🥤1. The Tragedy

408 72 11
                                    

"Ahhhh ck

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahhhh ck." gue berdecak. Demi apa gue bangun tidur dengan mimpi seperti itu. Ingatan dari peristiwa tahun lalu di semester awal perkuliahan yang sampai sekarang masih berhasil membuat gue dongkol dengan mudah.

Dia Jovan, gue ga kenal akrab. Tapi dia teman baik kakak gue, Bang Diyo sejak SMP. Sejak Jovan pindah kesebelah rumah gue beberapa tahun lalu. And Fyi aja, gue ga sengaja satu Kampus sama beliau di Jakarta sekarang.

Tapi yah itu yang gue benci, satu sisi buruk dari Jovan yang ga ada obatnya dari dulu adalah. Sok cool.

"Yang laki itu Jovan! Jadi Jovan yang harus tanggung jawab!"


Pendengaran gue terganggu. Mata yang sangat berat ini pun gue paksa untuk terbuka untuk melihat suara gaduh yang terasa kian jelas di sekitar.

"Lihat yang udah kamu lakuin ke anak gadis orang, Jov! Pokoknya mamah ga mau tahu! kamu harus tanggung jawab!"

Semuanya samar saat gue membuka mata. Bersamaan dengan denyutan di kepala yang semakin menjadi. Dan  kian menjadi lagi saat pundak gue di goyang-goyang seseorang sambil terus dipanggil-panggil.

"Ahhh.." Gue hoyong saat coba bangun sambil memegang kepala.

Gue pikir semuanya goncangan dan seruan nama gue itu cuma mimpi namun ternyata itu semua nyata, dan pelakunya adalah ibu gue sendiri.

"Ibu?"

Gue pun sontak kaget dan reflek hendak bangkit dari pembaringan, sebab ga biasa-biasanya ibu samai repot-repot ke kamar bangunin gue, namun malah langsung di cegah Ibu. "Nanti! kamu jangan duduk dulu!"

Gue heran, seingat gue ibu bukanlah tipe yang pemarah, terlebih ke gue. Namun kenapa barusan nada bicaranya ketus banget?

Gue salah apa?!

"Ibu, Imel mau bangun ih, kenapa di tahan?"

"Iya, bagus kamu akhirnya bangun juga! Ini emang bukan waktunya buat tidur! Lihat kekacauan yang udah kamu bikin. Ibu ga nyangka kamu ihhhh. Nakal pisan kamu! Kenapa kamu bisa seketerlaluan ini, Nak!" Ibu mukul-mukul pundak gue gemes tapi kenceng dan menyisakan rasa skit yang menjalar.

Makin bingung dong gue. Menyeleksi sekitar, ternyata  kamar ini telah di isi banyak orang.

Loh! Ada apa ini?!

"Bu... Ini ada apa kok rame-rame di kamar Imel? Pada ngapa—"

"Kamar siapa? Ini bukan kamar kamu. Ibu masih marah! Kamu diem dulu!"

Hah? Bukan kamar gue? Lah terus dimana?

Kalau dilihat-lihat Iya juga yah, ini kamar siapa?

Nah kok ada tante Maya segala nangis-nangis di pojokan? Gue liat di arah pintu ada Ayah juga yang lagi bicara serius sama tiga orang pria. Satu gue kanal sebagai abang gue, satu lagi Om Andre tetangga gue dan satu lagi... Siapa?

Our Blue Sky : JOVAN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang