Sekolahku berjalan seperti semestinya dan ini saatnya pulang sekolah.
Mengenai tugas kelompok kami? Kami sepakat mengerjakannya pada hari kamis. Alasannya? Tanyakan saja itu pada Ruby. Karena, anak itu yg mengusul-- bukan, tapi dia yg memaksa kami untuk mengerjakan tugas ini pada hari kamis.
Jadi kami iyakan saja pemaksaannya itu. Aku ingin heran tapi tidak bisa karena memang begitulah Ruby :)
Oh ya, sekedar info. Hari ini adalah hari rabu, dan saat kami berdiskusi tentang tema, itu adalah kemarin.
Mengenai tema? Walau kami sudah mendapat bahan untuk dijadikan cerita, tapi temanya sampai sekarang belum ada.
"Eum, Ruby. Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanyaku hati-hati saat Ruby sedang membereskan alat tulisnya.
"Ada apa?"
"Apa yg kau tahu tentang kalung yg kau miliki?"
"Maksudmu ini?" aku hanya mengangguk saat dia memperlihatkan kalung yg dipakainya padaku. Kalung yg sama dengan kalung yg kutemukan saat itu tapi berbeda warna.
"Yg kutahu mereka adalah jalan pulang ketika bersama" jawab Ruby dengan senyum khasnya yg biasa dia berikan padaku.
Bersama? Jadi apakah benar kalung yg kutemukan adalah pasangan dari kalung milik Ruby?
"Derra? Apa yg kau pikirkan? Apa ada lagi yg ingin kau tanyakan?" tanya Ruby yg kini sudah menggendong tasnya bersiap untuk pulang.
"Ah, tidak ada. Terimakasih sudah menjawab pertanyaanku"
"Itu bukan masalah. Sampai jumpa besok" ucap Ruby kemudian keluar dari kelas.
Aku sendiri hanya melambaikan tanganku hingga tubuh Ruby menghilang dibalik dinding.
Aku juga beranjak untuk pulang. Seperti biasa, aku menaiki bus sekolah hingga sampai di rumah.
"Aku pulang"
"Selamat datang Derra" sahut Marry begitu aku membuka pintu
"Apakah ada penghuni baru? Atau hanya perasaanku saja kalau rumah ini bertambah ramai?" aku bertanya begitu karena merasakan aura dari 'mereka' yg terasa semakin banyak
"Bukan penghuni baru. Tapi 'mereka' di sini hanya untuk menumpang lewat" jawab Marry
"Apa maksudmu nak Marry? Kami disini bertamu bukan hanya untuk numpang lewat. Ck, dasar kau tidak sopan kepada orang tua" ucap sesosok arwah wanita tua yg tiba-tiba muncul cukup untuk membuat diriku kaget.
"Maafkan aku bibi. Silahkan melihat-lihat lagi" ucap Marry
"Ya. Oh, apakah ini gadis yg pernah kau ceritakan itu. Dia sangat manis, tapi sayang wajahnya terlihat banyak tekanan" ucap arwah yg dipanggil bibi oleh Marry. Kita sebut saja bibi-nya Marry :)
"Bibi, dia bisa mendengarmu" ucap Marry dengan menggelengkan kepalanya pelan.
"Astaga! Maafkan aku. Jadi kau bisa melihat 'kami'? Ya, maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menyinggungmu" ucap bibi-nya Marry
"Tidak masalah. Aku juga tidak merasa tersinggung" jawabku dengan senyuman tipis. Ingin tersinggung tapi kenyataannya memang begitu. Apakah terlihat jelas diwajahku bahwa aku ini banyak tekanan?
"Anak baik. Segeralah bersihkan dirimu dan berkumpul dengan 'kami' setelah itu" ucap bibi-nya Marry
"Bibi, Derra harus istirahat" ucap Marry. Yah, dia pengertian sekali. Karena Marry lah yg paling tahu kegiatan harianku. Biasanya aku akan tidur siang setelah pulang sekolah.
"Begitu ya? Maaf jika aku mengganggu waktu istirahatmu"
"Tidak apa. Aku akan kembali kesini setelah selesai berganti pakaian" ucapku karena merasa tidak enak dengan tamunya Marry
"Baiklah, 'kami' akan menunggumu dengan senang hati" ucap bibi-nya Marry dengan senyum mengerikan.
Aku tau senyum itu tulus karena sudah terbiasa, tapi kenapa senyum 'mereka' selalu seperti itu? Bukan hanya saat tersenyum, tapi jika menampilkan ekspresi lainnya pun 'mereka' akan terlihat aneh atau menyeramkan.
Berbulan-bulan aku disini, aku tidak lagi memprotes raut datar 'mereka' karena memang raut tanpa ekspresi 'mereka' itu lebih baik.
"Kalau begitu, aku permisi keatas dulu" pamitku dengan sopan kemudian segera melangkah ke arah kamar.
.
.
.
.
.
TBC>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Indigo || END
Mystery / ThrillerSeorang gadis biasa tiba-tiba terbangun di tubuh orang lain membuat dirinya bingung. Hingga ia menyadari ternyata dirinya malah memasuki sebuah novel yang pernah ia baca. Ya, dia bertransmigrasi. Namun bukan itu masalahnya. Masalahnya ialah, novel y...