

Mungkinkah Ziva juga bersedia?

Gilang bukan sosok menyenangkan sebagai mana Galen, meski rupanya tak kalah tampan. Tapi bukan itu yang menjadi kekhawatiran.

Selama ini Gilang berkali-kali pernah pacaran dan semuanya berpaling hanya karena dirinya terlampau serius.

Gilang terlalu pendiam dan tak bisa memahami pasangan. Ketidakpekaannya membuat kekasihnya mencari pengganti yang lebih pengertian, dan Gilang berakhir sendirian.

Gilang tidak pernah keberatan.

Sampai akhirnya ia dipertemukan dengan kekasih adiknya.

Ziva

Wanita itu sukses membuatnya terpesona tanpa sama sekali ada tanda perempuan itu menggoda.

Ziva

Berhasil membuatnya menemukan debaran yang selama ini tidak pernah dirinya punya.

Dan Ziva

Berhasil membuatnya menjadi pecundang yang hanya berani memandang dari kejauhan.

Gilang tak tahu mengapa rasa ini harus dirinya miliki, karena jika boleh Gilang meminta ia ingin perempuan lain saja. Ia tidak ingin milik siapa pun terlebih adiknya.

Terjerat Cinta Calon IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang