👓1.1👓

407 88 1
                                    

"Tumben lo mau sekelompok sama gue?"

Jisung naruh bolpoin nya, natap males ke arah Minho. Udah berapa kali itu cowok nanyain pertanyaan yang sama ke dia.

"Kak, nggak capek nanya itu mulu?"

Minho geleng pelan, "kagak. Soalnya lo belum jawab."

"Kan udah!"

"Jawaban lo nggak serius."

Jisung mendengus kesal, dipukul lah lengan Minho sama bukunya.

Buk!

"Udah kerjain, waktu kita nggak banyak."

Minho ngalah, kalo dia nanya mulu. Yang ada nggak kelar tugas bagiannya, trus berakhir kaga bisa presentasi dengan baik dan benar.

Minho sama Jisung pun sibuk masing-masing. Nulis point penting presentasi yang perlu mereka jelasin. Nggak lupa juga mereka mahamin bener-bener bahan yang bakal mereka presentasiin.

Keduanya bener-bener serius sekarang. Nggak ada gurauan kaya sebelumnya. Mereka saling nanya biar dapet pemahaman.

Sampai akhirnya Mr. Choi balik, dan suasana kelas yang dikit rame karena ocehan anak-anak jadi sepi dan mencekam.

"Baik, siapa yang mau presentasi duluan?"

Jisung natap Minho, mengisyaratkan untuk mau presentasi duluan. Minho langsung gelengin kepalanya. Minho bukan tipe yang suka ngawalun presentasi, beda sama Jisung.

Tapi Jisung maksa sambil nyubit paha Minho. Mau nggak mau cowo itu harus nurut sama temen sebangkunya.

"Saya sama Minho, Pak!"

"Baik, silahkan maju ke depan."

//

"Itu saja dari kami, ada yang ingin ditanyakan?"

Minju angkat tangan, tuh cewe sebenarnya agak dendam sama Minho. Karena Minho dia nggak bisa sekelompok sama Jisung. Padahal Jisung sendiri yang minta sama Minho.

"Untuk saudara Minho, bagaimana jika pencegahan yang dilakukan tidak efektif, apa ada cara lain?" Tanya Minju.

Minho dikit kaget sama pertanyaan Minju. Dia belum baca atau nyari referensi buat pertanyaan Minju. Udah dia tebak, cewek itu pasti bakal balas dendam karna nggak bisa sekelompok sama Jisung.

Jisung yang sadar Minho nggak bisa jawab, mau nyela. Tapi Minho hentiin Jisung, buat nggak jawab pertanyaan yang ditujukan buat dia.

"Baik, terima kasih pertanyaan nya saudara Minju. Di sini saya akan menjawab pertanyaan anda. Saya pikir dari awal, memang pencegahan yang saya sebutkan memang belum sepenuhnya efektif, karena perilaku remaja tidak bisa ditebak. Bisa saja mereka mengikuti cara pencegahan tersebut. Namun ketika diluar, mereka akan berubah total."

Minho menjeda kalimatnya, mengambil nafas dan berpikir sejenak. Kemudian melanjutkan penjelasannya lagi.

"Ada cara lain yang bisa menutupi tidak efektif nya pencegahan tersebut yaitu dengan mengawasi remaja dengan ketat. Dan memperhatikan pertemanan mereka. Memperhatikan berarti mengetahui dengan baik seperti lingkup pertemanan remaja dan mengetahui latar belakang temannya remaja itu sendiri. Itu saja dari saya, apa puas dengan jawaban saya?"

Minju tercengang dengerin penjelasan Minho. Dia nggak bisa nanya ataupun nyanggah penjelasan Minho. Cewe itu hanya bisa ngangguk puas sama penjelasan si penerang.

"Baik, waktu telah habis. Kalian lakukan penutupan, presentasi akan dilanjutkan Minggu depan."

Jisung nutup presentasi nya, trus keduanya balik ke bangku. Mr. Choi langsung beresin barang-barang nya sambil pamit ke anak kelasnya.

Abis tuh beliau langsung cabut dari kelas. Karena jam istirahat udah dateng. Anak-anak kelas langsung berhamburan keluar kelas buat pergi ke kantin.

Jisung masih duduk di bangkunya, sementara Minho beres-beres mau ke kantin sama Changbin. Felix yang duduk di belakang mereka berdua jalan ke depan bangku mereka. Ngajak ke kantin.

"Ho, Sung, ke kantin?" Ajak Felix.

"Ayー"

"Lo duluan aja, gue mau bicara bentar sama Minho." Jisung menyela.

Felix cabut dari kelas, ya dia nunggu diluar kelas karna ngga mau ganggu mereka. Meski disuruh duluan, tetep aja mau bareng lah si Felix.

"Mau bicara apa?"

To be continued

Haloo

Maaf kemarin ngga up. Yang ini gantinya kemarin ya. Buat hari ini, nanti malam bakal update nggak tau jam berapa hehe

[✓] Ya, Baka! [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang