13. penculikan II

6.6K 981 133
                                    

;

The Nanny

;





Sekitar satu jam sebelumnya.

Saat atensi Haechan hanya pada Jeno yang terlihat kepayahan di tengah-tengah kerumunan turis, ada sepasang lengan menarik Haechan. Awalnya sempat terhuyung, tak lama lantas menekan otot-otot kaki untuk bertahan.

Dorongan menyusul pada punggung Haechan berhasil menggeser sedikit demi sedikit dari posisi semula. Kendati demikian, sikut sudah dalam posisi pas untuk melancarkan serangan.

"Hyung ikut dulu. Nanti kami jelaskan di mobil!" bisik salah satu pria bermasker hitam.

Suara familiar menghentikan niat. "Bangchan?" tebak Haechan.

"Iya, ini aku!"

Setelah mendapat konfirmasi kebenaran, Haechan mengizinkan mereka untuk membawanya masuk ke dalam mobil dalam diam. Ada perasaan tak nyaman hinggap kala Haechan melirik Jeno sebelum benar-benar menghilang.

Tatapannya seakan hal paling berharga di dunia telah di renggut paksa. Dunia terasa kembali abu tak berwarna.

Tidak. Haechan mengedikkan bahu. Sudah pasti salah mengira. Cemas karna pegawai tiba-tiba dibawa orang tak dikenal agaknya lebih masuk akal.

"Jadi ada perlu apa kalian sampai menculikku?" tanya Haechan seraya menatap Bangchan dan Han yang kini sudah membuka atribut serba hitam mereka. Changbin yang kebetulan sedang menyetir sesekali mengintip dari balik kaca.

"Kami resmi keluar setelah pekerjaan terakhir ini diselesaikan," ungkap Bangchan hati-hati. Melihat Haechan masih diam, ia lantas melanjutkan, "yaitu membawa hyung ke suatu tempat," semakin lama berujar, suara semakin pelan.

Kedua mata Haechan memicing. Gelagat tak luput dari perhatian. Han yang biasanya mengutarakan isi pikiran tanpa titahan, memilih melihat deretan gedung yang membosankan.

"Sepertinya aku tahu siapa bos kalian," ucap Haechan, "Si Kang ular Mina, kan?"

Seolah memberi makan ikan, Han langsung terpancing dengan tebakan, "Bagaimana-"

Bangchan dengan cepat menutup mulut Han.

Haechan mengangguk puas. Ternyata benar. Pasti sengaja membuat kepala Jeno pusing dengan mengusik bisnis Hotel lalu minta bantuan pada Ayah Mina. Licik. Tahu saja cabang hotel disana memiliki pendapatan paling besar. Maka pastilah mengganggu stabilitas keuangan apabila tak ada turis bertandang.

Haechan berdecak, "Lalu apa?"

"Kami hanya ditugaskan untuk membawa dan menjaga Hyung sebelum instruksi selanjutnya diberikan," jelas Changbin di depan.

Haechan menarik sebelah sudut bibirnya, "Tidak mungkin ular itu hanya diam saja. Kurasa setidaknya dia akan membuatku lumpuh dan membuat mentalku terganggu,"

Bangchan dan Han saling bersitatap. Menyerap pelan-pelan praduga yang Haechan katakan, hingga Changbin kembali bersuara, "Di tempat tujuan kurang lebih ada delapan orang yang berjaga. Semuanya dominan,"

"Kita harus bagaimana, Hyung?" ujar Han mulai khawatir. Mengira hanya akan dikurung sebentar kemudian dilepaskan nyatanya jauh dari perwujudan.

Keras hatinya orang kasmaran tak main begitu mengerikan.

"Tenang saja. Kalian pisahkan saja mereka. Aku yang urus sisanya,"

Bukan sekali-dua kali Haechan menghadapi hal seperti ini. Hanya aneh saja, setelah sekian tahun baru mengalami lagi. Kemampuan berkelahi hanya dipraktikkan sesekali. Itupun paksaan salah satu teman untuk mengajar di pondok bela diri.

THE NANNY [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang