6 bulan kemudian...
Tak terasa sudah 6 bulan aku disini. Waktu berlalu begitu cepat ya? Yah begitulah dunia fiksi. Tiba-tiba saja langsung time skip jika tidak ada hal yang menarik.
Selama 6 bulan ini, aku tidak hanya berdiam diri hingga menunggu waktu terlewati.
Selama 6 bulan ini aku sedang berjuang. Aku berjuang untuk ber-adaptasi dengan kehidupaku yg sekarang. Dan hasilnya? Hasilnya-- benar kata orang-orang. Usaha tidak mengkhianati hasil. Karena usahaku hanya setengah-setengah, hasilnya pun begitu :)
Aku sudah mulai terbiasa dengan kehadiran 'mereka'. Tidak ada raut ketakutan lagi saat aku tiba-tiba bertemu 'mereka'. Ya, hanya raut wajahku yg terlihat santai, tapi tidak dengan perasaanku serta jantungku yg berdetak tidak normal saat bertemu 'mereka'.
Tolong jangan menghujatku. Aku benar-benar berusaha walau tidak sepenuhnya. Kupikir ini akan menjadi hal mudah. Tapi bagiku 6 bulan saja belum cukup.
Kalian pikir 6 bulan adalah waktu yg lama untuk aku beradaptasi? Awalnya juga kupikir begitu. Tapi setelah kupikir-pikir lagi, 6 bulan adalah waktu yg singkat jika dibandingkan dengan teman-temanku di dunia sebelumnya.
Bayangkan saja, dari mereka masih kecil hingga mencapai belasan tahun usia remaja, mereka masih saja ketakutan dengan hal yg tidak pernah sekalipun mereka lihat.
Apalagi aku yg baru akan ber-adaptasi selama 6 bulan ini dan aku bisa melihat 'hal' yg tidak bisa teman-temanku lihat ಥ_ಥ
Bukankah 6 bulan benar-benar waktu yg sangat singkat? Kuharap kalian mengerti.
Ah, tanpa sadar aku melakukan hal yg tidak aku sukai. Yaitu, berpikir (>﹏<)
Ya, aku memang tidak suka berpikir. Saat aku berpikir, kepalaku akan terasa panas. Mungkin karena kapasitas otakku yg tidak mampu? Makanya jangan heran jika aku begini.
"Derra" panggil seseorang dari arah sampingku
"Ah, ya?"
"Coba lihat ini. Bukankah menarik? Kau mau?" ucapnya dengan memperlihatkan sesuatu di dalam ponselnya. Itu adalah sebuah boneka, boneka s̶a̶n̶t̶e̶d̶ unik. Memang orang disampingku ini cukup a̶n̶e̶h̶ unik.
Aku hanya melihat sekilas merasa tidak berminat. Yah, aku tidak membutuhkan boneka seperti itu, tidak ada gunanya.
"Tidak. Kau saja jika kau ingin"
"Aku memang ingin. Tapi tidak ada gunanya membelinya jika tidak difungsikan dengan baik. Jadi tidak usah" ucapnya
"Hm"
Perkenalkan orang disampingku alias teman sebangkuku. Dia, Ruby Praline. Dalam novel 'JANGAN MASUK' dia merupakan tokoh yg cukup berpengaruh.
Dengan segala sifat a̶n̶e̶h̶ unik-nya dalam kisah asli, dia juga cukup tertarik dengan ruangan yg selalu dikunci itu. Makanya dia juga merupakan tokoh yg cukup terlibat.
Awalnya kita berdua hanya seperti dua orang asing yg duduk bersampingan. Tapi semenjak aku yg tak sengaja menemukan kalung dengan bandul batu giok miliknya yg hilang. Ia jadi terus mengikutiku sehingga aku merasa ketempelan :)
Dan akhirnya, ia terus menempel denganku hingga kini. Mungkin sekarang kita menjadi teman dekat.
Aku kadang berpikir, apakah aku menggunakan pelet atau memberikan guna-guna kepada Ruby? Tapi kurasa tidak. Bahkan aku tidak pernah berniat menggunakan barang seperti itu atau sejenisnya. Tapi jika niat memberikan sianida kepadanya, mungkin ada-- sedikit :^)
"Derra! Derra! Kalau yang ini? Bukankah ini terlihat lucu?"
Ruby sekali lagi memperlihatkan sesuatu diponselnya padaku. Masih boneka-bonekaan. Tapi kali ini boneka jailangkung.
Astaga Ruby, apa sebenarnya definisi lucu menurutmu? Aku jadi meragukan selera miliknya. Yah, tak perlu heran karena Ruby memang manusia a̶n̶e̶h̶ unik. Sungguh disayangkan, padahal Ruby merupakan gadis yg cukup cantik.
"Aku sungguh tidak tertarik dengan mainan semacam itu. Tidak ada gunanya untukku" jawabku cuek
"Ah, kau ini tidak asik"
"Ya"
"Kau menyebalkan"
"Memang"
"Huft!"
Ku lihat Ruby menghela nafas kasar kemudian langsung menyimpan ponsel miliknya. Kurasa dia kehilangan mood untuk sekedar melihat-lihat barang yg menurutnya menarik di online shop.
.
.
.
.
.
TBC>>

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Indigo || END
Mistério / SuspenseSeorang gadis biasa tiba-tiba terbangun di tubuh orang lain membuat dirinya bingung. Hingga ia menyadari ternyata dirinya malah memasuki sebuah novel yang pernah ia baca. Ya, dia bertransmigrasi. Namun bukan itu masalahnya. Masalahnya ialah, novel y...