Lafera Rocksie itu nama asliku sebelum aku menjadi Vanderra Onyx.
Aku mendapatkan kembali semua ingatanku saat aku memasuki ruangan itu. Tepatnya saat aku manatap bayanganku sendiri di depan cermin sebelum aku ikut kehilangan kesadaran.
Aku melihat penampilanku yg kacau di sana. Selanjutnya aku melihat wujud diriku-- bukan, bukan sebagai Vanderra. Tapi itu diriku sebagai Fera. Ya, aku melihat Fera disana yg merupakan diriku di dunia nyata.
Aku terdiam menatap kosong ke depan. Disana aku melihat sesuatu yg sama sekali tak pernah terbayangkan olehku.
Haha... mungkin pikiranku untuk mengubah genre novel ini tidak akan pernah berhasil.
Aku hanya bisa tertawa miris meratapi nasibku.Disana jelas sudah alasan mengapa aku berada disini. Ternyata semua ini tentangku. Aku sekarang menjadi bingung dengan diriku sendiri.
Novel si*lan!
Sesuatu yang kulihat adalah mayat seorang Fera, tubuh asliku. Terjawab sudah semuanya. Ternyata Fera telah tiada.
Ya, AKU TELAH TIADA!
Secara gamblang aku hanyalah arwah penasaran yg tersesat pada tubuh pemeran figuran bernama Vanderra. Arwah yg penasaran akan cara kematiannya sendiri di dunia nyata.
Dan detik ini, semua itu terjawab.
Tenggelam lalu isekai? Tidak, itu menyakitkan.
Tertabrak Tayo lalu isekai? Tidak, itu cerita lama.
Terjebak dalam kebakaran? Kecelakaan pesawat? Kecelakaan lalu lintas? Mati terbunuh? Korban pembunuhan berantai? Terpeleset di kamar mandi dan meninggoy?
Tidak untuk semuanya. Dari sekian banyaknya cara untuk membuatku tiada. Kenapa aku malah tiada karena tersedak bakso beserta kuahnya yg super pedas?
Itu sangat menyakitkan bagiku untuk kembali merasakannya. Dimana rasa terbakar dari dalam membuatku sangat tersiksa dan kesulitan untuk bernapas.
Aku meninggal secara tragis. Menurutku itu sangat tragis.
Aku tak bisa apa-apa dan hanya bisa menerima kenyataan yg menampar telak tepat pada ulu hatiku. Sangat sakit :)
Kurasa semua ini telah selesai. Bahkan saat aku terbangun di pagi hari, kejadian pada malam itu seakan-akan hanyalah mimpi.
Semua kembali seperti semula. Setidaknya walau aku tidak bisa kembali, aku mendapatkan sahabat-sahabat baru disini.
Bahkan keluarga mungkin? Jangan lupa dengan Marry.
Saat kami berkumpul bersama, Ruby memberi tahu kami tentang kalung miliknya yg hancur saat kami memasuki ruangan itu.
Kalung itu bisa di jadikan bukti bahwa kejadian tadi malam yg seakan-akan hanyalah mimpi memang benar-benar terjadi kan?
Aku tahu betul kalung itu. Kalung yg bisa menjadi jalan pulang saat mereka bersama.
Lagi-lagi aku hanya bisa menerima kenyataan pahit. Walaupun kalung milik Ruby tidak hancur dan aku menyatukan kalung miliknya dengan kalung milikku, aku tetap tidak akan bisa kembali.
Di dunia asalku, aku mempunyai tiga orang sahabat yg aneh. Kami ber-empat selalu bersama saat di sekolah. Sebenarnya mereka tidak aneh tapi tingkah mereka sungguh ajaib.
Namun, seajaib-ajaibnya mereka. Para sahabatku disini yg lebih ajaib. Percayalah, itu adalah pujian :)
Berbicara soal sahabat, aku penasaran apakah Livi, Ruby, Gideon dan Raph mengalami hal yg serupa denganku?
Maksudku adalah kenyataan mengerikan yg kuterima saat di ruangan waktu itu, apakah mereka juga menerimanya?
Kejadian saat itu memang tak terduga dan cukup mengerikan. Di banding dengan membuat tugas, aku merasa saat itu kami lebih seperti tengah melakukan uji nyali.
Tapi ada hal baik yg ku terima setelah kejadian saat itu. Hal baik itu adalah hubungan kami berlima yg menjadi semakin dekat.
Aku seperti melihat pelangi sehabis hujan badai.
Dan satu hal yg pasti. Ku rasa Ruby tetap akan mencari hal mistis lainnya walau ia sudah pernah mengalami hal mengerikan ini.
Oh ya!
Apakah sekarang disini ada kamera? Aku ingin melambaikan tangan ke arah kamera.
Kali ini bukan untuk menyerah, aku hanya ingin menyapa dan mengucapkan terimakasih.
Terimakasih untuk semuanya.
.
.
.
.
.
THX :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Indigo || END
Misteri / ThrillerSeorang gadis biasa tiba-tiba terbangun di tubuh orang lain membuat dirinya bingung. Hingga ia menyadari ternyata dirinya malah memasuki sebuah novel yang pernah ia baca. Ya, dia bertransmigrasi. Namun bukan itu masalahnya. Masalahnya ialah, novel y...