[Jaehyun X Jeno and Jaemin]

13.6K 327 9
                                    

Jaehyun tengah asik bermain bersama boneka-boneka lembutnya di ruangan bermainnya. Pemuda cantik itu mengangkat sebuah teko dan mengarahkan moncongnya ke cangkir yang telah ia siapkan, membayangkan jika ada teh yang keluar dari teko kosong itu.

"Selamat menikmati teh hangatnya, Papa bear dan Mama bear." Ucapnya sambil membungkuk ala-ala pelayan cafe.

Tengah asik bermain, Jaehyun tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan kedua kakak kembarnya. Wajahnya memancarkan kesenangan.

"Kakak ingin bermain dengan Jeje?" Pemuda itu bangkit, berdiri dihadapan kedua kakaknya yang hanya menatapnya datar.

"Jae, kerjakan tugas dari Ibu Seulgi. Beliau bilang nilaimu turun akhir-akhir ini." Ucap salah satu kakaknya, Jaemin namanya. Kakaknya itu berucap lembut namun tatapannya tetap datar.

Jaehyun mempuotkan bibirnya, tangannya menyilang didepan dada. Ia pikir kedua kakaknya datang kemari karena ingin bermain bersamanya tapi ternyata untuk menyuruhnya belajar.

"Tidak mau!" Balas Jaehyun.

"Finish your homework now." Ucap kembaran Jaemin; Jeno dengan tatapannya yang berubah tajam.

Jaehyun menunduk ditempatnya, wajahnya memerah menahan tangis. Ia menatap Jaemin, meminta sang kakak untuk meredakan amarah Jeno.

"Jangan harap kakak akan membantumu kali ini Jae." Balas Jaemin.

Jaehyun menggigit bibirnya agar isakannya tidak keluar, kedua kakaknya itu membenci suara tangisannya. Kakinya perlahan melangkah menuju kamarnya yang terhubung dari sebuah pintu yang berada dipojok kiri ruangan bermainnya.

Tolong doakan Jaehyun agar terhindar dari kemarahan kedua kakaknya itu.

•••••

Jaehyun mengusap keringat yang timbul di dahinya, pemuda manis itu terlalu memaksakan dirinya untuk mengerjakan tugas dari sang guru. Jaehyun tak bisa main-main karena kedua kakak kembarnya duduk diatas sofa yang berada tepat belakangnya.

"I-ini kak." Jaehyun menyerahkan kertas berisi jawabannya pada Jaemin, namun Jeno lebih dulu merampasnya.

"Dari 10 soal kau hanya benar 7?!"

Jaehyun menundukkan kepalanya, tubuhny mendekati kaki Jaemin dan memeluknya.

"Kemari kau." Jeno menarik tangan Jaehyun agar melepaskan pelukannya dari kaki Jaehyun.

Jaehyun memberontak tak mau namun Jeno mengeluarkan seluruh tenaganya hingga pelukan Jaehyun terlepas pada kaki Jaemin.

"K-kakak." Jaehyun menatap takut pada Jeno yang duduk tegak dihadapannya.

Jeno menyeringai. "Kau tau bagaimana hukumanmu, bukan?"

Jaehyun mengangguk, tangannya dengan perlahan menurunkan resleting celana sang kakak lalu menarik keluar kejantanan besar yang selama ini melukai lubangnya. Tangannya gemetar, wajahnya memerah karena menangis.

Jaehyun memasukkan kejantanan itu kedalam mulut kecilnya, mencoba mengemutnya seperti permen namun terasa susah.

Jeno mengelus kepala Jaehyun yang bergerak naik turun di selangkangannya. Pria itu melirik saudara kembarnya yang tengah memejamkan mata disebelahnya.

"Kau tidak melupakan Jaemin 'kan?" Ucap Jeno.

Jaehyun mengeluarkan kejantanan Jeno dari mulutnya, tubuhnya bergeser agar lebih dekat dengan Jaemin. Dan Jaehyun melakukan hal yang sama pada kakaknya itu.

Ruangan itu penuh dengan geraman kenikmatan dua saudara kembar yang tengah di layani oleh adik mereka sendiri.

•••••

Jaehyun mencengkram erat meja makan yang berada dihadapannya, tubuhnya bergerak cepat mengikuti hentakan sang kakak dibelakang sana. Setengah tubuhnya nyaris terlungkup diatas meja makan jika Jaemin tidak mencengkram pinggangnya.

"Ahh! Kakhh! Eumhh"

Jaehyun memejamkan matanya ketika Jaemin sampai pada pelepasannya, pemuda manis itu merasakan hangat pada lubangnya.

Jaemin bergerak perlahan agar cairannya masuk lebih dalam, pria tampan itu menatap lapar lubang sang adik yang berkedut menghisap kejantanannya dengan nakal.

Satu tamparan Jaehyun dapat dipipi bokongnya, ia berteriak kesakitan namun Jaemin justru menggeram nikmat karena lubang Jaehyun yang tak sengaja mengetat.

Jaemin menarik keluar kejantanannya lalu melepaskan pinggang Jaehyun, tubuh lemas itu terjatuh kelantai dan bersandar di maja. Jaemin menggesekkan kepala kejantanannya dipipi merah Jaehyun.

"Adikku nampak sangat menggoda. Kira-kira berapa harganya jika dijual?"

Jaehyun menggeleng lemas. "Jangan kakak." Jaehyun rela jika tubuhnya dimanfaatkan oleh sang kakak, namun Jaehyun tidak akan menerima jika orang lain juga turun menikmatinya.

Jaemin tersenyum lembut seperti biasanya. "Menurutlah."

Jaemin menepuk kepala Jaehyun. Ia memasukan kejantanannya kembali kedalam celana, memasang kembali sabuk kulitnya dan menepuk celananya yang agak kusut.

"Kakak pergi. Jeno akan pulang sebentar lagi jadi persiapkan dirimu." Jaemin meraih sebuah pisang dan memasukannya kedalam lubang Jaehyun.

Jaehyun meremat tangan Jaemin, berusaha menggagalkan ide buruk sang kakak. Namun Jaemin terlalu kuat dan Jaehyun tak mampu menahannya, sebuah pisang kini tertanam dilubangnya.

"Sampai jumpa esok pagi." Jaemin berlalu begitu saja, meninggalkan Jaehyun yang mengangkang lebar dibawah meja makan.
Jaehyun ingin memperbaiki posisinya namun tubuhnya terlalu lemas, ia bahkan tak bisa untuk menurunkan kakinya.

"Wah Jaemin meninggalkan makan malam untukku." Jeno melangkah menuju meja makan, pria itu baru saja pulang dari bekerja.

Tubuh lemas Jaehyun diangkat oleh Jeno, pria itu membawa sang adik menuju kamar mandi yang ada disebelah dapur.

Jaehyun dipojokkan ke dinding kamar mandi, sedangkan Jeno berdiri diantara paha sang adik.

"Jaemin memang sangat mengerti diriku." Jeno menatap sebuah pisang yang memenuhi lubang Jaehyun, tangannya dengan cepat menarik keluar buah kuning itu dan menggantikannya dengan kejantanannya yang lebih besar.

Jeritan Jaehyun memenuhi kamar mandi. Jeno tak perduli, ia terus menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Mengabaikan Jaehyun yang akan kehilangan kesadarannya.

"Kakhhh, stophh mhh"

Kejantanan Jeno terasa membesar dan tak lama cairan kental memenuhi lubang Jaehyun. Pemuda manis itu menangis histeris.

"Kakak, sakit." Lirih Jaehyun.

Jeno diam, pria itu menarik keluar kejantanannya dan membiarkan tubuh sang adik bersandar lemah di dinding kamar mandi.

Jeno memperbaiki celananya lalu keluar dari kamar mandi.

Jaehyun menundukkan kepalanya karena pusing yang menyerang kepalanya, tubuhnya lemas dan sakit. Suhu kamar mandi yang rendah membuat tubuh Jaehyun menggigil.

Hingga, ia pingsan.








TBC!

Chapternya berantakan ya? Maafkannn

Btw, gw udh bilang belum kalo nih cerita chapternya cuma sampai 30?

ONESHOOT JAEHYUN! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang