😚 DUA PULUH SATU 😚

1.1K 51 0
                                    

Okey, up lagi.
Sudah taraweh kan ya rek ?
Sudah tadarus??

Awokawokawokawok.

Kalo gitu waktunya baca Gus Biru ahaha.

Masih dengan orang yang sama dan di ruangan gelap yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dengan orang yang sama dan di ruangan gelap yang sama. Sudah berapa lama disini.

Sepertinya hari juga sudah mulai malam. Entah mengapa orang-orang ini apakah tidak menyadari ada yang hilang diantara mereka.

Adzan Maghrib juga sudah mulai terdengar.

“Ya Allah…gak ada pertolongan apa ini? Sudah berapa lama kami disini.”

Lagi-lagi aku mengeluarkan air mata. Rasanya campur aduk antara panik, takut, sedih dan juga lapar.

Perutku sudah berulang kali berbunyi. Jangan tanyakan si Gus Biru itu sedang apa. Dia hanya duduk sambil menunduk bahkan terpejam. Haiss mungkinkah dia tidur disaat begini.

“Ya Allah…Gus malah tidur, bantuin teriak kek.” Kesalku tanpa ada jawaban dari nya.

Lagi aku berteriak mintak tolong dan menggedor pintu berharap ada yang membuka pintu kayu ini.

Adzan maghrib telah selesai. Aku yakin juga semuanya tengah sholat. Perutku semakin melilit karena lapar. Gus Biru beranjak.

“Gu-Gus …mau kemana?” tanyaku saat melihatnya berdiri.

“Sholat.” Jawabnya singkat padat dan jelas. Aku rasa dia akan sholat dengan bertayamum sebelumnya.

Mengingat memang disini tidak ada air. Aku tidak bisa ikut sholat. Selain baju ku yang tidak bersih dan tentunya juga tidak boleh sholat berjamaah dengan laki-laki yang bukan mahromnya hanya berdua.

Aku dan Gus Biru hanyalah orang asing. Gus Biru sholat dengan khusyuknya. Lelehan air mataku rasanya sudah mengering.

Setelah ia sholat dan berdoa aku dengar di balik pintu sepeprti ada yang ingin membuka gudang.

“Gus … nopo njenengan di dalam?” tanya suara di balik pintu itu.

“Iya kang, minta tolong di buka kan ya.” Jawab Gus Biru. Suara gaduh di depan juga terdengar kemungkinan pintu ini akan didobrak.

“kami dobrak dulu, Gus mundur riyen.” Ucap seseorang lagi.

Terdengar hitungan Jawa satu sampai tiga. Kemudian suara keras terdengar.

BRAKKK..

Akhirnya pintu ini terbuka, semuanya terkejut melihat yang di dalam tidak hanya Gus Biru. Namun juga ada aku. Mereka tampak tidak percaya.

“Kalian berzina?” ucap seorang warga.

Ternyata dari tadi orang-orang juga mencari ku. Teman-teman dibantu oleh beberapa warga desa.

“Tidak pak…tidak kami tidak berzina.” Sanggahku dengan air mata yang kembali keluar.

“Ya Allah Za….gue gak nyangka.” Ucap Mikaela. Aku hanya menggeleng tidak setuju.

GUS BIRU SEASON 1 [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang