;
The Nanny
:
Ada ketegangan pada otot, terutama bagian kepala. Haechan ingin sekali melebur ke busa yang lembut, lalu terbungkus selimut eider-down dan melayang ke dunia mimpi. Namun, dalam otak sedang terjadi pusaran kebodohan yang kejam, mencoba bagaimana mengatur kekacauan. Makanan mahal di atas meja benar-benar diabaikan.
“Maaf Haechan-ssi harus terseret,” ujar Jeno di kursi seberang.
Ada Jisung di samping sang ayah tengah menyantap makanan. Terlihat tidak merasa bersalah, tapi dalam hati sangat gelisah. Berurusan dengan media seharusnya tak boleh sembarangan. Sekali salah bicara, bisa saja dibenci satu negara. Bahkan jadi incaran orang-orang yang tak suka.
Haechan mengedikkan bahu,“Tidak apa-apa,” ungkapnya, “lagipula aku merasa tidak berhak marah pada Jisung.”
Jeno menaikkan alis, menunggu Haechan melanjutkan. Setelah konferensi pers, tidak terasa matahari sudah berada di atas kepala. Lanjut bekerja pun percuma, sebab kelelahan pada fisik dan mental terasa berkali lipat menghantam. Maka dari itu Jeno memutuskan untuk makan sebelum pulang.
“Dulu juga saya mengaku sebagai ibu Jisung tanpa meminta pendapatnya dulu. Jadi, yah, kurasa kita impas.” ujar Haechan. Seperti dipaksa untuk mencoba makanan yang tidak Haechan suka, kata-kata seruan dan makian tercekat di tenggorokan. Meskipun ini untuk kebaikan, tetap saja Haechan yang dirugikan.
Haechan menghela napas, “Lagipula Jisung melakukan hal itu demi kebaikan, ia tidak ingin apa yang anda bangun susah payah hancur begitu saja.”
Jisung tersedak. Perkataan Haechan seperti kepalan tangan yang menghantam tepat ke dada,”A-apa?!”
Jeno berdehem untuk menenangkan degup kencang. Perubahan besar yang tergambar dalam tindakan Jisung membuat sang Ayah salah tingkah. Dalam waktu singkat dapat perhatian besar. Sangat dadakan. Rasanya aneh tapi Jeno senang. Inikah yang namanya kebahagiaan?
“Be-gitukah?” jawab Jeno terbata. “tadinya A-ayah akan menyebarkan tes DNA untuk membuat orang perca--”
“Jangan!” potong Jisung tanpa menatap sang Ayah.
Haechan menyimak dalam diam. Sebuah drama keluarga, dimana ayah dan anak tengah berinteraksi sepanjang ini untuk pertama kali selama hidup di dunia. Lucu dan menggemaskan, keduanya merasa malu untuk saling menatap. Bisanya curi-curi pandang bak anak muda yang tengah kasmaran. Ya, Tuhan, bolehkah Haechan pergi saja sekarang.
Jisung kembali berucap, “jangan sampai media tahu jika punya anak berandalan. Nanti saja kalau aku sudah jadi anak yang membanggakan,”
Haechan menaikkan salah satu bibirnya. Secara tidak langsung Jisung mengungkapkan bahwa Haechan hanyalah tumbal untuk amukan massa. Lain halnya dengan Jeno yang tersenyum samar. Merasa bahagia lantaran Jisung benar-benar berniat untuk berubah dan meninggalkan dunia nakal.
“Berarti tugasku sudah selesai kalau begitu,” Haechan tiba-tiba berucap.
Jeno dan Jisung saling pandang sebelum memusatkan atensi pada Haechan di sebrang.
”Pasal 5 poin ke-2 di surat kontrak menyebutkan bahwa kapanpun Jisung bisa berubah, otomatis saya tidak perlu melanjutkan pekerjaan,” tapi gaji tetap utuh enam bulan, Haechan melanjutkan dalam hati, terkikik.
Pikiran Jeno mendadak kosong. Kembali menjalani hari-hari sebelum Haechan datang membuat hati terasa diremas. Sendiri menebar senyum pada setiap orang. Sebuah ganjalan datang. Walaupun sebenarnya Jisung adalah alasan Jeno bertahan, kenapa dalam dada masih terasa ada lubang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NANNY [Nohyuck]
FanficDitengah perjalanan hidup, seorang Lee Haechan dipertemukan dengan hot Daddy dan... anak nakalnya. Bxb Jagan salah lapak Jeno (dom) Haechan (sub) Highest ranking #1 Nohyuck 13/4/22 #1 Haechan 02/05/22 #1 Nochan 02/05/22 #2 Jeno 04/05/22 Start from 5...