1. Awal Mula

8.7K 584 7
                                    

◎H a p p y   R e a d i n g◎

✨📚✨

"Aduh!"

Airil meringis sembari mengelus-elus pelan dahinya yang sepertinya membengkak. Sial! Semua ini terjadi karena tali sepatunya sendiri. Bisa-bisanya tali sepatu sialan itu membuatnya tersandung dengan tidak elitnya.

"Lula? Lula?! Lo dimana?" Airil berusaha bangun meski kepalanya masih terasa sedikit sakit. "Lula! Gue serius!" panggilnya lagi.

Airil mengedarkan pandangan ke sekitarnya dan tidak mendapati siapapun berada di sini. Kemana perginya Lula dan semua orang?

"Airil! Lo udah bangun?!"

Dahi Airil berkerut heran ketika melihat seorang gadis dengan seragam sekolah berbeda dengannya datang menghampirinya sambil terpekik senang memanggil namanya?

"Lo kenal gue?" tanya Airil kebingungan. Seingatnya, ia tidak pernah memiliki teman atau kenalan secantik gadis ini.

Gadis itu merungut kesal. "Li kinil gii?" Dia menatap Airil tajam. "Maksud lo apaan? Masa iya, lo amnesia cuman gara-gara sepatu itu?" dengusnya tak habis pikir.

Mendengar kata sepatu, Airil langsung menatap gadis didepannya dengan mata berbinar-binar. "Sepatu?! Iya! Gue itu kejengkang gara-gara tali sepatu sial-" Airil menunduk untuk melihat sepatunya yang..

Sebentar. Kenapa sepatu seharga ratusan ribu yang dikenakannya tadi, kini berubah menjadi sepatu converse seharga jutaan rupiah?!

Airil mematung. Dengan gerakan perlahan, ia mencoba melihat seragam yang sedang dipakainya sekarang. Dan ... sial! Ternyata seragamnya juga sama dengan gadis didepannya itu.

"Airil? Lo baik-baik aja kan? Perlu gue panggilin perawat UKS-nya?" Airil menggeleng kaku. Ia lalu menatap gadis didepannya itu dengan tatapan meneliti.

Wajah cantik bak bidadari, rambut hitam panjang terurai indah, seragam khas sekolah menengah elit, serta sepatu branded yang dipakainya. Itu semua tampak sempurna!

"Gue ... gue ... boleh nanya sesuatu?" ujar Airil ragu-ragu seraya mengalihkan tatapannya dari gadis itu. Airil memilih untuk melirik-lirik kecil sekelilingnya. What the hell?! Ini kan bukan UKS sekolahnya juga. Sejak kapan UKS-nya bisa jadi secakp ini?

"Boleh! Tapi, sebelum itu sebaiknya lo duduk dulu disana!" Gadis itu menunjuk ranjang UKS yang tadi ditiduri Airil. "Dan makan ini dulu!" Dia juga mengangkat kresek putih berlogo indiemart berisi makanan dan minuman ringan.

Gadis itu menuntun Airil yang memang memerlukan bantuan. Setelah mendudukan Airil, dia menyeret salah satu kursi disana mendekat pada ranjang, lalu duduk diatasnya. "Aaa?" ucapnya sambil menyodorkan roti coklat yang sudah dia buka bungkusnya.

Airil tersenyum kikuk. "Gausah. Gue bisa sendiri kok." ujar Airil sembari mengambil roti ditangan gadis itu.

Dia mengangguk. "Yaudah," balasnya. "Oiya! Lo mau nanya apaan tadi?" gadis itu menatap Airil lekat, menunggu jawaban yang keluar dari mulut Airil.

"Emm. Nama lo siapa?"

Mendengarnya, gadis itu langsung terdiam sejenak. "Lo ... lupa? Really?!" tanyanya tak yakin. Masa iya, cuman gara-gara kena lemparan sepatu bisa bikin orang amnesia?

Airil mengangguk ragu. Sebenarnya, bisa saja ia mengetahui nama gadis disampingnya ini melalui name tag yang terpasang di dada bagian kanannya. Tapi sayang, name tag itu malah tertutup rambut panjangnya.

"Laluna Adelicia. Panggil aja Luna." Luna mengulurkan tangannya. Dan langsung disambut Airil dengan ramah. "Ril. Gue mau nanya sekali lagi, lo beneran lupa ya sama gue?" tanya Luna sambil menatap lekat Airil.

What The Hell?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang