LAST CHAPTER 'Vampire Destiny'

6.2K 191 2
                                    

Sebelum mulai gw mau bilang makasih buat yg udh baca sama yg udh ngasih vote sama komen, makasih udh sabar buat nunggu gw updet. lopp uuu

Maaf kalo ada salah salah kata ya. Manusia emang suka salah soalnya.

Selamat membaca! Ini kyknya Jeno harem bukan nohyun 😭



__

"Aku akan melakukan apapun agar bisa bersamanya, meski jika itu harus menentang garis takdirku. Aku akan membuat takdirku sendiri dan menuliskan namanya sebagai akhir dari garis takdirku."
__

Para anggota kerajaan tengah melaksanakan makan malam. Diatas meja panjang yang terbuat dari kaca dan perak itu tersusun apik berbagai macam hidangan mewah bagi para keluarga Raja.

Mereka makan dengan tenang, sesuai dengan tata krama meja makan yang telah menjadi kebiasaan.

Sang Raja meletakkan alat makannya, sontak para anggota lainnya ikut meletakkan alat makan mereka.

Para pelayan dengan cepat membersihkan meja makan dan menyajikan minuman. Setelah sesi makan malam, sang Raja biasanya akan menyampaikan sesuatu saat acara minum anggur.

Kecuali untuk pangeran termuda kita yang masih belum legal untuk meminum anggur, jadi cangkirnya diisi dengan susu hangat.

Sang Raja mengangkat gelasnya dan bersulang bersama anggota yang lain.

"Ratuku, bagaimana keadaan panti asuhan mu?" Sang Raja bertanya pada sang istri yang duduk disebelahnya.

"Semua berjalan dengan baik, Yang Mulai." Sang Ratu menjawab dengan lembut. Perpaduannya sangat pas dengan sang raja yang begitu dingin dan kejam.

"Dan kau pangeran Mark, bagaimana dengan hubungan mu bersama pangeran dari negri barat sana?" Kali ini sang pangeran sulung yang Raja ajukan pertanyaan.

"Kami baik-baik saja, Yang Mulia. Pangeran Wong berencana untuk berkunjung kemari beberapa hari lagi."

Sang Raja mengangguk. "Kutunggu lamarannya." Sang Raja menatap putra sulungnya dengan teduh, menaikkan tangannya dan mengusap lembut rambut milik putranya.

"Ayah harap kau bahagia bersama pilihanmu."

Pangeran Mark tersenyum. "Terima Kasih, Ayah."

Sang Raja menurunkan tangannya lalu melirik putra keduanya, Sang Pangeran Putra Mahkota. "Pangeran Jeno, Kudengar kau menolak undangan makan siang dari putri negri timur?"

Pangeran Jeno mengalihkan atensinya pada sang Raja. "Benar Yang Mulia."

"Alasanmu?"

"Putri Shuhua bukan kriteria saya, Yang Mulia."

Semua anggota kerajaan terdiam, termasuk sang Raja yang nampaknya mempertanyakan jawaban sang putra.

"Jadi pangeran kita memiliki kriteria untuk pasangan hidupnya? Coba katakan pada Ayahmu ini tentang kriteria mu itu."

Pangeran Jeno memperbaiki posisi duduknya lalu mengatur nafasnya. "Dia haruslah memiliki tata krama yang baik. Sosoknya haruslah cantik dan menawan. Sifatnya baik dan ramah—"

Sang pangeran berhenti sejenak, ia melirik seseorang yang duduk disebelahnya. "—Sikapnya anggun, dermawan serta menyukai anak-anak."

"Tipemu seperti seseorang yang kukenal, kakak." Sang Pangeran bungsu bersuara setelah sejak tadi terdiam. Ia menatap kakak keduanya yang hanya tersenyum tipis.

"Kau mengenal siapa dia, pangeran Jisung?" Tanya sang Ratu.

"Dia seseorang yang Ibu kenal."

Sang Ratu tersenyum kecil, pria cantik itu menatap putra mahkota yang duduk disebelahnya dengan senyuman. "Siapapun itu Ibu akan merestui kalian."

ONESHOOT JAEHYUN! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang