[Jaehyun X Jeno] New Version

8.7K 247 17
                                    

"Kasihan sekali Jaehyun sunbae."

"Ya kan. Kabarnya tim penyelidik belum menemukan jasadnya."

"Hei! Jangan bilang seperti itu!"

"Kenapa? Jaehyun sunbae sudah hilang sebulan, para penyelidik sendiri yang memberikan kabar kalau Jaehyun sunbae sudah tiada."

"Mungkin saja dia masih hidup."

"Para gadis itu selalu bergosip." Ucap Hyunjin. Pria bermata tajam itu awalnya tidak perduli dengan apa yang beberapa gadis dibelakang mereka itu bicarakan, namun suara keras para betina itu mengganggu konsentrasinya dalam membaca.

Eric mengangguk setuju. "Bisa-bisanya mereka membicarakan rumor yang belum tentu benar."

"Tapi aku benar-benar penasaran dengan hal ini." Ujar Felix lalu meletakan ponselnya. "Jaehyun sunbae menghilang bagai ditelan bumi. Tidakkah kalian penasaran dengan hal itu?"

Kelima pria lainnya yang berada satu meja dengan Felix terdiam, sebelum seorang pria dengan rambut seperti permen kapas bersuara.

"Kudengar dari kekasihku kalau mungkin saja Jaehyun sunbae itu diculik oleh ketua mafia." Ucap pria itu, Na Jaemin.

Pria tinggi disebelahnya menatap Jaemin malas. "Ini alasan kenapa aku ingin kau putus dengan Lee Haechan."

Jaemin memukul lengan pria disebelahnya. "Berhenti mengurus hubungan percintaanku, Soobin!"

Hyunjin mengelus pundak Soobin, memberi semangat pada teman tampannya yang sayangnya memiliki perasaan pada Na Jaemin yang tidak peka terhadap sekitarnya.

"Jen, kau kenapa diam saja?" Yoshi menatap kearah Jeno yang sejak tadi fokus menikmati minumannya. Atensi seluruh orang dimeja itu beralih pada Jeno.

"Ya aku harus berbicara apa? Aku belum pernah bertemu dengan orang yang kalian panggil Jaehyun sunbae itu." Ucap Jeno lalu kembali menegak kembali minumannya yang hampir habis.

Seorang pria datang menghampiri meja mereka, pria itu memukul meja yang ditempati teman-temannya.

"Bisa-bisanya kalian masih berada disini?! Namjoon ssaem sudah ada dikelas bodoh!!" Teriak Renjun.

Keenam pria lainnya kalang kabut merapikan barang mereka, lalu berlalu dengan cepat menuju kelas. Renjun tak lupa meminum jus milik Yoshi, ia kehausan karena berlari dari kelas menuju kantin untuk memanggil teman-temannya.

______

Jeno memasukkan sandi apartementnya lalu mendorong pintu hitam itu masuk. Jeno melepaskan sepatunya dan meletakkannya diatas rak. Ia melangkah masuk, tersenyum kecil pada sang kekasih yang duduk manis disofa ruang tamu sambil menonton televisi.

Jeno meletakan tasnya, ia duduk disebelah sang kekasih yang tak beranjak dari tempatnya sejak tadi pagi dan menonton chanel televisi yang sama.

"Kartun kesukaanmu sudah habis ya?" Ucap Jeno, tak ada balasan namun Jeno tetap tersenyum dan mengangguk.

"Ini sudah sore, ayo makan. Maaf aku lupa memberimu sarapan tadi pagi." Jeno mengangkat tubuh sang kekasih dan membawanya menuju dapur.

Jeno menundukkan tubuh sang kekasih diatas kursi, menyangga tubuh itu dengan kursi lainnya agar tidak jatuh kelantai. Jeno mengambil kotak makanan instan yang ia beli di supermarket dan langsung membukanya.

"Aku membelikanmu katsu, ayo makan." Jeno menyandarkan kepala kekasihnya di atas pundaknya. Ia mengambil beberapa potong katsu dan menyuapi sang kekasih yang tak membuka mulutnya.

"Sayang ayolah, jangan mogok makan lagi." Jeno mengetukkan ujung sendoknya dibibir sang kekasih namun sama sekali tak direspon.

"Baiklah kalau kau tak mau, aku saja yang makan." Jeno lantas menghabiskan kotak makanannya dengan sang kekasihnya yang terduduk diam disebelahnya.




















Jeno memeluk tubuh dingin sang kekasih yang terduduk dihadapannya. Mereka kini berada didalam bath up, berendam bersama. Jeno sesekali mengusap kulit dingin kekasihnya.

"Banyak orang membicarakanmu sayang." Jeno mulai mengajak kekasihnya berbicara namun hal yang Jeno dapatkan tetap sama, hanya keheningan.

"Mereka ingin kau kembali, tapi aku tak ingin kau pergi." Jeno semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh sang kekasih, hingga kepala pria yang dipeluknya itu menunduk dan masuk kedalam air.

"Jika mereka mengambilmu, kau akan tinggal jauh dibawah sana. Aku tak ingin jauh darimu."

Jeno membalikkan tubuh sang kekasih, mengusap wajah pucat yang basah itu. Jeno mengecup bibir kekasihnya yang tak seperti dulu, warnanya berubah dari merah muda lembut menjadi putih pias dengan garis-garis biru.

Jeno menatap wajah pucat sang kekasih, memperhatikan bagaimana tenangnya raut wajah cantik itu. Namun tak secantik saat masih hidup dulu.

Wajah cantik itu selalu mengeras ketika berhadapan dengannya, kekasihnya selalu menaikkan egonya ketika masih hidup dulu.

Karena ego itu yang membuat Jeno tak tahan untuk membuat kekasihnya tunduk padanya selamanya.

Kekasihnya tak akan lagi membentaknya, tak akan lagi memakinya, tak akan lagi memanggilnya menjijikkan karena menyukai sesama pria, dan tidak akan lagi memberontak ketika Jeno ingin menuntaskan hasratnya.

Kini kekasihnya hanya terdiam ketika berada bersama Jeno. Tak pernah membentak, memaki bahkan bersuara. Tubuhnya berubah dingin dan wajahnya memucat, kekasihnya bahkan tak bergerak lagi.

"Apa kondisimu saat ini karena waktu itu aku memperkosamu dan meracunimu dengan obat serangga?"

"Kalau iya, maafkan aku ya Jaehyun sunbae. Itu juga salahmu karena menolak penyataan cintaku."






















End.

Cie yg ketipu sama judulnya wkwk.

Kita tunggu last chapternyaaa


ONESHOOT JAEHYUN! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang