6. Beast : Pertarungan

2.2K 352 12
                                    


   Hai gaess (。・ω・。)ノ♡.

   Jangan jadi 'SILENT READERS' ya! Ayo hargai karya orang lain.

   Vote dan comment dari kalian sangat berarti buat aku, sebagai referensi sekaligus penyemangat. Fyi, vote dan comment itu gratis loh...



***

   Jantungku berpacu dengan cepat, takut, aku tidak pernah melihat perkelahian sebrutal ini, Naqi dan Ferral itu masih bertarung.

   Terdengar suara raungan dan geraman yang berasal dari pertarungan Naqi dan Ferral itu, kedua Beast itu saling menyerang.

   Naqi dan Ferral itu saling memukul, mencakar menggigit, mereka bertarung dengan wujud hewan mereka, pertarungan antara macan hitam dengan buaya besar.

   Ferral itu memiliki tanda aneh dilengan kanannya, dan Naqi juga memiliki tanda aneh itu, tepatnya dipundaknya, perbedaannya adalah Ferral itu hanya memiliki tiga tanda sedangkan Naqi memiliki empat tanda.

   Ferral itu terlihat kelelahan menahan serangan Naqi, namun Naqi terlihat biasa saja, seperti ia tidak bersungguh-sungguh dengan pertarungan ini, kekuatan mereka tidak seimbang.

   Satu cakaran dilancarkan oleh Naqi tepat mengenai leher Ferral itu, ia tidak bergerak lagi saat Naqi melancarkan serangan-serangan lain ketubuh Ferral itu.

   Aku rasa pertarungan ini akan selesai sebentar lagi, dan Ferral itu akan kalah pastinya, buaya besar itu sudah lemas dengan banyak luka terbuka di tubuhnya, aku agak kasihan melihat Ferral itu terluka separah itu, tapi itu salahnya karena memulai perkelahian dengan Naqi.

   Pertarungan selesai, Ferral itu kalah dan tergeletak tidak berdaya dibawah cakar Naqi, Naqi menjauh dari buaya besar yang sudah tidak berdaya lagi, Naqi menghampiriku masih dengan wujud macannya.

   Baru Naqi berjalan beberapa langkah, serangan kejutan dilancarkan oleh Ferral itu, ternyata ia hanya berpura-pura kalah, saat Naqi lengah ia menyentak ekornya menghempas tubuh Naqi beberapa meter masuk kedalam hutan.

   Secara cepat Ferral buaya itu berlari kearahku, ia mengubah wujudnya menjadi manusia, wujud yang sama saat Ferral itu menghadang perjalanan pulangku dengan Naqi.

   Hari yang memang sudah akan malam membuat hutan menggelap dan tubuh Naqi yang terhempas masuk kedalam hutan tidak terlihat.

   Aku yang masih syok melihat tubuh Naqi yang terhempas tadi hanya bisa terdiam kaku saat buaya jadi-jadian itu menyandera tubuhku.

   Ferral itu berdiri dibelakang tubuhku menjadikanku tameng hidup, ia menarik kedua tanganku kebelakang tubuhku memegangnya sangat kencang dengan satu tangan besar Ferral itu, satu tangannya lagi ia gunakan untuk membekap mulutku.

" Lebih baik kau menurut, kau hanya seorang betina cantik yang lemah, kau seharusnya senang bahwa aku memilihmu untuk menampung anak-anakku. " Bisiknya dengan lirih bagai geraman hewan buas.

" Emnnmm... Pftemm... " Tangan kotor Ferral itu masih membekap mulutku, menghalau setiap umpatan yang ingin ku keluarkan untuknya, dasar buaya sialan.

" DIAM... pejantan payahmu itu sudah kalah, ia tidak akan bisa menyelamatkanmu, sebaiknya kau menurut atau kuhancurkan tubuh ringkihmu ini. " Dia membentakku, aku mulai panik, tidak ada tanda-tanda keberadaan Naqi setelah terhempas oleh serangan buaya curang ini.

" ... " Aku terdiam, aku mencoba memberontak dalam genggaman Ferral licik dibelakangku.

   Malam datang, suasana benar-benar sudah gelap, dan aku sudah pasrah karena tidak ada tanda-tanda Naqi selamat, kurasa inilah akhir hidupku lagi.

BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang