15. kembalinya Haechan

7.2K 1K 141
                                    

;

The Nanny

;





Dari arah timur, Matahari menyorot hangat tubuh. Suasana disekitar tidak begitu ramai, mungkin hanya disinggahi orang-orang yang berolahraga pagi untuk menjaga kebugaran badan. Setengah jam lalu langsung tersadar, Jeno tak boleh membuang kesempatan. Jika hanya diam, Haechan akan benar-benar menghilang.

Maka dari itu Jeno membawa Haechan ke tepi sungai Han.

"Haechan," Jeno membuka percakapan.

Haechan membalas pandang. Deheman singkat nan lembut membuat tangan Jeno gatal ingin merengkuh sang pujaan. Namun ia harus sadar, masih ada masalah yang harus diselesaikan.

"Saya minta maaf," Jeno tercekat, sebuah batu berlabel luka menghadang tenggorokan. Bertahun-tahun membusuk, menelan semua cerita pilu sendirian. "karena telah menjadi penyebab Taeyong-ssi meninggal sebelas tahun lalu,"

Iris Haechan menyendu. Memori serta-merta terlempar pada masa lalu, dimana keduanya hanya punya satu sama lain sebagai tempat bersandar. Orang tua sudah menelantarkan, sibuk dengan keluarga baru yang masing-masing dirikan.

Haechan merupakan buah cacatnya definisi keluarga. Sampai ketidakhadiran Taeyong menjadi alasan utama perubahan, menjadi pribadi baru yang setiap hari sang kakak semogakan.

"Saya sangat terkejut, tentu saja," Haechan mengambil jeda, "dunia begitu sempit, ya?"

Tatapan Jeno tetap berfokus pada Haechan. Sudah menduga Jaehyun pasti akan membongkar, jadi lebih baik langsung saja jujur akan perbuatan. Perkara maafnya diterima atau tidak, yang penting Jeno tidak lari bak pecundang.

"Namun jika diingat kembali. Dampak untuk Hyung sepertinya lebih besar. Saya masih ingat insiden balapan dengan Jisung. Bagaimana tatapan Hyung menjadi kosong dan tubuh yang tak berhenti bergetar," terang Haechan. "Padahal insiden itu murni kecelakaan. Hyung hanya berniat menyalip mobil pick up di depan yang sayangnya ada mobil kakak yang hendak menyeberang,"

"Tetap saja, andaikan dulu saya berhati-hati," jawab Jeno penuh lara.

"Setiap orang tentu saja akan mempunyai pendapatnya masing-masing. Jaehyun Hyung misalnya, masih tidak menerima walaupun bertahun-tahun sudah berlalu. Kurasa siapapun yang berada di posisinya akan begitu. Suatu hari mendapat kabar belahan jiwa tidak akan kembali pulang. Pasti sulit, apalagi saat itu Chenle masihlah kecil. Rasanya seperti sebuah mimpi buruk," jelas Haechan.

Jeno menunduk. Sepatu mewah mengkilap seakan menertawakan hati yang terasa perih setiap detik berjalan. Padahal beberapa hari kemarin telah mempersiapkan dengan matang apabila Haechan benar-benar meminta pemutusan kontrak. Nyatanya, Jeno tidak siap ditinggalkan.

"Kalau Haechan?" Jeno memberanikan diri untuk bertanya.

"Tentu saya pun sama,"

Perasaan semakin teremas kala mendengar pengakuan Haechan.

"Jika kita bertemu beberapa tahun setelah Kak Taeyong meninggal," lanjut Haechan.

Jeno kembali menatap Haechan. Setitik angan muncul ke permukaan.

"Tidak. Kejadian sudah lama bukan berarti saya melupakan. Namun seiring berjalannya waktu saya tersadar untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan. Kak Taeyong telah beristirahat, saya yang masih hidup harus berusaha sebaik mungkin untuk membuat Kakak bangga. Agar kelak tak dipukuli jika kembali dipertemukan," pungkas Haechan dengan sedikit candaan.

Jeno tersenyum simpul. Si submissive memang luar biasa. Perangai yang sering kali tak terduga membuat Jeno semakin tenggelam dalam samudera perasaan.

THE NANNY [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang