🥤51. Kamu Aku, Aku Kamu

200 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Gue dan Jovan sampai bersamaan di lobi gedung apartemen Teh Raina, namun saat kami menanyakan perihal itu pada sekuriti disana, ia memberi tahu jika penghuni yang kami cari itu sudah di bawa kerumah sakit terdekat.

Gue dan Jovan saling berpandangan dan gue berujar mantap. "Gue nebeng sama lo bang yah. Gue ga tau dimana rumah sakitnya." Jovan mengangguk dengan tampang gusar dan segera menarik gue keluar menuju mobilnya, namun gue melerai genggaman itu dan gue meminta Angel yang masih siaga mengekori gue di belakang dengan ucapan tegas.

"Gue tau lo cuma jalanin tugas, tapi gue ga mempermasalahkan kalau lo mau stop ngawasin gue mulai detik ini. Gue ga akan marah dan ga akan menuntut lo atas apapun yang akan menimpa gue nanti, plus gue janji akan pastiin lo tetep dapat bayaran! Gue cuma ga mau ngerepotin lo, Angel! Dan ini masalah pribadi gue yang ga sembarangan gue ingin orang lain tahu termasuk orang yang ngebayar lo... Lo ngerti maksud gue kan? Please... Gue butuh space buat nyelesain permasalan keluarga gue ini. Tolong jangan lo laporin ke Cakra yah... Gue yang akan jelasin sendiri ke dia nanti. Gue mohon banget..." setelahnya gue langsung meninggalkan Angel didepan gedung apartemen dan gue lekas masuk kedalam mobil Jovan menuju Rumah sakit.

Mobil Jovan baru melaju saat pria itu memulai sebuah pertanyaan
"Barusan wanita itu siapa?" tanya Jovan singkat masih dengan pandangan fokus hanya ke arah jalanan.

"Bodyguard yang Cakra tugasin buat jaga aku, awalnya dia ngakunya sih Maid doang... Tapi di banding bikin teh, kulihat lebih jago nyetir mobil ugal-ugalan sih dia." Jawab gue asal seraya menyenderkan punggung di jok mobil, mencoba menormalkan degub nafas gue yang memburu.

"Terus barusan kamu bilang apa ke dia?"

Gue memandang Jovan sejenak, kok tumben banyak pertanyaan tuh mulutnya. Namun meski begitu tetap gue jawab juga. "Yah, aku minta dia stop ikutin aku, karena aku bakal ngurusin permasalah keluarga yang ga perlu Cakra tahu. Toh tanpa dia aku udah ngerasa aman kok pergi bareng kamu."

"Mel...."

"Hm?"

"Kamu sadar ga sih kalau dari tadi kamu ga pakai 'lo gue' ke aku kayak biasanya."

"Hah?! Emang iya?"

Gue dapat mendengar Jovan terkekeh "Gitu lagi tanggepannya tiap aku ingetin, ini bukan kali pertama tahu kamu ngelakuin hal seperti ini. Dan diakhir, kamu selalu berlagak ga sadar."

"Emang gue ga nyadar, ege!"

"Hah... Mode konsletnya udah keluar lagi."

"Yei, enak aja dikata konslet emang gue sambungan listrik apa? Udah mending lo fokus ngeliat jalan dimana tuh kira-kira rumah sakit terdekatnya berada."

"Nih kita udah nyampe."

"Hah? " gue baru menyadari jika ternyata kami sudah berada Area parkiran sebuah rumah sakit yang gue ga akrab dengan namanya meski dikata deket dari komplek apartemen kami.

"Beneran terdekat yah." komen gue bego.

Usai memarkir mobilnya dengan benar, Jovan langsung menelfon Bang Diyo dan tepat Waktunya sebab panggil itu langsung dijawab Diyo.

Darisanalah kami mendapat nama bangsal perawatan Raina dan tak buang waktu kami lekas menuju kesana.




Author Pov

Usai menunggu lebih dari dua puluh menit di kursi tunggu akhirnya tubuh Raina di pindah dari UGD menuju kamar perawatan pribadi yang sudah diurus Jovan. Raina masih belum sadarkan diri, wajahnya begitu pucat dengan tubuh yang juga tampak lebih kurus dari kali terakhir Imel menjumpainya. Entah apa yang sudah menimpa kakak iparnya itu namun pasti ia sudah amat kepayahan selama ini.

Jovan telah menghubungi Manajer Teh Raina dan mengabarinya perihal kondisi Teh Raina Serta tak lupa, Jovan juga mencecar Shilvi dengan emosi, mengapa Sebagai Manager Shilvi tak lebih aware dan menjaga Raina, sebab bukankah alasan Shilvi dibayar untuk itu?

Dan tak lama dokter yang menangani Raina sebelumnya datang ke kamar perawatan dan menginfokan perihal sakit yang tengah mendera Raina, seperti yang Jovan duga, kakaknya itu mengidap malnutrisi Akut yang tampaknya disebakan oleh kebiasaanya berdiet ekstrim untuk menjaga penampilanya agar selalu tampak sempurna sebagai aktris Cantik.

"Namun sepertinya... Malnutrisi nya kali ini bukan hanya di sebabkan diet yang ekstrim saja, Melainkan juga dipengaruhi Faktor Stres. Jujur saja... Saya cukup mengenal kakak kamu itu ia seorang bintang sinetron, bukan? Dan dia berstatus belum menikah, Benar? "


"Iya dok, memang apa hubungannya dengan stresnya ini?" tanya gue polos.

"Awalnya saya hanya menduga, namun hasil pemeriksaan kami jelas menujukan jika didalam tubuh Pasien terdapat Janin yang masih berdetak... Dipastikan kakak kamu saat ini tengah mengandung."

"Hah? Gimana dok?!" gue, Jovan dan Bang Diyo saling berpandangan satu sama lain membagi keterkejutan yang sama.

























To Be Continue...
29 Januari 2024

 29 Januari 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Blue Sky : JOVAN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang