#12

2.2K 208 0
                                    

Pagi telah tiba, sinar matahari perlahan memasuki tenda yang di dalamnya terdapat 2 insan yang masih tertidur nyenyak tanpa merasa terganggu oleh sinar matahari tersebut.

Seseorang masuk kedalam tenda untuk membangunkan salah satu dari mereka dengan malas. Jika bukan karena harus berkemas untuk nanti sore, dirinya pasti dengan cepat akan menolak untuk membangunkan kedua insan tersebut.

'disaat yang lainnya bersiap, hanya kalian berdua saja yang bergelung nyaman di dalam tenda' batin Jili menatap jengah Yibo dan Xiaozhan.

Jili masih berdiam diri di tempatnya, memikirkan cara untuk membangunkan Yibo terlebih dahulu karena pasti akan butuh waktu yang lama jika ia membangunkan Xiaozhan yang menurutnya sangat sulit di bangunkan.

Berbagai cara Jili pikirkan, namun tak ada satu pun ide yang terlintas hingga sebuah kalimat terlintas di pikirannya dan pasti mampu membangunkan seniornya itu.

"Yi Ge, cepatlah bangun. Kita harus bersiap untuk nanti sore" ucap Jili dengan mengguncang tubuh Yibo.

Tidak ada respon dari Yibo yang membuat Jili heran. Seingatnya seniornya ini paling mudah di bangunkan, bahkan hanya mendengar nama nya di panggil saja dia terbangun.

Akhirnya dengan senyuman jahilnya, Jili membisikkan sesuatu ke telinga Yibo.

"Ge, cepatlah bangun! Xiaozhan menghilang, kita harus mencarinya sekarang!" Bisik Jili dengan heboh.

Sontak saja Yibo langsung terbangun dan tak sengaja tangannya menyenggol lengan seseorang, setelah melihat siapa pemilik lengan tersebut, matanya langsung menatap tajam ke arah Jili.

"Akhirnya kau terbangun, Ge" ucap Jili dengan rasa tidak bersalahnya lalu dengan cepat ia keluar dari tenda sebelum Yibo mengumpatinya.

Yibo hanya terdiam di tempatnya melihat kepergian Jili, dirinya masih terlihat terkejut akibat dari cara Jili membangunkannya.

Setelah beberapa menit terdiam dan nyawanya sudah mulai terkumpul, akhirnya Yibo beranjak dari tempatnya dan keluar dari tenda, membiarkan Xiaozhan masih tertidur nyenyak di tempatnya.

Yibo menatap heran pada para siswa yang sedang sibuk berkemas di kelompoknya masing-masing. Tak terkecuali Jili yang sedang sibuk mengemas barang kelompok bersama Junjie.

"Kau tidak membangunkan Xiaozhan, Ge?" Tebak Jili saat melihat Yibo keluar dari tenda tanpa adanya Xiaozhan.

"Kenapa para siswa sibuk berkemas?" Bukannya menjawab pertanyaan Jili, Yibo malah bertanya.

"Kita akan kembali ke asrama sore nanti, tiba-tiba saja ada acara dadakan bagi para guru. Maka dari itu aku membangunkanmu untuk berkemas dan membangunkan Xiaozhan juga" jelas Jili.

Yibo hanya mengangguk paham mendengar penjelasan Jili, tanpa berniat beranjak dari tempatnya untuk membangunkan Xiaozhan dan menyuruh anak itu berkemas.

Melihat Yibo yang hanya diam saja, Jili pun menatap geram pada Yibo karena tak kunjung beranjak dari tempatnya dan membangunkan Xiaozhan.

Mengetahui tatapan geram dari juniornya, Yibo pun membalas tatapan Jili dengan bingung. "Ada apa dengan tatapanmu?" Tanya Yibo.

"Kenapa kau hanya diam di tempatmu dan bukan membangunkan Xiaozhan lalu menyuruhnya berkemas huh?" Tanya Jili yang masih berusaha sabar terhadap seniornya.

"Tak perlu terburu-buru, barangku dan dia hanya sedikit. Jadi tidak akan butuh waktu lama untuk berkemas dan santai saja" ucap Yibo tanpa mempedulikan wajah Jili yang sudah menahan amarahnya.

"SEKARANG, GE!" Bentak Jili, lalu mendorong Yibo untuk memasuki tenda kembali.

Junjie yang sedari tadi hanya memperhatikan keduanya dalam diam, berusaha sebisa mungkin untuk menahan tawanya saat melihat Yibo yang dengan pasrah di dorong Jili untuk memasuki tenda.

Tidak ada yang pernah tau, di balik wajah polos Jili, akan berubah menjadi sangat menyeramkan saat marah.

Saat Yibo masuk ke dalam tenda, dapat ia lihat Xiaozhan yang masih tertidur nyenyak seolah tidak terganggu dengan cahaya matahari dan suara keributan yang di akibatkan oleh dirinya dan Jili.

Melihat wajah Xiaozhan yang tertidur nyenyak, ia jadi teringat kejadian di sungai. Saat dimana Xiaozhan bermain air dengan wajah berseri, ia ingin melihatnya lagi.

Mungkin setelah Xiaozhan terbangun nanti, dirinya akan mengajaknya kembali ke tempat tersebut.

"Zhan, bangunlah. Ini sudah siang" ucap Yibo dengan mengguncang pelan tubuh Xiaozhan.

Xiaozhan hanya menggeliat kecil di tempatnya, tetapi dirinya tidak ingin membuka matanya.

Sedangkan Yibo yang mengetahui ada pergerakan dari Xiaozhan, tapi tak kunjung membuka matanya pun akhirnya semakin kuat mengguncang tubuh lelap tersebut.

"Zhan, ayolah" ucap Yibo.

"Biarkan aku tertidur beberapa menit lagi, Ge. Kumohon" ucap Xiaozhan dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Jika kau tak segera bangun, maka aku tidak akan jadi mengajakmu lagi ke sungai itu" ancam Yibo.

Ancaman Yibo sukses membuat Xiaozhan membuka matanya perlahan dan langsung mendudukkan dirinya.

Wajah Xiaozhan terlihat seperti enggan berpisah dari tidur lelapnya, terbukti dari matanya yang kembali terpejam.

"Aku sudah bangun, jadi kapan kita akan berangkat?" Tanya Xiaozhan dengan mata terpejam.

Mata Xiaozhan pun terbuka dan menatap Yibo dengan antusias dengan wajah bantalnya yang sangat kentara. Sungai itu adalah tempat yang ingin ia kunjungi kembali, setelah beberapa hari yang lalu pergi bersama Yibo. Jadi tidak mungkin ia akan menyia-nyiakan ini.

"Kumpulkan nyawamu terlebih dahulu dan bersihkanlah dirimu lalu kita akan pergi kesana sebentar, kemudian kita akan berkemas untuk kembali ke asrama sore nanti" ucap Yibo, setelahnya ia pergi keluar tenda.

Xiaozhan mengangguki saja ucapan Yibo dengan mata yang setengah terpejam menatap kepergian Yibo.

Setelah memastikan Yibo telah benar-benar keluar dari tenda, Xiaozhan pun kembali merebahkan dirinya dan memejamkan matanya kembali untuk melanjutkan mimpi indahnya yang tertunda.

"XIAOZHAN CEPATLAH!"

Belum ada satu menit Xiaozhan melanjutkan mimpi indahnya, teriakan Yibo yang berasal dari luar tenda membuatnya segera bangun di sertai dengan decakan kesal.

Tidak butuh waktu lama bagi Xiaozhan untuk mengumpulkan nyawa, itu terjadi karena teriakan Yibo tadi yang membuatnya terkejut dan nyawanya terkumpul dengan cepat.

Setelahnya ia bangkit keluar dari tenda untuk membersihkan dirinya, sebelum seniornya itu kembali meneriaki namanya dan membuat nya kembali terkejut.

me with you [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang