12. What's Wrong With Luna?

2.7K 199 4
                                    

●H a p p y   R e a d i n g●

✨📚✨

"Mulailah dari orang terdekatmu."

Airil menghela napasnya kasar. Please-lah! Apa maksud dari kalimat itu? Siapa orang terdekatnya yang perlu ia tolong? Mama? Papa? Atau Bang Aidan? Engga kok. Mereka sama sekali tidak terlihat seperti memiliki masalah.

Lantas siapa? Luna?

Airil tertegun. Luna? Ah iya! Sepertinya kalimat itu memang ditujukan pada Luna. Lagipula, gadis itu juga terlihat tengah memendam masalah kemarin, yang pastinya ia sendiri pun tidak tahu.

"Pertama-tama gue harus cari tahu dulu. Soalnya kalau berat, ntar gue ngga kuat lagi. Apalagi, gue juga punya beban sendiri," monolog Airil.

Duh, udah kayak qoutes Dilan aja, Ril.

"Oke! Coba kalau gue nanya dikit-dikit dulu. Oke! Sip! Mantep!" Airil menatap pantulan dirinya dengan bangga, seolah ia sudah mendapatkan ide yang sangat cemerlang.

"Lun. Lo lagi ada masalah ya?"

No! Terlalu keliatan kepo! Ulang!

"Lunaaa! Lo punya masalah ngga? Biar gue bantu nyelesein-nya deh!"

Apaan dah! Ini mah namanya cari masalah. Next!

"Lun. Kalo lo ada masalah, curhat aja ke gue. Dijamin dapet solusi. Mantep pokoknya!"

Anjirrr! Ngga-ngga! Gue jadi keliatan kepo!

"Lun. Jangan kebiasaan mendem masalah ya? Gue takut lo kenapa-kenapa. Secara-kan lo itu satu-satunya sohib gue."

Bentar. Ini gue lagi ngapain ya?

"ADEKKKKK!!! CEPET SEKOLAH! INI ADA LUNA! UDAH CANTIK KOK KAMUNYAAAA!!!"

HAH? LUNAAAAA?! NGGA MUNGKIN! BARU AJA DIOMONGIN MASA UDAH NONGOL AJA?

"MAMA BOONG YA?" teriak Airil dari dalam kamar sembari mengambil ranselnya diatas meja belajar, kemudian beralih mengenakan sepatunya cepat.

"NGAPAIN MAMA BOONG? LUNA, COBA TERIAK!!!"

"IYA, RILLLL!!! INI GUEEE!!!" Luna mengatakannya sambil tertawa lepas.

Anjirrrrr?! Beneran si Luna dong!!

✨📚✨

"Kenapa? Lo mau ngomong sesuatu?" tanya Luna sambil menatap Airil sebentar. Hanya sekilas saja, karena saat ini ia sedang mengendarai mobilnya di jalan raya yang penuh akan pengendara selain dirinya.

Airil meringis malu. Ternyata, Luna sadar akan lirikan kecilnya sedari tadi. "Kalo lo punya masalah, cerita sama ke gue ya, Lun? Pokoknya sekecil apapun masalah lo, jangan keseringan mendemnya. Gue ngga mau lo kenapa-kenapa." Airil tersenyum masam. Kayak gue contohnya.

Luna terkekeh geli. "Gue kira apaan tadi. Masalah itu mah, gampang! Kalau bisa gue bakal curhat ke lo tiap jam." ucapnya kelewat santai.

Airil menepuk-nepuk pelan pundak Luna disampingnya. "Bagus! Gue ngerasa bisa diandelin jadinya," sahut Airil senang.

Luna ikut senang melihat ekspresi Airil. Tidak salah ia dulu berteman dengan gadis ini. Meskipun sedikit aneh dan random, Airil itu apa adanya. Bukan tipe-tipe gadis munafik yang sering ditemuinya.

"Pagi, Neng!" Pak Herman, satpam sekolah ini, menyapa Luna dan Airil dengan wajah ramahnya.

"Juga, Pak." balas Airil dan Luna berbarengan.

What The Hell?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang