2. Mulai Menyatu

7.5K 571 10
                                    

◎H a p p y   R e a d i n g◎

✨📚✨

"Ngapain lo lempar basket sembarang, hah?!" Luna menatap murka cowok yang berjalan kearah Airil untuk mengambil bola basketnya dengan kedua tangan dipinggangnya. "Ada masalah lo sama temen gue?!"

"Ck. Gue ngga sengaja." Cowok itu menatap balik Luna datar. Raut wajahnya sama sekali tak menunjukkan rasa bersalah. Dan itu membuat Luna naik darah. Sementara, Airil hanya diam embari mengelus-elus pelan kepalanya. Sungguh malang nasibmu, Ril.

"Samuel. Saya sudah memberitahu seisi sekolah untuk tidak memakai taman untuk siang ini saya. Kamu tidak mengerti?" Miss Eugene menghampiri mereka bertiga.

"Maaf, Miss. Saya beneran ngga sengaja. Dia aja yang memperbesar masalah." Samuel menatap Luna dongkol. Cih. Dia adalah tipe gadis yang dibencinya.

Miss Eugene menggeleng tak habis pikir. "Yasudah. Minta maaf pada Airil. Kalau bisa, obati sekalian." putus Miss Eugene.

Mata Samuel langsung melebar. "Lho? Ngga bisa, Miss. Saya sibuk." Bisa-bisanya Miss Eugene menyuruhnya mengobati gadis itu.

"Saya tidak terima penolakan. Cepat minta maaf. Setelah itu, bawa dia ke UKS dan obati." Miss Eugene menekankan setiap kata-katanya hingga Samuel hanya bisa menuruti ucapannya.

"Gue minta maaf."

Airil menatap Samuel kaget. Ternyata, cowok ini benar-benar menuruti ucapan Miss Eugene. "Iya. Lain kali lo hati-hati. Jangan sampe ngenain orang lain, selain gue." peringat Airil.

Samuel hanya berdehem. "Yaudah. Ikut gue ke UKS. Biar gue obatin kepala lo." ucap Samuel datar.

Luna mendengus melihatnya. "Lo ikhlas ngga sih?! Kalo ngga, biar gue aja!" ucap Luna kesal.

"Luna. Percaya sama saya. Samuel anak yang baik. Dia akan mengobati Airil sebaik mungkin. Jadi, kamu tenang saja." balas Miss Eugene berusaha menyakinkan. "Airil. Sekarang, kamu ikut dengan Samuel ya?"

Airil hanya menuruti ucapan Miss Eugene. "Lun. Gue bakalan balik lagi dengan selamat kok. Lo fokus aja ngerjain tugasnya. Btw, maafin gue ya karna ngga bisa bantuin lo sampe akhir." Airil menghampiri Luna sebentar sebelum akhirnya benar-benar pergi bersama Samuel. Luna mengangguk sembari tersenyum manis sebagai jawaban.

"Hati-hati, Ril! Kalo dia macem-macem, bilang aja sama gue! Bakal gue hajar tuh anak." Mendengar itu, Airil hanya mengacungkan jempolnya ke atas lalu tersenyum kecil melihat kekhawatiran Luna padanya. Airil sungguh beruntung memilikinya.

"Bisa-bisanya lo tahan temenan sama tuh cewek." Celetukan Samuel membuat Airil kembali tersenyum kecil.

"Dia gitu karna khawatir sama gue. Dan gue malah ngerasa beruntung punya temen kayak dia."

Setelahnya, Samuel kembali diam. Dia melirik kecil Airil dengan senyuman kecil terukir indah di wajahnya. Mengapa gadis itu terlihat senang setelah mendengar perkataannya?

"Lo ngga pa-pa?" Samuel tersentak. Ucapan Airil kembali membuatnya tersadar. Sial. Apa yang dipikirkannya tadi?

Samuel mengangguk mendengar pertanyaan Airil untuknya. Kemudian, cowok itu mempersilahkan Airil masuk kedalam lalu menyuruhnya duduk diatas ranjang sementara dirinya menyiapkan kompresan air hangat.

Airil kembali merasa dejavu. UKS ini adalah tempatnya saat pertama kali bangun. Entah apa yang terjadi sehingga dirinya bisa berada ditempat asing ini. Hah. Airil jadi kembali overthinking.

"Tegakin kepala lo." Samuel mendekatkan kursi yang didudukinya pada ranjang Airil. "Kalau sakit bilang." ucapnya lagi.

Samuel mulai mengompres kepala Airil se-hati-hati mungkin agar gadis itu tidak merasa sakit karenanya. "Bagian ini yang kena bola-kan?" tanya Samuel memastikan.

What The Hell?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang