Pagi! Bagaimana pagi kalian?! Apakah cerah?
Sayangnya pagiku suram :)
Langit tampak mendung, dan betapa suramnya pagi ini disaat aku terbangun ada 'mereka' yang menyapa pagiku^^
Tok.. tok.. tok..
"Derra! Apa kau sudah bangun?!"
"Ya! Aku sudah bangun!"
"Kalau begitu segeralah bersiap. Aku tunggu kau di meja makan"
"Baiklah!"
Apa kalian penasaran dengan siapa yang mengetuk pintu kamarku tadi? Dia adalah sosok yang sama dengan yang semalam menemaniku di kamar.
Dia bukan orang tuaku ataupun saudaraku. Mungkin dia adalah temanku?
Fakta menariknya adalah, aku tinggal sendirian di rumah minimalis ini :)
Yang tadi itu adalah Marry, salah satu teman tak kasat mata yang Vanderra miliki. Marry kadang memang bersikap seperti manusia, mungkin karena dia sudah terbiasa. Namun tak jarang, Marry langsung menembus tembok dibanding mengetuk pintu.
"Selamat pagi Derra" sapa Marry dengan ramah
"Ya, pagi"
Sial! Aku tidak berani menatap ke arahnya, dia begitu pucat!
"Derra, apa kau tidak apa-apa? Sikapmu tidak seperti biasanya. Itu membuatku khawatir" ujar Marry mengkhawatirkanku
Oh Marry, akupun mengkhawatirkan diriku sendiri, tidak hanya kau saja.
"Aku baik-baik saja. Hanya saja aku bermimpi buruk. Dan hal itu membuat aku merasa tak enak badan"
Ya! Hal yang terjadi padaku sekarang merupakan mimpi buruk bagiku. Aku bahkan kehilangan selera makan hanya karena di kelilingi oleh para arwah seperti ini.
"Kau sakit? Sebaiknya hari ini kau tidak usah sekolah dulu" ujar Marry masih dengan nada khawatir
Aku menggeleng pelan pertanda tidak setuju dengan usulannya. Ayolah Marry, mungkin aku benar-benar akan sakit bila terus berada di rumah. Ku rasa aku membutuhkan udara segar di luar rumah.
"Tidak apa. Aku tetap ingin ke sekolah. Kau tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja" ujarku untuk menyakinkan Marry. Dan ketahuilah, penuh perjuangan bagiku untuk melihat tepat ke arah matanya.
"Baiklah. Tapi berjanjilah kau akan langsung pulang apabila kau merasa semakin tak enak badan"
"Aku janji"
Aku pun segera menghabiskan sarapanku kemudian pamit kepada Marry sebelum berangkat ke sekolah.
Tersesat? Tenang saja, aku menaiki bis sekolah. Jadi pasti aku akan sampai di tempat tujuan dengan selamat. Dan tentu saja aku berencana untuk menghafal jalan.
[XII MIPA 6]
Aku menatap ke arah dimana plang nama kelas tergantung. Disinilah kelas Vanderra yang berarti kelasku sekarang.
Patut kusyukuri karena di dalam kelas ini, tak banyak makhluk halus yang tampak. Mungkin karena mulai banyak orang yang berada di kelas.
Aku pun segera berjalan ke arah meja yang terdapat namaku disana. Keberuntungan bagiku karena aku tidak perlu susah-susah untuk mencari meja yang aku sendiri tidak ingat.
Bel masuk berbunyi. Kelas yang tadinya hanya terisi setengah kini terisi penuh. Dan aku pun tak melihat adanya makhluk halus di kelas ini.
Sepertinya aku bisa hidup tenang untuk sementara ini. Aku yang dulunya lebih memilih menyendiri, tak ku sangka sekarang malah menyukai keramaian.
Aku merasa kembali hidup normal selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ketenangan yang patut ku syukuri. Namun ketenangan itu harus berakhir saat bel istirahat berbunyi.
Perlahan kelas menjadi kosong dan 'mereka' mulai menampakkan diri. Ku rasa aku juga harus keluar dari kelas ini. Aku tidak mau mati berdiri karena tegang di dalam kelas.
Tujuanku sekarang adalah kantin. Alasannya sederhana, karena kantin-lah tempat yang paling ramai saat jam istirahat berlangsung.
Alasan lain? Karena diriku merasa lapar lah. Apalagi selain itu?
Nafsu makanku benar-benar kembali saat ini.
.
.
.
.
.
TBC>>

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Indigo || END
Misteri / ThrillerSeorang gadis biasa tiba-tiba terbangun di tubuh orang lain membuat dirinya bingung. Hingga ia menyadari ternyata dirinya malah memasuki sebuah novel yang pernah ia baca. Ya, dia bertransmigrasi. Namun bukan itu masalahnya. Masalahnya ialah, novel y...