𝓟𝓮𝓸𝓷𝔂 𝑋𝐼𝑋

72 11 0
                                    

𝙾𝚗𝚌𝚎 𝚄𝚙𝚘𝚗 𝚊 𝚃𝚒𝚖𝚎,
𝙴𝚗𝚍 𝚘𝚏 𝚊𝚕𝚕 𝙿𝚛𝚘𝚋𝚕𝚎𝚖𝚜

Hera mencaritakan semua hal yang ia tau tentang kejadian buruk yang menimpa kakaknya di hari itu.
"Sebenarnya awalnya aku hanya ingin menanyakan dimana kak Hades berada, tapi tidak sengaja mendengar pembicaraan kak Hestia dan Poseidon saat itu."
"Kak Hestia yang khawatir bahkan mengirim burung pengintai untuk memastikan apakah kakak aman bersama Nyx atau tidak."
"Sungguh aku minta maaf..."

Semua insan yang ada disana hanya bisa tenganga mendengar cerita Hera.
Pasalnya diantara mereka, hanya Hera dan Hades saja yang tau mengenai kejadian itu.
Bahkan Zeus saja tidak tau.

"Tidak perlu minta maaf. Kalau aku berada diposisimu, maka pasti aku akan melakukan hal yang sama denganmu. Angkat kepalamu, Hera." ujar Hades lembut.

Dengan ini Persephone tau, kalau Hades tidak berbohong tentang alasan kenapa tubuhnya terasa dingin.
Tapi ia tak tau kalau kisahnya sebegitu mengerikannya, hingga membuatnya harus meninggal di medan perang dan memikul tanggung jawab yang berat.

Dan Demeter...
Dia hanya bisa terdiam seribu bahasa.
Mungkin banyak hal yang ingin dia katakan, namun rasanya itu semua sangat sulit untuk dilontarkan.

Ia kuat.
Ya, dan bahkan lebih kuat dari dewa-dewi lain.
Dan ternyata hal itu terjadi karena setengah dari kekuatannya adalah milik kakaknya yang sering ia maki.
Sungguh...
Ingin diletakkan dimana wajahnya saat ini?

"Tuan Hades..." panggil Persephone.
"Ya?" saut Hades.
"Apa Tuan Hades baik-baik saja?" tanya Persephone khawatir.
"Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu? Aku tidak apa-apa kok." jawab Hades.

Akhirnya Zeus angkat suara.
"Ekhem!"
Dan membuat seluruh perhatian mengarah padanya.
"Kalau begitu ayo kita mulai ke inti pembicaraannya."

Demeter langsung maju beberapa langkah mendekati singgasana milik Zeus dan Hera.
"Tunggu dulu... setidaknya biarkan aku m-minta maaf dulu pada mereka." ucap Demeter.
"Minta maaf untuk apa?" tanya Hades dingin.

"Sungguh aku tidak pernah berpikir sampai sana! Aku tidak pernah berpikir kalau aku menghancurkan hati putriku sendiri. Aku hanya ingin putriku aman dari bajingan-bajingan yang mungkin menyakitinya. Aku hanya tak ingin dia merasakan apa yang telah aku rasakan." jelas Demeter.
'Oh... nampaknya itu sudah terlambat.' batin Hades.

"Dan dengan segenap hatiku... aku juga minta maaf padamu, kak Hades. Selama ini aku salah karena minilai sifatmu yang sok kuat dan sok berkuasa. Sungguh aku tidak tau! Jika saja kakak lebih terbuka padaku, pasti tidak akan terjadi hal seperti ini. Maafkan aku..."
"Aku akan melakukan apa pun... apa pun! Asalkan bisa mendapatkan maaf dari kalian. Aku benar-benar merasa menjadi adik dan ibu yang buruk."

Demeter berlutut dihadapan Hades dan Persephone sambil menangis. Dan hal itu membuat keduanya merasa tak enak hati dan ikut berlutut sambil menenangkannya.
"Demeter, sudahlah... aku tidak pernah marah padamu."
"Ibu memang melakukan hal salah, tapi tak perlu berlutut seperti ini. Aku ini anakmu."

"Lalu apa kamu mau memaafkan ibu?"
"Ya, tapi dengan satu syarat."
"Katakan! Apapun... ibu akan berusaha memenuhinya."

Persephone menyeringai ke arah Hades.
Ah... dia tau apa yang ada dipikiran oleh gadisnya.
"Syaratnya adalah... ibu harus merestui hubunganku dengan Tuan Hades."

Hera terbelalak dan Zeus nyaris tertawa karena mendengarnya.
Gadis itu kini sama liciknya dengan calon suaminya.

Demeter terdiam.
"Kalau begitu, ibu tidak bisa bertemu denganmu lagi. Jujur, ibu keberatan dengan syarat ini." ujar Demeter pelan.
"Jika tidak, setidaknya berikan aku kesempatan untuk tinggal bersama Persephone sebelum ia berangkat ke Dunia Bawah."

AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang