14. putuskah harapan?

6.7K 956 38
                                    


;

The Nanny

;



Hening.

Haechan menatap Jaehyun dan Jeno secara bergantian. Tak ada sapa apalagi perkenalan, padahal duduk bersebelahan. Sekali lihat saja sepertinya sudah dapat menyimpulkan; mereka punya sejarah yang tidak mengenakkan.

"Hyung," sebuah panggilan lembut membuat atensi kedua dominan terpusat pada Haechan. "Kalian saling mengenal?"

"Saya-"

Jaehyun langsung memotong, "Hyung tak tahu ini saat yang tepat atau tidak,"

Haechan menaikkan kedua alis, menunggu penjelasan lebih.

"Jika dulu tahu kau bekerja untuk pria ini, Hyung tidak akan pernah mengizinkan," ujar Jaehyun tegas.

Haechan menipiskan bibir. Sepanjang mengenal sang kakak ipar, baru kali ini memperlihatkan kilatan amarah. Perangai lembut dan hangat sama sekali tak tampak.

"Anda tidak memiliki hak untuk mengatur Haechan!" memang tersimpan riwayat buruk. Jeno mafhum jika Jaehyun masih tak bisa berlapang dada dan memberikan maaf. Namun jika menyangkut Haechan, Jeno tidak bisa hanya diam.

Tatapan Jaehyun semakin tajam, "Haechan sudah menjadi tanggung jawabku semenjak kakaknya, Lee Taeyong meninggal!"

Jeno bergeming. Mengambil napas dalam adalah satu-satunya cara untuk meredam detak jantung yang tiba-tiba berpacu kencang kala mendengar fakta yang mengejutkan. Tak menyangka bahwa kakak yang disebutkan Haechan adalah almarhum istri dari Jung Jaehyun.

"Hyung!" Haechan menggenggam tangan Jeno yang tak disadari sejak kapan telah bergetar. "Hyung terlihat sangat pucat,"

"S-saya tidak apa-apa," timpal Jeno sedikit terbata.

Kendati keingintahuan atas alasan dibalik reaksi Jeno setelah mendengar nama sang kakak hendak ditanyakan, Haechan memilih diam. Setidaknya sampai Jeno siap mengutarakan.

"Sebaiknya saya panggilkan Dokter," ujar Haechan yang hendak beranjak, namun tentu saja langsung ditahan.

"Kau istirahat saja. Biar saya sendiri yang menemui Dokter," ucap Jeno seraya berdiri.

"Jaehyun Hyung temani kalau begitu," tawar Haechan, takut bila si bos tiba-tiba tumbang ditengah jalan.

Jaehyun langsung menolak dengan kasar. "Aku tidak sudi!"

"Hyung!" Haechan menggerutu.

"Saya akan baik-baik saja," jawab Jeno dengan wajah yang semakin pucat. "maaf saya tidak bisa menemani, padahal sudah berjanji,"

Haechan menggeleng pelan, "Tidak apa-apa, Hyung istirahat saja,"

Setelah melewati hari yang melelahkan, badan Haechan pegal-pegal. Tidak terbayangkan bilamana jadi Jeno sekarang. Bukan hanya badan, pikiran pasti diperas tak berkelaluan. Kalang kabut mencari bawahan, hingga nyaris menjadi pengantin dadakan.

"Saya permisi kalau begitu,"

Bahu lemas Jeno perlahan menghilang di balik pintu.

Setelah memastikan sang bos benar-benar pergi, Haechan mengalihkan atensi. Diseberangnya Jaehyun menatap tepat ke dalam manik. "Besok serahkan surat pengunduran diri. Biar Hyung yang membayar biaya pemutusan kontraknya!"

Haechan menghembuskan napas pelan, "Aku sepertinya bisa menebak hubungan kalian," ujarnya, "sekarang pun isi kepalaku terasa runyam. Mungkin karena terlalu banyak hal yang terjadi dalam waktu singkat. Aku akan mendinginkan kepala dan memutuskan jika sudah mantap,"

THE NANNY [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang