;
The Nanny
;
Keheningan di antara ayah dan anak yang duduk bersebrangan terasa nyaman. Jisung tidak pernah berpikir untuk kembali ke rumah, bahwa berada di sini bersama sang ayah bukanlah satu-satunya hal benar yang dicari. Semua yang telah dilalui sangat sulit. Jisung ingat pernah berjuang menjadi orang baik, polos dan manis. Akan tetapi, tak ada sedikitpun kepedulian ditunjukkan, apalagi dirasakan. Jisung merasa tidak diinginkan.
Lambat laun, anda tetap harus berkomunikasi. Jisung bukanlah barcode reader yang bisa membaca dan mengerti kode yang anda berikan.
Perkataan singkat Haechan di mobil terlintas begitu saja.
Senyuman Jisung harus kembali. Jeno ingin menghapus efek negatif dari semua penderitaan dan menyembuhkan semua luka seolah-olah itu tidak pernah terjadi; Jeno ingin melakukan itu untuk mereka berdua.
“Ayah senang kau pulang,” mari kita hidup satu hari dalam satu waktu dan tidak terlalu khawatir tentang hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Kalimat terakhir tak berhasil Jeno utarakan. Mulutnya masih beradaptasi dengan kejujuran.
Jisung sedikit tersentak. Perkataan singkat Jeno seolah mengalirkan sensasi asing yang terus merambat ke ulu hati. Menghangatkan dada.
“Untuk trik kotor tadi aku…”
Melihat Jisung kesulitan untuk mengatakan penggalan kata selanjutnya, Jeno memotong, “Tak apa. Aku mengerti. Yang terpenting tidak ada yang celaka,”
“Tetap saja membahayakan,” gumam Jisung.
Jeno tersenyum singkat, “Sungguh, tidak apa-apa. Lagipula itu adalah balapanmu yang terakhir, kan?”
Jisung mengangguk, “Ya. Dikalahkan olehmu setidaknya takan membuatku malu,”
Oh! Bagaimana bila Jisung tau yang mengalahkannya adalah Haechan? Jeno membatin.
“Cah, makanan sudah siap!” ucap Taeyeon menyela seraya membawa mangkuk-mangkuk berisi makanan. Sup, rebusan daging, dan Banchan seperti kimchi, dobu jorim (tahu pedas), kongnamul muchim (tauge), bayam, dan myeolchi bokkum atau ikan teri tumis telah tersaji di atas meja.
Terakhir, Haechan membawa Yangnyeom Tongdak (ayam goreng pedas ala Korea).
“Dia bilang ayam adalah kesukaan Jisung dan bersikeras membuat itu,” Taeyeon berujar dengan sinis.
“Aku tidak berbohong,”—Haechan menarik kursi di sebelah Jisung—,”Jisung sendiri yang bilang pada saya.” jawab Haechan santai.
Jisung mengerutkan kening, “Kapan?” memang benar Ayam adalah favorit, tapi Jisung tidak ingat dia pernah memberitahu Haechan.
“Malam itu, saat kau ma—” tangan Jisung tidak membiarkan Haechan untuk bicara. Untunglah kesadaran muncul saat Jisung ingat akan Haechan yang memiliki rekaman tentang keluh kesahnya.
Jisung melotot singkat, “Iya aku ingat! saat kita makan malam untuk pertama kalinya, kan?”
“Nah, itu kau ingat!” ucap Haechan dengan riang.
Jeno melirik Haechan dan Jisung bergantian. Dalam waktu singkat, mereka terlihat sangat dekat. Panas, gelisah, marah, bingung, seolah tercampur begitu saja. Jeno tak bisa membaca perasaannya sendiri. Apakah itu iri karna Jisung lebih dekat dengan Haechan, ataukah sebaliknya. Entahlah. Yang jelas, apapun yang berhubungan dengan Haechan selalu membuat Jeno bingung.
Selama makan, Taeyeon terus mengoceh bagaimana dia merasa senang bahwa Jisung akhirnya pulang kembali ke rumah. Dari dulu memang sang neneklah yang paling menyayangi Jisung. Hanya saja waktu singkat yang dihabiskan bersama dalam sehari tidak bisa membuat Jisung puas. Mengajaknya tinggal bersama pun percuma bila suami tak pernah sekalipun menganggap Jisung sebagai cucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NANNY [Nohyuck]
FanfictionDitengah perjalanan hidup, seorang Lee Haechan dipertemukan dengan hot Daddy dan... anak nakalnya. Bxb Jagan salah lapak Jeno (dom) Haechan (sub) Highest ranking #1 Nohyuck 13/4/22 #1 Haechan 02/05/22 #1 Nochan 02/05/22 #2 Jeno 04/05/22 Start from 5...