1. Beast : Permulaan

4.7K 518 39
                                    

   
   Hai gaess (。・ω・。)ノ♡.

   Jangan jadi 'SILENT READERS' ya! Ayo hargai karya orang lain.

   Vote dan comment dari kalian sangat berarti buat aku, sebagai referensi sekaligus penyemangat. Fyi, vote dan comment itu gratis loh...

***

   Malam hari adalah waktu bagi semua orang untuk tidur namun tak berlaku untuk wanita satu ini, namanya adalah Lauria Aruna, seorang wanita workaholic yang sangat mencintai pekerjaannya, bahkan diumurnya yang ke 22 tahun, Lauria belum pernah merasakan memiliki seorang kekasih.

    Bekerja sebagai staff di sebuah kantor yang cukup besar, Lauria jarang sekali memiliki waktu tidur yang normal, berkutat dengan berkas dan dokumen adalah makanan sehari hari.

    Di kantornya Lauria sering menjadi bahan pembicaraan yang mengatakan dirinya adalah seorang yang sombong, namun pada kenyataannya Lauria hanya seorang gadis introvert yang tidak tahu bagaimana cara memulai percakapan. Layaknya robot yang kaku.

***

    Rembulan sudah terbit, waktu bagi orang-orang untuk tidur, namun beberapa berkas dan dokumen masih menahanku dikantor, sebenarnya pekerjaan ini bisa kulakukan besok,  namun jika aku pulang sekarang, tidak ada orang yang menungguku dirumah, rumah terasa dingin, lebih baik aku mengerjakan beberapa pekerjaan lagi, rasa lelah akan membantuku untuk sedikit melupakan perasaan dingin dan sepi di rumah.

    Rumah adalah tempat yang dingin bagiku, aku sebenarnya tidak suka perasaan kesepian tapi, setelah perceraian kedua orangtuaku, aku mulai menutup diri.

    Ditambah lagi sekarang baik ayah maupun ibuku masing-masing sudah memiliki keluarga lagi, itu membuatku seperti orang lain di keluarga ayah maupun ibuku.

    Mereka bercerai karena masing-masing dari ayah maupun ibu sudah merasa tidak cocok lagi, sehingga pada saat aku berumur 15 tahun mereka memutuskan untuk berpisah.

    Setelah perceraian keduanya, aku tidak ingin memilih untuk tinggal dengan ayah maupun ibuku, aku tinggal bersama nenek, aku tidak ingin mengganggu kehidupan mereka.

    Apalagi setelah ayah dan ibu menikah lagi dengan pasangan masing-masing, aku melihat kebahagia mereka, senyumannya berbeda dari pada saat kami masih menjadi satu keluarga.

    Dari kejadian itulah aku mulai menutup diriku, aku rasa semua orang akan lebih bahagia tanpaku.

    Dan akupun mulai kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain karena aku akan menjadi sangat gugup dan terlalu kikuk.

    Segera setelah mendapat pekerjaan akupun pindah dari rumah nenek kesebuah flat kecil di dekat kantor.

    Entah apa karena aku mengingat masa lalu atau karena aku terlalu lelah bekerja, mataku mulai terasa berat, apa aku akan pingsan?.

    Entah aku berada di dimensi mana, yang dapat kulihat hanyalah kegelapan total, tubuhku melayang dikegelapan, aku tak lagi merasakan lelah dan sakit kepala yang sempat mendera, yang kurasakan sekarang adalah tubuhku terasa sangat ringan dan kepalaku dipenuhi kebingungan.

    Apa aku sudah mati? Tapi kenapa aku berada disini  bukan disurga yang indah ataupun neraka yang panas.

    Setelah itu entah darimana datang secercah cahaya putih.

" Wahai jiwa yang tersesat, kamu sudah tidak bisa kembali lagi kedunia asalmu, namun karena kemalangan yang dikau terima selama ini, alam semesta memutuskan untuk memindahkan jiwamu. " Dan sama saat cahaya itu datang, cahaya itupun menghilang dengan misterius.

    Aku masih tidak mengerti maksud perkataan cahaya putih tadi, yang bisa ku pahami hanyalah bahwa menurut cahaya putih itu hidupku Malang, namun kurasa aku hanya kekurangan cinta dan kasih sayang yang tidak pernah kurasakan.

    Dan sebelum aku dapat memahaminya, mataku pun terasa memberat, dan semuanya menjadi gelap kembali.

    Tubuhku terasa sangat ringan entah mengapa, mataku masih terpejam dan gambaran-gambaran ingatanku muncul seperti potongan film.

    Memori terakhir yang ku ingat adalah kata-kata dari cahaya putih misterius, apa sekarang aku sudah disurga?.

    Terdengar suara gemerisik angin, dan aku pun semakin bingung, kucoba membuka mataku, awalnya semua buram, dan aku berusaha memfokuskan penglihatanku pada satu titik.

    Terlihat banyak pohon mendulang tinggi, tunggu, ini pasti bukanlah surga ataupun neraka, tapi aku berada dimana? Kurasa aku harus berkeliling mencari seseorang untuk ditanya.

    Aku mengenakan baju terusan berwarna putih polos, dan warna putih itu mengingatkanku pada memori tentang cahaya putih misterius, entah mengapa saat aku tersadar, aku sudah mengenakan pakaian itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Aku mengenakan baju terusan berwarna putih polos, dan warna putih itu mengingatkanku pada memori tentang cahaya putih misterius, entah mengapa saat aku tersadar, aku sudah mengenakan pakaian itu.

    Aku berjalan perlahan seraya menoleh kesana kemari mencari seseorang untuk ditanya.

    Langit mulai menggelap, bukan karena sudah malam, tapi pertanda akan hujan.
Awan pun mulai meneteskan airnya, aku harus mencari tempat berteduh. Dan mataku pun menangkap sebuah gua berukuran sedang.

    Sebenarnya aku takut untuk masuk kedalam gua itu, namun tidak ada pilihan lain, semoga saja tidak ada hewan buas didalam sana.

    Di dalam gua tidak terlalu hangat, namun lebih baik dari pada dinginnya air hujan, Sebenarnya aku ingin membuat api, tapi aku tidak tahu itu akan berhasil atau tidak, Lagipula tidak ada ranting ataupun dedaunan untuk membuat api.

   Aku bersandar pada dinding gua, tidak jauh dari mulut gua, aku terlalu takut untuk masuk lebih dalam, dan juga gua ini terlalu gelap untuk dijelajahi.

    Saat bersandar pada dinding gua, aku mulai memikirkan semuanya, semua kejadian aneh yang ku alami, dan lagi terlintas pemikiran ku tentang pakaian putihku ini, apa memang benar pakaian ini ada hubungannya dengan cahaya misterius itu? Karena pakaian terakhir yang aku ingat adalah aku mengenakan setelan kantor.

    Dan ada kata-kata dari cahaya misterius itu yang menggangguku, apa benar aku sudah pindah dunia? Karena bagiku hutan ini tidak ada yang aneh, seperti hutan pada umumnya?.

    Namun aku juga bingung kenapa aku bisa berada dihutan antah berantah ini, bukannya hal terakhir yang ku lakukan adalah bekerja?.

    Kepalaku terasa pusing memikirkan berbagai pertanyaan yang entah ada jawabannya atau tidak, dan mataku pun memberat karena sepertinya hari sudah benar-benar larut. Kurasa aku terlalu hanyut dalam pemikiranku, sampai aku tidak sadar bahwa hari sudah malam.

***

Notes :

° gimana chapter ini? Suka gak? Kalo suka vote dulu dong.

° jangan lupa tandain kalo ada typo, dan kalo ada kritik dan saran boleh langsung dicomment aja.

BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang