Bagian Sebelas

5K 219 5
                                    

Happy Reading !!!

***

Entah kebetulan atau memang Tuhan merestui hubungannya dengan Gilang, karena Ziva merasa bahwa belakangan ini dirinya lebih banyak menghabiskan waktu bersama Gilang.

Galen begitu sibuk, dan dalam waktu dua bulan terakhir ini pria itu sering kali bepergian entah keluar kota atau luar negeri. Yang jelas baik Gilang mau pun Ziva merasa bebas. Namun karena alasan itu juga Gilang dan Ziva belum sempat melakukan pengakuan.

Niat hati ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat malah justru terhambat. Tapi mau bagaimana lagi, Ziva tidak mungkin memaksa Galen meluangkan waktu hanya untuk dirinya kecewakan. Jadi mau tak mau Ziva dan Gilang menunggu hingga waktunya tepat.

Hari ini, lagi dan lagi Ziva di jemput oleh Gilang. Dan seperti biasa mereka tidak akan pernah langsung pulang, sebab lebih dulu Gilang akan membawanya ke apartemen atau rumah pribadinya, mengingat hanya dua tempat itu yang aman dari semua orang yang mengenal mereka. Meskipun sebenarnya sesekali Ziva ingin pergi keluar, sekadar menonton atau hanya jalan-jalan. Tapi itu terlalu bahaya, karena tidak menutup kemungkinan mereka bertemu dengan sahabat atau bahkan keluarga. Dan untuk menghindari kemungkinan itu pada akhirnya mereka harus rela menghabiskan waktu di apartemen atau di rumah. Meski sesekali tetap melakukan makan di luar. Tapi restoran yang memiliki ruang privasi lah yang selalu menjadi tempat yang mereka pilih. Dan jujur saja Ziva kurang suka. Namun mau bagaimana lagi, inilah resiko mereka sebagai pasangan pengkhianat. Harus bersembunyi agar tidak di curigai.

Banyak hal yang mereka lakukan selama bersama beberapa bulan ini dan itu membuat keinginan mereka untuk bersatu semakin menggebu. Tak hanya karena urusan ranjang yang sudah membuat mereka candu, tapi semua hal yang bisa mereka lakukan bersama, mulai dari memasak, berbelanja kebutuhan, membersihkan apartemen dan hal-hal sederhana lainnya turut menjadi alasan di balik keinginan mereka dalam bersama.

Bayangan tentang pernikahan sudah menjadi hal yang membuat Ziva dan Gilang tak sabar. Dan rencana mengenai pernikahan pun sudah sering mereka bicarakan. Membuat keduanya semakin tak sabar.

Sayangnya semesta tidak mengizinkan mereka bersatu secepat itu. Urusan dengan Galen harus lebih dulu di selesaikan, meskipun tak jarang Gilang berpikir untuk membawa Ziva kabur dari semua orang yang pasti akan menganggap salah hubungan mereka. Namun Gilang menghargai keinginan Ziva. Perempuan itu tidak ingin membuat keluarga semakin kecewa, dan nyatanya Gilang pun sama.

Ia masih memiliki keluarga yang lengkap. Pergi begitu saja hanya akan semakin membuat semua orang kecewa. Dan sekali lagi mereka hanya bisa sabar. Semoga Tuhan benar-benar merestui.

“Bang,” panggil Ziva sembari melangkahkan kaki menuju ranjang berantakan yang masih di isi oleh Gilang. Pria itu terlihat sibuk dengan ponselnya, masih dalam keadaan yang sama sebelum Ziva tinggalkan mandi satu jam lalu.

Ini sudah malam, tapi Ziva memilih tetap berendam air hangat untuk merilekskan tubuhnya yang pegal, sementara Gilang malah justru malas-malasan di tempat tidur, padahal Ziva tadi sempat meminta pria itu membereskan kekacauan yang sudah mereka perbuat.

“Apa, sayang?” Gilang tidak pernah mengabaikan Ziva sesibuk apa pun dirinya. Dan sebisa mungkin Gilang tidak akan pernah melakukan itu. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadikan wanita itu prioritasnya. Jadi tidak ada hal penting lain selain Ziva-nya, terlebih ketika mereka sedang berdua seperti ini. Maka, segera Gilang simpan ponselnya ke atas nakas dan mengalihkan fokus sepenuhnya pada Ziva yang terlihat segar dalam balutan handuk kimono berwarna biru langit.

Rambutnya yang basah di balut oleh handuk kecil yang memiliki warna senada. Karena ternyata biru adalah warna kesukaan Ziva, membuat Gilang langsung menyiapkan keperluan Ziva dengan warna yang wanita itu suka. Bahkan Gilang melakukan pengecatan ulang pada kamarnya beberapa minggu lalu, demi membuat Ziva merasa seperti di kamarnya sendiri, karena Gilang jelas tak lupa ketika dirinya masuk untuk pertama kali ke area pribadi perempuan itu.

Terjerat Cinta Calon IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang