Beberapa orang pria berlarian dengan sebilah pedang ditangannya dalam sebuah istana besar yang berada di pusat kerajaan. Suara langkah kaki mereka dibarengi dengan suara nyaring ujung pedang yang saling bergesek.
Ceceran darah memenuhi lantai lorong istana, puluhan mayat tergeletak begitu saja diatas lantai yang dingin.
Para penjaga istana tak mampu mengimbangi para bajak laut yang menjajah ke kerajaan mereka karena kalah jumlah. Kerajaan sudah dikepung oleh kelompok bajak laut yang entah karena maksud apa melakukan penyerangan, padahal sang Raja tak pernah mengusik kelompok bajak laut tersebut. Ketua kelompoknya saja yang dibicarakan memiliki wajah rupawan itu belum pernah sang Raja temui.
Lantas apa motif kelompok bajak laut besar ini menyerang kerajaannya?
Hal itu yang dipikirkan oleh sang Raja yang kini sudah tak bisa melawan karena tangannya yang terkena obat bius, ia tak bisa melakukan penyerangan karena sang isrri berada dalam cengkraman bajak laut
Sang Raja melihat putra bungsunya yang terduduk lemas karena seluruh tubuhnya dibius mati, mata sang putra menatap sendu saudara perempuannya yang tergeletak pingsan diatas lantai.
"Madam telah tiba!!" Salah seorang bajak laut berlari masuk, diikuti oleh beberapa bajak laut lain yang seolah tengah mengawal seseorang.
Sang Raja memasang matanya dengan baik, memastikan ia tak melewatkan seinci pun wajah dalang dibalik penyerangan tak bermotif ini.
Setelah beberapa bajak laut berpakaian hitam masuk. Seorang pria cantik masuk dengan langkah anggunnya. Tubuh tingginya terbalut kemeja satin putih dan celana panjang berwarna senada, tak lupa jubah merah darahnya dengan gambar lambang tengkorak dibelakangnya.
Wajahnya terpahat sempurna, rambutnya berwarna hitam dan tertata rapi. Kulit wajahnya tertutupi polesan kosmetik sangat tipis, bibirnya terlihat berkilau karena gel ceri yang ia poleskan.
Dengan pakaian serta fisik seperti itu, para penghuni istana tak yakin kalau malaikat dihadapan mereka adalah ketua bajak laut yang dimaksudkan.
Namun mereka harus menerima kenyataan ketika para bajak laut itu membungkuk hormat pada pria cantik berparas malaikat itu. Yang artinya, dia memanglah sang ketua itu.
Mata bulat itu menatap kearah para keluarga Raja yang sudah tak berdaya dibawah kakinya, ia tersenyum miring.
"Tak sesulit perkiraan ku."
"Bajingan kau!"
Sret!
Sebuah pedang nyaris menembus kulit leher sang Raja ketika pria tua itu mengumpati sosok dihadapannya, namun untungnya sosok itu menghentikan anak buahnya, pria itu tak ingin sang Raja mati terlebih dahulu.
"Perhatikan ucapanmu, Yang Mulia. Anak buahku tak akan segan untuk mengangkat pedangnya." Pria itu melangkah lebih dekat, berjongkok dihadapan sang Raja.
"Lancang sekali kau menyerang kerajaanku!" Ucap Sang Raja.
Pria cantik itu tertawa. "Bukan aku yang lancang." Ia bangkit dan mendekati putra bungsu sang raja.
Tangan putihnya mengusap lembut rahang tegas pemuda itu. "Putramu yang lancang disini. Dia dengan lancang mengambil hatiku."
Sang pangeran bungsu melirik sosok itu. "A-aku tak p-pernah me-mengenalmu." Ucapnya lemas.
"Kau yakin? Kalau begitu ingat ini. Aku pemilikmu, Jung Jaehyun. Dan kau milikku Lee Jeno." Jaehyun menundukkan kepalanya, bibirnya mengecup kening sang pangeran bernama Lee Jeno itu.
Jaehyun menjauhkan sedikit bibirnya. Asap halus berwarna biru gelap keluar dari kepala sang pangeran dan masuk kedalam mulut Jaehyun. Mata sang pangeran berubah sayu lalu beberapa saat kemudian tertutup dan tubuhnya terbaring diatas lantai, asap halus yang entah apa itu habis dihisap oleh Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT JAEHYUN!
Fanfic[JAEHYUN X ALL] [LAPAK JAEHYUN UKE!] Salpak gw gebukin! Jadilah pembaca yang bijak. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan real life, ini cuma cerita fiksi. Mau request? Komen aja ya. •••• #1 in Jaehyunuke #1 in Jaehyunbottom