14. Beast : Kembali

1.2K 165 28
                                    

Hai gaess (。・ω・。)ノ♡.

Jangan jadi 'SILENT READERS' ya! Ayo hargai karya orang lain.

Vote dan comment dari kalian sangat berarti buat aku, sebagai referensi sekaligus penyemangat. Fyi, vote dan comment itu gratis loh...

***

Terdiam, semua kata-kata Syraa menusuk tepat di hatiku. Dari sudut pandang Syra memang aku terkesan melupakannya apalagi aku hampir bergabung dalam suku sedangkan Syraa sendiri adalah Ferral yg sangat bertolak belakang bahkan nyaris bermusuhan dengan suku.

Secara tidak langsung aku memutuskan hubunganku dengannya jika aku bergabung dengan suku, tapi hubungan apa diantara aku dengannya, kami berteman kah? Tapi Syraa menganggapku lebih dari itu, kekasih? Aku masih belum yakin akan itu.

Belum lagi masih ada perasaan Naqi yg harus aku pikirkan, aku sangat pusing untuk memilih siapa agar tidak ada kejadian seperti ini lagi, tapi apa aku benar-benar harus memilih?.

DEG, entah kenapa pikiran seperti bisa terlintas di benak ku, tapi memiliki pasangan lebih dari satu itu wajar disini, dan aku juga tidak bisa memilih diantara kedua pria itu, jadi mungkin ini adalah jalan yang terbaik.

Kembali ku fokuskan atensiku pada Syraa, dia sedang terduduk dekat perapian terlihat sedang memasak sesuatu membelakangiku.

" Syraa, apa kau sudah tenang? Bisa kita bicara sebentar? " Aku mencoba berbicara dengan Syraa.

Syraa menoleh padaku, terlihat wajah tampannya sangat tertekan dan ada sedikit jejak air mata disudut matanya, astaga seorang Ferral menangis.

" Kau tau, ada sedikit salah paham diantara kita, aku tak pernah ingin atau bahkan punya pikiran untuk meninggalkanmu, hanya saja semuanya terjadi terlalu cepat sebelum aku bisa memprosesnya satu per satu. "

" Jelaskan kalau begitu. " Syraa menjawab dengan lirih.

" Baik tapi mendekatlah sedikit, bisa? " Tanpa menjawab Syraa jalan mendekat padaku, dia duduk disampingku.

" Sudah siap mendengar penjelasanku? " Tidak bersuara Syraa hanya membalasku dengan anggukan.

" Baik, jadi saat aku sudah sembuh dari demam, ada sedikit salah paham antara aku dan anggota suku, mereka mengira aku adalah calon betinanya Naqi, dan saat aku ingin menjelaskan para anggota suku sudah sangat ribut ingin menyiapkan ritual lalu kau datang dan mengacau disuku. "

" Dan sekarang aku ingin kau menjawab, kenapa bisa kau pikir aku meninggalkanmu? " Kulihat wajah Syraa sudah sedikit lebih baik.

" Aku menunggumu di gua ku dengan cemas, aku takut penyakitmu itu parah dan ingin menemuimu tapi aku takut menganggu pengobatanmu, lalu waktu itu ada beberapa pejantan yg sedang berburu di teritorialku, aku ingin mengusir mereka tapi aku tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. " Syraa menghela nafas sebentar.

" Mereka bilang katanya Naqi membawa pulang seorang betina dan akan segera berpasangan dengannya jadi betina itu harus secepatnya menjadi bagian dari suku, dan mereka bilang betina itu datang dalam keadaan sakit, jadi aku berpikir itu pasti Ria, jadi aku sangat sedih dan kacau dan di pikiranku hanya tidak ingin kehilangan Ria. " Syraa menunduk dan menarik sedikit ujung rok milikku.

" Maaf sudah mengacau dan menakutimu, tapi aku juga takut kehilangan Ria dan takut Ria lebih memilih kucing jelek itu dibanding aku, maaf... " Suara Syraa terdengar lirih diakhir kalimatnya.

" Jangan takut padaku, jangan membenciku, jangan meninggalkanku, jang.. hiks, jangan memilih kucing jel.. hiks jelek itu. " Syraa dengan sangat frustasi menangis dihadapanku.

" Hei.. Hei, sudah cukup, jangan menangis Syraa, aku memang kaget dan sedikit marah padamu tapi aku tidak membencimu kok, sedikit pun tidak, sudah ya jangan menangis kamu mau jadi pejantan ku kan? Aku tidak suka dengan pria cengeng tauu." Aku menenangkan dia dan sedikit mengusap bahunya agar dia merasa lebih baik.

" Sungguh? Kau tidak membenciku kan? Kau juga tidak akan meninggalkanku kan? Berjanjilah padaku kau tidak akan melakukan itu Ria... " Syraa sudah tidak menangis tapi raut wajahnya masih terlihat ketakutan.

" Iya, aku sudah tidak marah, aku juga tidak pernah membencimu tapi aku mau kamu mendengarkanku mulai saat ini, jika kamu punya sesuatu yang ingin dikatakan atau ditanyakan, langsung saja beritahu aku, jangan hanya mendengar dari orang lain ya! " Aku sangat merasa bersalah telah sempat marah padanya, Walau dia tidak tau.

" Baik, sekarang aku ingin kita keluar dari tempat ini, tempat ini sangat berbahaya tau! " Ya tempat ini benar-benar menyeramkan.

Bagaimana aku bisa hidup disini, tempat ini adalah sebuah gua diatas jurang, mungkin hanya spesies ular yang bisa meraih tempat ini, karena jujur saja jurangnya sangat curam dan berbatu, jika aku terjatuh dari sini mungkin saja tubuhku tidak akan terlihat berbentuk lagi.

" Baiklah, tapi berjanjilah padaku kau tidak akan pergi dariku, jika kau ingin ke suatu tempat bilanglah padaku, aku akan mengantarmu kemana pun itu. " Astaga, ular satu ini benar-benar sangat takut ku tinggal.

" Ya, aku berjanji. Jadi cepatlah kita turun dari gua ini, ada yang aku ingin bicarakan antara kamu, Naqi, serta warga suku. " Aku sudah membuat sebuah keputusan, biarlah nanti aku memberitahu mereka saat di desa saja agar semuanya jelas.

" Baik, kamu sudah berjanji. " Kemudian Syraa membentuk wujud utuh ularnya.

Karena wujud ularnya Syraa sangat besar, ia hanya perlu menggulung sedikit ekornya agar aku bisa duduk dengan nyaman di tubuhnya, aku hanya perlu berpegang pada apapun yg terjangkau olehku.

Semoga saja Syraa maupun Naqi mau menerima keputusan yang sudah aku buat, karena menurutku ini adalah jalan terbaik untuk kami bertiga.







***

Notes :

° gimana chapter ini? Suka gak? Kalo suka vote dulu dong.

° jangan lupa tandain kalo ada typo, dan kalo ada kritik dan saran boleh langsung dicomment aja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang