TI 8

2.3K 212 0
                                    

Miris.

Ya, satu kata untuk diriku.

Awalnya aku hanya sedang memikirkan mengenai kehidupanku yg terasa semakin rumit.

Perkataan Marry kemarin, serta suara yg tiba-tiba teringat olehku membuatku semakin berpikir. Ternyata hidupku tidak sesederhana yg kukira.

Sejujurnya, aku tidak membawa seluruh memori dari masa laluku. Aku hanya mengingat akan sahabat-sahabatku, keluargaku, serta masa kecilku.

Aku merasa ada bagian penting dari kehidupan lamaku yg tidak aku ingat. Misalnya akhir hidupku sebelum berpindah tubuh mungkin?

Sungguh, aku tak ingat. Tiba-tiba saja saat terbangun aku telah berpindah tubuh. Saat aku berusaha keras mengingat hal apa yang terjadi sebelumnya, aku malah tidak mendapat apa-apa.

Sebenarnya kenapa? Begitu banyak tanda tanya dalam benakku.

Dan sialnya, saat aku tersadar dari pikiranku, aku telah berada di dekat ruangan yg harus ku jauhi. Ya, aku sedang berpikir sembari berjalan-jalan di koridor sekolah.

Jika keadaan biasa, aku akan langsung pergi menjauh dari sana. Namun, didepan sana aku melihat gadis bodoh yg penasaran dengan ruangan itu. Aku merasa tidak bisa meninggalkannya.

Ck, dasar gadis bodoh. Ku rasa untuk saat ini aku hanya akan memperhatikan sejauh mana dia bertindak.

"Hei kau!" Oh tidak, aku tidak bisa menahan suaraku akibat melihat tangan gadis itu yg ingin menyentuh pintu.

Gadis itu menoleh ke arahku. Melihat dari raut wajahnya, ku rasa ia terkejut akan kehadiranku.

"Sedang apa kau disana?" aku bertanya dengan nada dingin. Tentu saja! Aku sedang dalam kerumitan, dan dia ingin menambah masalahku dengan membuka pintu itu? Yg benar saja!

"Ah, itu... aku hanya penasaran dengan ruangan yg tertutup ini" ia menjawab setelah berhasil mengendalikan ekspresinya.

Aku mengangkat sebelah alisku kemudian membaca name tag miliknya di dalam hati.

'Olivia Corals'

Sebentar, nama itu terlihat tidak asing. Olivia.. Olivia.. Oliv-- Livi?! Apa dia Livi yg itu?! Apa dia Livi si pemeran utama wanita?

Oh benar-benar, ternyata gadis bodoh ini adalah pemeran utama? Apa dia sedang menjalankan perannya sesuai cerita? Yaitu dengan mencari masalah dengan ruangan ini?

Ayolah kawan. Kau yang berurusan dengan ruangan itu, tapi aku yang akan terkena imbasnya nanti.

"Livi" panggilku

"Ah, i-iya?"

Aku heran kenapa dia jadi gugup begitu saat aku berbicara. Apa aku terlihat menakutkan?

"Ruangan itu ditutup bahkan dikunci. Itu artinya orang yang menutup pintu ini tidak membolehkan orang lain masuk. Jadi kau akan di anggap lancang jika berbuat seenaknya" aku berusaha memberikannya pengertian dan kuharap ia bisa mengerti.

"Tapi--"

"Ingatlah ini baik-baik Livi. Rasa penasaranmu bisa saja mencelakaimu" ucapku memotong ucapannya.

Setelah berkata demikian, aku pergi begitu saja. Aku sungguh berharap dia tidak akan nekat, karena sesuatu yg buruk bisa terjadi kapan saja.

Aku tegaskan sekali lagi, ini novel bergenre horor. Dan itu menyeramkan mengingat aku yang terjebak di novel ini. Aku hanya bisa menghela napas lelah.

Bisakah hari-hariku kembali normal seperti sedia kala? Oh, tentu saja semua ini normal. Normal bagi Vanderra tapi tidak denganku. Aku merasakan tekanan batin.

Mau kuberi tahukan sesuatu yang menarik? Sstt- dengarkan, aku yg awalnya tidak ingin ikut campur dengan apapun yg terlibat dengan kisah dari novel ini merasa harus terlibat. Karena, kurasa masalah ini tidak akan selesai jika aku terus menghindar. Hanya saja, aku merasa dilema. Aku merasa jika tidak ada persiapan yg matang, aku hanya akan terjebak jika bertindak ceroboh. Maka dari itu, kali ini aku sedang menunggu waktu yg tepat.

Hal di atas tidak menarik? Skip sajalah!

Kalian nggak bisa dengar? Makanya baca :)
Kalau bacanya dalem hati, maka kalian dengernya pakai hati juga.
Kalau kalian bacanya dengan suara, maka dengerin suara kalian sendiri.

Jadi kata-kata 'dengarkan' tadi nggak ada yg salah kan? (~^o^)~

.

.

.

.

.

TBC>>

Transmigrasi Indigo || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang