𝓟𝓮𝓸𝓷𝔂 𝐼𝑉

123 16 0
                                    

𝙾𝚗𝚌𝚎 𝚄𝚙𝚘𝚗 𝚊 𝚃𝚒𝚖𝚎...
𝚂𝚑𝚎 𝙱𝚎𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚘 𝚆𝚊𝚗𝚝 𝚝𝚘 𝙺𝚗𝚘𝚠 𝚃𝚑𝚎 𝚄𝚗𝚍𝚎𝚛𝚠𝚘𝚛𝚕𝚍



Keesokan harinya... Seperti yang direncanakan Hecate sebelumnya, Hades datang pagi-pagi ke kamar Persephone untuk menanyakan apakah ia mau disini untuk sementara atau tidak.

'Tok tok tok'
"Nona Persephone, apa kamu sudah bangun?"
Hades menunggu jawaban dari dalam kamar, namun hasilnya nihil. Tidak ada tanda-tanda jawaban dari sang pemilik kamar.
"Persephone?"
Tetap sama, tidak ada jawaban dari dalam.

Karena khawatir, akhirnya Hades membuka pintu kamar Persephone dan mengintipnya sedikit.
Dan ternyata...
"Na nana naananaa~"
Persephone sedang bersenandung ria sambil duduk didekat jendela dengan vas berisi bunga Peony dihadapannya.

Tangannya mengalun perlahan, seirama dengan nada yang ia nyanyikan. Cahaya keemasan keluar dari tangannya, dan bunga Peony yang tadinya hanya berupa tangkai yang akan segera layu, kini menjadi berakar, bunganya pun kembali segar dan bahkan bertambah banyak.

Hades merasa terpana melihatnya, inilah kekuatan dari Dewi Musim Semi yang ia cintai.
'Cantik sekali.'
Namun belum puas ia menikmati lagu serta kecantikan dari sang Dewi Musim Semi, pintu yang ia pegang malah berderit dan menimbulkan suara yang cukup mengganggu.

Seketika Persephone membalikkan badannya karena mendengar sesuatu yang tak nyaman di telinganya.
"S-Siapa?!" Seru Persephone.
Ia pun berjalan dengan tangan sedikit meraba-raba sekitarnya. Hades tau, kalau saat ini Helheim terlalu gelap untuk dilihat oleh sang Dewi Muda.

"Ini aku."
Suara bariton yang berwibawa itu, Persephone langsung menyadari kalau itu adalah Hades.
"Tuan Hades!"
Persephone pun berlari menghampiri Hades dengan semangat.
Tapi karena ia tidak bisa lihat sekitarnya, tiba-tiba...
'Duugh'
Kepala Persephone menghantam dada Hades dengan cukup keras.
Keduanya langsung terduduk kesakitan.
Hades memegangi dada nya yang terasa nyeri setelah terhantam kepala Persephone yang cukup keras.
Begitu juga dengan Persephone yang mengelus-elus kepalanya yang terasa sedikit pusing setelah tidak sengaja menghantam benda misterius yang ada didepannya.

"Aduh... Aku menabrak apa sih tadi..."
Gumam Persephone sambil mengelus-elus kepalanya yang masih terasa sakit.
"Dadaku."
Seketika Persephone terkejut dengan apa yang Hades katakan, tangannya pun mencoba sedikit meraba seseorang yang ada di depannya itu.
'Plak'
"Eh?"
Tangannya pun mendarat di wajah tampan sang Penguasa Dunia Bawah.

"Jadi kamu benar-benar tidak bisa melihat apa-apa ya..."
Cahaya kebiruan muncul dari tangan kanan Hades. Cahaya yang kecil dan redup, namun ajaibnya mampu menerangi seisi ruangan.
Kini Persephone bisa melihat dengan jelas, dan tangannya berada di wajah Hades. Betapa lancangnya ia pada sang Penguasa Dunia Bawah...

Tapi bukannya marah, Hades justru tersenyum sambil meletakkan telapak tangannya di atas punggung tangan Persephone yang seakan sedang membelai wajahnya.
"Tanganmu hangat sekali."
Persephone sedikit terkejut.
Namun ada suatu hal yang baru saja ia sadari saat ini.
Ia sudah melakukan beberapa kontak fisik dengan Hades kemarin, tapi ia baru sadar kalau tubuh Hades berada di suhu yang tidak normal.
Tubuhnya sangat dingin seperti orang yang sudah mati.

"T-Tuan Hades..."
"Hmm?"
Wajah Persephone bersemu merah saat ini karena ulah Hades yang manis.
"K-kenapa tubuh Tuan Hades sangat dingin?"
Seketika Hades memutar bola matanya, seakan ia tidak mau menjawab pertanyaan tersebut.
"Tebaklah kenapa."
Hades justru berbalik tanya kepada Persephone.
"H-hah? Emm... Biasanya jika tubuh manusia sudah dingin, berati ia sudah mati kan? E-Eh?! A-aku tidak bermaksud seperti itu!"
"Hm... Begitu ya..."
Hades melepaskan tangannya dari punggung tangan Persephone, dan sang pemilik tangan itu pun menarik tangannya kembali.

AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang