𝓟𝓮𝓸𝓷𝔂 𝑉𝐼𝐼𝐼

96 11 3
                                    


   𝙾𝚗𝚌𝚎 𝚄𝚙𝚘𝚗 𝚊 𝚃𝚒𝚖𝚎... 
𝙷𝚎𝚛 𝚅𝚒𝚛𝚐𝚒𝚗𝚒𝚝𝚢 𝚑𝚊𝚍 𝙳𝚒𝚜𝚊𝚙𝚙𝚎𝚊𝚛𝚎𝚍

Suara tapak kaki kuda memecah keheningan, menampilkan sosok Dewa penguasa Alam Bawah dengan wajah dinginya.
"Selamat datang kembali, Yang Mulia."
Sang penjaga gerbang mengucapkan salam selamat datang dengan sangat sopan karena ia tau kalau suasana hati sang Raja sedang tidak baik.
"Apa Persephone masih ada didalam?" Tanya sang Raja dengan nada dingin yang berwibawa.
"Ya, dia masih ada didalam Yang Mulia." Jawab sang penjaga gerbang yang ketakutan setelah melihat aura gelap yang terpancar dari atasannya.

Hades pun masuk ke dalam Padang Penghakiman dengan mata yang terfokus pada seorang gadis yang berdiri di depan kerumunan jiwa jiwa orang mati.
"Persephone."
Suara bariton yang berwibawa telah memecah keheningan, memanggil nama seorang gadis yang ia tuju.
"Ada apa Tuan Hades?"
Tanya gadis yang tak tau apa apa tentang masalah yang menimpanya.

Hades berdiri dihapannya, memandang lurus sang lawan bicara yang lebih pendek darinya.
"Aku akan memulangkanmu sekarang."
1 kalimat yang telah menghancurkan hati sang Dewi muda yang masih ingin berada di Helheim.
"T-tapi saya tidak melakukan kesalahan apapun! Anda pernah bilang kalau saya bisa tinggal disini selama yang saya mau." Jelas Persephone dengan nada tinggi.

Hades sedikit merendah menyamakan tingginya dengan sang lawan bicara. Ia mendekati telinganya lalu berbisik...
"Aku juga ingin kamu berada di sini selamanya bersamaku, tapi nampaknya itu adalah sesuatu yang hampir mustahil. Aku yakin ibumu tak akan pernah memberikan restunya pada Dewa sepertiku."
Persephone terdiam, kepalanya berkabut dan membuatnya kesulitan untuk mencerna kata-kata yang Hades lontarkan.

"Aku tidak berhak mendapatkan cinta dari Dewi sepertimu, tapi aku tidak bisa berbohong kalau aku menginginkan cinta darimu." tambahnya.
Nada bicara yang pilu, ia benar-benar terpaksa melakukan semua itu.

Persephone mengerti situasi yang dihadapinya, ia menunduk dan matanya berkaca-kaca. Hatinya ingin sekali menolak, namun logikanya berkata kalau itu adalah hal yang masuk akal.

"Yang Mulia Hades, tolong pertimbangkan lagi keputusan anda." Ucap Minos.
"Dengan kehadiran Nona Persephone di Helheim ini, pekerjaan kita jadi lebih cepat selesai dari pada sebelum-"
"Tapi karena dia juga, akhirnya pekerjaan kita jadi lebih banyak."
Ucapannya dicela, dipatahkan oleh sebuah argumen yang logis dari atasannya.
"S-saya minta maaf, Yang Mulia."

Tidak ada lagi yang bisa membantah, keputusannya sudah bulat dan mutlak. Hades membawa Persephone masuk ke kereta perangnya. Dengan wajah tegas, namun dengan hati yang pilu.

"Saya minta maaf telah membuat banyak keributan disini." Ucap Persephone yang masih menunduk sejak tadi. "Angkat kepalamu. Ini bukan salahmu, tapi ini salahku. Seharusnya aku yang meminta maaf."

Hades menyelipkan rambut Persephone ke telinga nya. "Kamu sudah siap kan?"
"Hm..."
Dan mereka pun pergi ke tempat yang Hera sarankan, yaitu rumah Artemis.

•• • ••

Mereka sampai di hutan tempat Artemis tinggal. Saat itu sedang senja, hewan-hewan kembali ke sarangnya sebelum hari semakin gelap.

"Aku hanya bisa mengantarmu sampai disini."
Hades menurunkan Persephone secara perlahan, ia memegang telapak tangan Persephone yang hangat dan itu adalah rasa yang tak akan ia lupakan seumur hidupnya.
"Terima kasih banyak, Tuan Hades." Ucap Persephone dengan sedikit membungkuk, mengisyaratkan kalau ia benar benar menghormati sosok yang ada di depannya itu.

"Oh ya, aku baru ingat tentang janji anda untuk membayarku dengan sesuatu."
Hades teringat dengan janjinya yang masih belum terjawab saat itu.
"Jadi, dengan apa aku harus membayar semua hasil kerja kerasmu?" Tanya Hades.
"Aku ingin gaun." Jawab Persephone dengan singkat. "Gaun? Sebenarnya aku tidak keberatan, tapi gaun seperti apa yang kamu inginkan?"
"Aku serahkan itu pada anda. Intinya, tinggal berikan saja gaun yang menurut anda cocok bila digunakan olehku." "Begitu ya... aku akan menyuruh Hermes untuk mengirimkannya kepadamu bila gaunnya sudah jadi."
"Aku menantikannya, Tuan Hades." Persephone tersenyum, ia sangat mengharapkan hadiah dari sang Penguasa Dunia Bawah.

AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang