Jaemin lahir dari keluarga yang cukup aneh, menurutnya.
Dimana sang ayah adalah sosok yang tempramental.
Sang ibu seorang masokis.
Dan sang kakak yang mengidap penyakit skizofrenia, penyakit yang membuat penderitanya mengalami halusinasi.
Sedangkan Jaemin, anak bungsu keluarga Na lahir tanpa mengalami kelainan kejiwaan atau pun penyakit. Dan Jaemin bersyukur atas itu.
Melihat sang ayah mengkasari sang ibu sudah menjadi keseharian Jaemin. Ia tak berniat membantu karena sang ibu nampak menyukai ketika ayahnya melayangkan beberapa pukulan.
Serta melihat sang kakak bicara maupun tertawa sendiri juga merupakan hal yang biasa bagi Jaemin.
Namun sepertinya ungkapan tentang Jaemin yang lahir tanpa kecacatan itu salah. Jaemin memiliki titik minus didalam dirinya, dimana Jaemin memiliki ketertarikan seksual terhadap sang kakak. Jaemin lebih parah daripada sang ibu maupun sang ayah.
Jaemin; yang sekarang ini berusia 18 tahun, sering memanfaatkan kekurangan sang kakak agar keinginannya terpenuhi.
Jaehyun, kakak Jaemin yang berusia 20 tahun itu sangat menyayangi Jaemin. Namun sang adik justru memperalat dirinya sebagai pemuas nafsu.
Jaemin akan melecehkan Jaehyun ketika kedua orang tuanya pergi bekerja dan setelah selesai dengan urusannya, Jaemin akan membius kakaknya dengan obat tidur. Ketika Jaehyun terbangun pemuda itu akan menganggap segala pelecehan yang sang adik lakukan padanya hanyalah bagian dari halusinasinya.
Dan saat dimana kedua orang tua mereka pergi keluar kota untuk berkunjung kerumah sang nenek, disaat itulah Jaemin membeli banyak botol obat bius.
•••••
Jaehyun tersenyum lebar ketika Jaemin masuk kedalam kamarnya dengan segelas susu ditangannya. Pemuda cantik itu menerima gelas dari sang adik dan meletakkannya diatas meja sebelah ranjang tidurnya.
"Jaemin, Rara tadi mengikutimu." Ucap Jaehyun.
Jaemin memasang raut wajah kebingungan, ia berbalik menatap kebelakang namun tak menemukan siapapun. Ah, kakaknya pasti berhalusinasi lagi.
"Siapa Rara?" Tanya Jaemin. Ia naik keatas ranjang Jaehyun dan mengukung tubuh kakak cantiknya itu.
Jaehyun lalu menjawab dengan tetap mempertahankan senyumannya. "Seorang gadis cantik dengan seragam sekolah."
"Dia teman mu?" Tanya Jaemin.
Jaehyun mengangguk. "Dia bertamu kemarin malam. Katanya dia ingin menemui Jaemin. Apa Jaemin mengenalnya?"
"Tidak, aku tidak memiliki teman bernama Rara."
"Rara bukan nama aslinya, Jaemin~ Nama aslinya Clara."
Jaemin terdiam, ia mengenal nama gadis itu. Clara adalah adik kelasnya yang sebulan yang lalu Jaemin dan teman-temannya culik untuk mereka perkosa, lalu gadis itu kemudian dibunuh dan mayatnya dibakar. Jaemin dan teman-temannya aman hingga saat ini karena salah satu temannya merupakan anak dari kepala polisi, jadi tindakan kriminal yang mereka lakukan tidak terendus kepolisian.
Jadi, arwah gadis itu berniat menerornya. Menarik.
"Kenapa dia ingin menemuiku?" Tanya Jaemin. Tangannya bergerak masuk kedalam piyama Jaehyun dan mengelus perut datar sang kakak.
"Rara ingin mencekik Jaemin hingga Jaemin tewas. Huh, aku yakin dia pasti bercanda." Balas Jaehyun. Pemuda cantik mengalungkan tangannya pada leher Jaemin, membalas senyuman lebar sang adik dengan senyuman manisnya.
Jaemin mengecup pipi Jaehyun, menjulurkan lidahnya dan menjilat pipi merona sang kakak.
"Eugh~ aku pasti berhalusinasi lagi." Gumam Jaehyun.
Jaemin menyeringai. "Iya sayang, kau sedang berhalusinasi."
Jaemin melepas celana yang dipakai Jaehyun, beserta celana dalamnya. Jaehyun tak memberontak maupun berteriak, pemuda malang itu menganggap kalau yang tengah Jaemin lalukan padanya itu hanyalah sebagian dari halusinasinya.
Jaemin menengakkan tubuhnya, pemuda itu lantas menarik tali celananya dan menurunkan hingga kejantanannya terbebas. Jaemin membuka lebar paha Jaehyun, menggesekkan kepala kejantanannya pada lubang Jaehyun.
"Emhh Jaemhh~"
Jaehyun menggigit kuku jarinya karena rasa geli yang menyengat tubuhnya.
Jaemin mengelus lubang Jaehyun yang telah basah karena percum miliknya, pemuda itu menekan kejantanannya pada lubang sang kakak.
"Hkk!"
Jaehyun menahan dada Jaemin, menatap sang adik dengan pandangan sayu. "S-sakit...."
Jaemin menatapnya datar, hening namun kejantanannya tetap menerobos masuk dibawah sana.
"Akhhh!"
Air mata Jaehyun menetes, rasa sesak dan perih terasa dari lubangnya. Isakan kecil Jaehyun terdengar namun Jaemin lebih memilih untuk menulikan pendengarannya.
Pinggulnya mulai bergerak, menghentakan kuat didalam sana. Mengabaikan cicitan Jaehyun yang memintanya untuk memelankan gerakannya.
"Nyah nyahhh jaemhh p-pelanhh ahh ahhh"
Jaehyun memegangi bahu Jaemin, pemuda cantik itu memejamkan matanya dan menggigit bibirnya agar desahan dan cicitan kecilnya tidak keluar.
Jaemin bergerak cepat seolah tengah memacu kuda, gairah masa remajanya membuat hormonnya meninggi dan berimbas pada Jaehyun yang menjadi pelampiasan hasratnya.
"Kau tau hyung? Lubangmu ini sangat nikmat." Jaemin menghentakan kejantanannya lebih dalam hingga tubuh Jaehyun bergetar. "Itu membuatku tak bisa menahan diriku untuk tidak memperkosa mu."
"Mahhhh~ nyahh ouhh" Jaehyun tak dapat menahan desahannya lagi.
Jaemin tersenyum lebar karena sang kakak sudah terbaring lemas dibawah kukungannya. Pemuda tampan itu menikmati pemandangan tubuh Jaehyun yang terhentak-hentak cepat sambil mendesah keras.
Uhh, Jaemin menjadi semakin bergairah.
Jaemin semakin mempercepat gerakannya, Jaehyun dibuat pening dibawah sana. Pemuda cantik itu baru saja mencapai pelepasannya namun sang adik tak menghentikan hentakannya.
"Jaem, hyunghh~"
"NGHH!" Jaemin mendorong kejantanannya lebih dalam, menembakkan cairannya jauh kedalam lubang Jaehyun.
Tubuh Jaehyun tiba-tiba ditarik oleh Jaemin, membawa tubuh lemas sang kakak untuk bersimpuh dilantai. Jaemin menjulang tinggi dihadapan Jaehyun, mencengkram dagu Jaehyun dan memasukkan kejantanannya kedalam mulut Jaehyun.
Jaehyun memengangi paha Jaemin, wajahnya mendongak menatap Jaemin, meminta sang adik untuk memelankan gerakannya.
Jaemin mengambil gelas berisi susu yang berada diatas nakas. Jaemin mengeluarkan kejantanannya dari mulut Jaehyun lalu memaksa sang kakak untuk meminum cairan putih itu.
Jaehyun terbatuk kecil, mata bulatnya menatap Jaemin yang mulai memperbaiki celananya.
Rasa pening kembali menyerang kepala Jaehyun hingga pemuda itu jatuh pingsan diatas lantai.
Jaemin lalu mengangkat tubuh sang kakak dan membawanya kekamar mandi. Ia harus membersihkan semua kekacauan yang ia buat karena orang tuanya akan pulang hari ini.
End.
Hi:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT JAEHYUN!
Fanfic[JAEHYUN X ALL] [LAPAK JAEHYUN UKE!] Salpak gw gebukin! Jadilah pembaca yang bijak. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan real life, ini cuma cerita fiksi. Mau request? Komen aja ya. •••• #1 in Jaehyunuke #1 in Jaehyunbottom