𝓟𝓮𝓸𝓷𝔂 𝑉𝐼

97 12 2
                                    

𝙾𝚗𝚌𝚎 𝚄𝚙𝚘𝚗 𝚊 𝚃𝚒𝚖𝚎...
𝚆𝚑𝚎𝚗 𝚝𝚑𝚎𝚢 𝚠𝚒𝚕𝚕 𝚂𝚎𝚙𝚊𝚛𝚊𝚝𝚎


[Flashback on]

Persephone memulai perjalanannya, ini pengalaman pertamanya bekerja disana.
Ia akan bertanggung jawab penuh dalam memimpin jalan para roh yang telah selesai dihakimi.
Tentu saja ini adalah sebuah tanggung jawab yang sangat besar untuknya.

Mungkin terlihat mudah, tapi jalan setelah Padang Penghakiman itu sangatlah berliku.
Sekali pun sudah ada papan jalannya, tapi jika tidak teliti saat membacanya kemungkinan tersesat sangatlah tinggi.

Tapi bahkan sebelum jalan yang berliku itu, Persephone sudah mendapat sesuatu yang menjadi sumber ketakutannya. Ya, suara teriakan manusia.
Mungkin sedikit naif, tapi menurutnya semua manusia yang ia jumpai selama ini adalah orang yang baik.
Ia berpikir, bagaimana jika manusia-manusia 'baik' yang selama ini ia jumpai mendapat siksaan yang sangat kejam di sini? Apakah ia tega melihatnya seperti itu?

Baru saja ia memulai perjalanannya, ia sudah dihadapkan dengan sungai Phlegethon (Sungai api/sungai kebohongan) yang membentang panjang berisi manusia-manusia yang menjerit selagi tubuhnya dilahap api. Tentu saja itu hanya roh, tapi struktur tubuh mereka masih lengkap sama seperti manusia pada umumnya.

Tubuh mereka perlahan-lahan terbakar lalu meleleh memperlihatkan organ dalamnya yang mengapung bebas di sungai Phlegethon. Setelah tubuh mereka hancur, tubuh mereka akan kembali seperti semula dan mendapat siksaan itu lagi dan lagi.

Darah, nanah dan air mata menyatu disana, memberikan sebuah pandangan mengerikan yang berbekas di dalam ingatannya. Ia membeku selama beberapa saat di depan sungai Phlegethon. Para roh yang ia pimpin benar-benar kebingungan, mereka menunggu perintah dari pemandu mereka.

"N-nona? Ada apa?" tanya salah satu roh pria paru baya.
Persephone terbangun dari lamunannya, ia berusaha menghilangkan pikiran negatif nya saat ini.
Dua orang iblis hitam penjaga sungai Phlegethon terlihat kebingungan melihat sosok sang Dewi Musim Semi yang asing di mata mereka.
"Mohon maaf sebelumnya, anda siapa?" tanya salah satu iblis penjaga.
"A-ah! Aku Persephone, bawahan baru Yang Mulia Hades." Ucap Persephone sambil membungkuk.
Kedua iblis itu ikut membungkuk, nampaknya mereka tau identitas Persephone yang sebenarnya.

Menyadari para roh yang sudah menunggu cukup lama, Persephone segera memberikan perintah pertamanya.
"Bagi para roh yang mendapat hukuman di Sungai Phalegethon. Segeralah ikut bersama kedua penjaga ini!"
Para roh berbondong-bondong mengantri, kesadaran mereka saat ini sangatlah minim karena itu mereka akan menuruti semua perintah yang diberikan.

Tapi ada juga yang masih memiliki cukup kesadaran untuk berpikir dan berbicara, dan itu adalah sebuah hal yang paling menjengkelkan untuk Hades.
"Wahai Nona Persephone sang Dewi Kesuburan yang agung! Saya mohon... tolong izinkan saya untuk kembali lagi ke dunia fana! Atau setidaknya berikanlah kesuburan untuk kebun say-"
"Penjaga!"
Suara Persephone memotong permohonan sang roh.

Salah satu penjaga datang dan menarik paksa roh tersebut, dan mendorongnya paksa untuk masuk ke dalam sungai Phlegethon.
Roh pria itu berteriak sangat keras. Sementara itu Persephone hanya bisa memalingkan wajahnya sambil menggigit bibir bawahnya, ia meringis, ia tak kuat.

Tentu saja bukan hanya satu, semua roh akan dikembalikan kesadarannya setelah mereka masuk ke sungai pengguguran dosa.
Semua itu untuk memberikan hukuman penyesalan untuk mereka yang melakukan berbagai dosa disepanjang hidupnya.

AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang