👓O.2👓

626 116 5
                                    

"Apasih lo ikut-ikutan!?" Jisung natep Minho julid. Dia nggak mau ketauan kalo suka sama si bodoh tingkat akut itu.

Mangkanya dengan mudah, Jisung bisa ngubah raut wajahnya. Felix aja sampe terheran-heran, mereka baru bahas Minho lho. Tapi raut wajah Jisung udah berubah.

Raut wajah Felix aja masih terkesan seperti orang mau gibah, sampe tuh wajah serius banget kaya lagi dengerin gosip miring yang panas.

"Gue denger nama gue disebut, ya ngikut dong!" Ujar Minho.

"No, mending lo duduk. Lo merusak pagi gue aja," sahut Felix.

"Yaelah, kalian nggak asik."

Minho naruh tasnya di kursi, trus duduk hadap ke depan, ngebiarin Jisung yang masih sibuk bicara sama Felix.

"No, gue ke kelas dulu ye? Baek-baek dah lo. Jangan bikin masalah mulu," ucap Changbin yang dari tadi di belakang Minho.

"Yoi, sana pergi. Keburu guru masuk ke kelas lo."

Changbin pergi dari kelas Minho. Sekarang Minho jadi gabut nggak ada temen ngobrol. Ya, dia bisa aja gangguin Jisung. Cuma dia nggak mau kena tabok Felix. Mana sekarang hari pertama masuk, mood bestai Jisung itu pasti lagi berbungah-bungah.

"Hhh ....."

Minho hela napasnya pelan, trus tiduran di meja. Kaya anak sekolah pada umumnya, tangan dia dibuat tumpuan untuk kepala.

Jisung sadar, Minho keliatan bosen nggak ada temen gitu. Ya emang nggak ada temen sih. Di kelas, Minho tuh dijauhin karena bodoh. Belum lagi kelas yang Minho tempatin ini, kelas elite. Isinya anak pinter doang. Apa daya Minho yang otak cuma 1/5 nya Jisung, bisa nyasar ke kelas elite.

"Lix, udah dulu ya."

Felix paham, dia biarin Jisung jeda pembicaraan mereka. Biar Jisung bisa ngobrol sama Minho.

"No, ini dari Chan buat lo." Jisung ngasih kotak hitam polos yang dikasih Felix ke Minho.

Muka Minho yang lesu tadi langsung cerah, buru-buru buka kotak hitam punyanya. Jisung yang ngeliat Minho jadi makin penasaran. Chan siapanya Minho sih? Kok Minho sampe se-excited itu dapet sesuatu dari Chan.

"Widih, beneran dikasih dong gue."

Minho letakkin kertas yang abis dia baca, trus cowok itu ngeluarin hoodie hitam yang keliatan mahal (?) dari kotak.

"Duh, makasih ya Sung. Udah bawain titipan Chan, sini gue kasih kiss."

Jisung langsung siaga satu, mau nabok temen sebangkunya itu. "Jauh-jauh atau gue tabok lo."

"Nggak boleh gitu, Sung. Ini tuh ucapan terima kasih. Ayo sini!"

"Ngg—"

Minho langsung meluk Jisung tanpa takut, kali ini dia bener-bener berani, karena Minho sangat berterimakasih banget sama Jisung. Chan itu orang spesial, cuma Jisung sama Felix yang bisa ngehubungin Minho sama Chan.

Felix yang jadi saksi keuwuan pasangan di depannya, langsung ngeluarin ponselnya trus motret kejadian langka itu, buat dia post di akun lambe sekolahnya, sekalian dikirim ke Chan.

"Nice, bagus banget rencana lo, Kak."

××

Abis kejadian tadi, Jisung buru-buru nabok Minho beneran karena guru udah masuk ke kelas disusul anak kelas yang berangkatnya molor.

Di waktu pelajaran, Jisung nggak bisa berenti buat curi pandang ke Minho yang fokus banget ke arah papan.

Jujur aja, Jisung masih nggak bisa lupain rasa hangat dan nyaman waktu dipeluk sama Minho. Padahal kalo mau juga, dia pasti dikasih cuma-cuma sama Minho.

Tapi Jisung nggak yakin, gelagat Minho baginya tuh cuma bercanda doang. Mana mau Minho suka sama dia yang buluq gini. Pasti Minho lebih suka cewe daripada dia.

Minho tuh ganteng, cuma minus bodoh aja. Andai aja kalo dia nggak di kelas elite, pasti Minho udah jadi most wanted tuh, dengan modal tampang nya yang cakep, tampan nan rupawan. Cewe mana yang ngga klepek-klepek sama Minho.

"Hhhh ...."

"Kenapa lo?" Jisung langsung noleh ke arah Minho.

"Nggak papa, pusing aja gue."

Minho pasang muka khawatir, "mau ke UKS? Gue anterin, kalo mau gue temenin juga dah."

"Nggak deh, gue tiduran aja di sini. Lo jangan bilang ke Bu Wendy ya."

Jisung numpuin kepalanya di atas meja, pake tangan buat bantal. Dia juga ngehadapin kepalanya berlawanan arah sama Minho. Biar nggak ganggu fokus cowok itu.

Minho yang liat Jisung kaya lemes banget tuh nggak bisa tinggal diem. Masa orang sakit dibiarin, ya nggak dong.

"Bu Wendy!"

"Iya, Minho?" Guru wanita yang lagi nulis di papan tuh langsung berenti, nyaut panggilan Minho.

"Jisung sakit, boleh saya antar dia ke UKS? Sekalian saya temani biar tidak sendiri," ucap Minho.

Jisung yang tadinya mau tidur, langsung bangun. Mukul-mukul pelan lengan Minho.

"Udah, No. Nggak usah, gue kaga pa—"

"Lo diem aja," potong Minho.

"Iya, bawa saja. Takutnya nanti malah semakin parah kalo tidur di kelas."

Minho senyum tipis, langsung narik Jisung keluar kelas. Nggak lupa ucap terimakasih ke guru yang mengajar di kelas.

"No ... Gue nggak papa yaelah. Balik aja yuk, nggak enak gue bikin lo bolos," ucap Jisung.

"Udah, diem aja. Lo nggak bikin gue bolos. Ini kemauan gue sendiri, Sung. Lagian masa temen gue sakit gue biarin."

Jisung senyum miris, "cuma temen ya ... kenapa juga gue ngarep lebih. Lino cuma canda doang kaya biasa."

To be continued

Haloo!!

Gimana puasanya hari ini?

Karena aku nggak sibuk-sibuk amat, jadi aku usaha buat up tiap hari^^ nggak kayak taun kemaren:(

tetep jaga kesehatan ya, see you tomorrow

[✓] Ya, Baka! [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang