13. Beast : Syraa

1.4K 274 25
                                    

   Hai gaess (。・ω・。)ノ♡.
  
   Jangan jadi 'SILENT READERS' ya! Ayo hargai karya orang lain.

   Vote dan comment dari kalian sangat berarti buat aku, sebagai referensi sekaligus penyemangat. Fyi, vote dan comment itu gratis loh...

***

" APA! Berapa banyak Ferral yang mengacau? " Kepala suku segera bangkit dan berbicara kepada seorang pria yang memegang semacam tombak.

" Itu, ha.. hanya seorang Ferral saja yang menyerang kepala suku, tapi dia sangat kuat, bahkan dia mampu mengalahkan 5 pejantan dengan 3 tanda. " Si pria dengan tombak menjawab dengan tergagap pertanyaan dari kepala suku.

   Seorang Ferral yang sangat kuat, apa itu Syraa? Mungkin tidak, kenapa juga ia harus mengacau disuku ini. Bisa saja itu Ferral brengsek seperti Ferral buaya yang dulu pernah menyerangku.

" Naqi ayo kita bantu pejantan yang berjaga di gerbang utama, dan Mika bawa Lauria ketempat yang aman. " Perintah kepala suku, lalu ia dan Naqi segera berlari kearah gerbang dan tanganku ditarik oleh Mika, entah aku akan dibawa kemana.

   Mika menarik pergelangan tanganku dan membawaku lari ke sebuah tempat tak jauh dari rumah kepala suku, tempat itu tidak terlalu besar tapi kurasa cukup untuk menampung 20 orang, seperti sebuah tempat pengungsian, tempat itu dijaga oleh beberapa pria yang mengelilingi tempat tersebut.

   Tempat itu memiliki struktur yang sama dengan rumah anggota suku yang lain, dibuat dari batang dan bagian lain dari pohon, agaknya aku penasaran dengan bagian dalam tempat itu.

   Sebelum aku masuk kedalam tempat itu, terdengar suara yang menarik atensiku.

" RIAA!! " Suara teriakan Naqi terdengar ditelinga, aku menengok kearah belakang dan aku melihat Syraa yang sedang dipegangi oleh Naqi dan beberapa pria asing.

   Dengan spontan aku ingin berlari menghampiri kumpulan pria itu, Namun belum kaki ini melangkah tapi tanganku sudah dipegangi oleh Mika.

" Hei mau kemana? Disana berbahaya! Ada Ferral ular yang terlihat sangat ganas dan menakutkan, jangan pergi ke sana jika tidak ingin diculik olehnya. " Kata Mika.

   Memang benar Syraa itu seorang Ferral tapi dia itu pria yang baik, wajahnya memang sedikit terlihat galak dan menyeramkan tapi dia juga tampan kok! Hatiku sangat sedih melihat Syraa yang sedang memberontak tapi ditahan oleh beberapa pria lain.

   Dalam wujud setengah ularnya, ia tengah dipegangi oleh beberapa pria termasuk kepala suku dan Naqi, aku bimbang antara ingin menolongnya atau tidak.

   Ditengah kebimbangan untuk menolong atau tidak, Lauria tiba-tiba teringat dengan semua kebaikan yang sudah diberikan oleh Syraa dan terakhir adalah pernyataan cinta dari Syraa benar-benar membuat Lauria tidak tega untuk membiarkan Syraa begitu saja.

   Tapi, sebagian kecil dihatinya merasa tidak enak dengan Naqi, ia seperti wanita yang sedang berselingkuh karena ia hanya ingin dimiliki oleh satu pria tapi entah mengapa dua orang pria itu terus menerus menarik perhatiannya.

   Belum ia memutuskan perdebatan didalam dirinya, tapi tubuhnya bergerak secara refleks menghampiri Syraa yang akan dipukul oleh seorang pria yang ia duga adalah salah satu anggota suku.

" TUNGGU! BERHENTI! Jangan pukul Syraa, dia tidak jahat. " Ria berteriak dan syukurlah pria itu juga menghentikan aksi akan memukulnya.

" RIAA! " Kembali suara serak dan dalam Syraa memanggil namaku.

BRAAK~

DUAGH~

   Karena teriakanku mengalihkan atensi para pria yang tengah memegangi Syraa, dan Syraa pun mengambil kesempatan dengan menghempas dan memukul mundur para pria yang memeganginya.

   Kini ia melesat dengan tubuh setengah ularnya kearahku, lalu menggendong tubuhku dalam dekapannya dan kembali melesat jauh entah kemana dengan aku yang masih berada di dekapannya.

   Aku yang masih shock pun bingung harus bagaimana dan harus apa, dan Syraa yang menggendongku pun hanya diam saja dengan wajah tidak terbaca.

   Awalnya aku memang ingin menolong Syraa karena tidak tega juga sebagai balas Budi karena ia juga pernah menolongku, tapi Syraa yang saat ini menggendongku benar-benar seperti bukan Syraa yang aku kenal.

   ' Apa kau tahu musim hujan akan segera tiba? Dan akan ada lebih banyak Ferral yang berkeliaran di musim hujan, mereka butuh betina untuk musim kawinnya. '

   Deg!  Apa sekarang Syraa tengah menculikku? Apa mungkin Syraa yang sebaik itu padaku dan sudah banyak menolongku tega melakukan itu.

" Sy.. Syraa, kenapa kau mengacau disuku? Dan kau akan membawaku kemana? " Aku memberanikan diri untuk bertanya pada Syraa.

   Bukannya menjawab Syraa hanya terdiam dengan wajah yang menekuk, entah kenapa aku mendadak merinding melihat raut wajahnya.

   Mungkin saja insting Ferralnya Syraa yang mengambil alih dan mencoba menculikku, apakah akan ada yang bisa menolongku? Bagaimanapun juga aku takut Syraa akan melecehkanku, berpacaran saja tidak pernah bagaimana bisa aku tidak takut jika 'diserang' pria yang bahkan bukan manusia seutuhnya, terlebih dia itu ular.

   Setelah tadi aku memberanikan diri untuk bertanya dan sekarang keberanian ku telah habis dan menciut, kini aku hanya pasrah dalam dekapan Syraa yang sangat dingin, aku pun menggigil entah karena dingin atau ketakutan.

  Ia membawaku melesat sangat jauh, masuk lebih dalam ke hutan dan mendaki tinggi kearah bukit, dan sekarang aku benar-benar jauh dari suku dan Naqi.

   Bukan aku tidak ingin berontak dan membela diri tapi Syraa itu sangat kuat, ia lebih kuat dari Ferral buaya saat itu bahkan mungkin lebih kuat dari Naqi, jadi bagaimana mungkin aku bisa mengalahkannya bahkan kabur darinya saja terdengar mustahil, untuk saat ini.

   Setelah pendakian panjang, kini Syraa berhasil membawaku sampai pada gua dipuncak tebing, dibawah sangat curam dan berbatu, aku mungkin akan langsung mati jika jatuh dari ketinggian ini.

   Dia benar-benar menculikku, dia memang Ferral tapi kukira ia berbeda karena ia pernah menyelamatkanku tapi kini pandanganku berubah, ternyata Syraa sama saja seperti Ferral lainnya yang kalah dengan insting hewannya.

   Syraa menurunkan aku didalam gua, lalu dengan setumpuk kayu dan dedaunan ia membuat api menggunakan dua belah batu, dengan masih diam membisu Syraa membuatkan ku makanan.

   Aku pun hanya membalas keterdiaman Syraa dengan sikap waspada, aku memperhatikan gerak-geriknya Syraa dari sudut ruangan dengan kedua tanganku memeluk tubuhku sendiri.

" Kenapa.."

" Kenapa Ria meninggalkanku? Kenapa Ria tidak kembali dan malah melupakan aku? "

" Aku sebenarnya tidak ingin membuat Ria takut tapi aku harus seperti ini agar Ria tidak bisa meninggalkan aku. "

" Aku menyukai Ria, aku ingin menjadi pasangan Ria, apakah aku salah? "

***

Notes :

° gimana chapter ini? Suka gak? Kalo suka vote dulu dong.

° aku bakal semangat buat up kalo yang baca juga semangat kasih vote!

° jangan lupa tandain kalo ada typo, dan kalo ada kritik dan saran boleh langsung dicomment aja.

BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang