3. Beast : Naqi

3K 416 11
                                    


   Hai gaess (。・ω・。)ノ♡.

   Jangan jadi 'SILENT READERS' ya! Ayo hargai karya orang lain.

   Vote dan comment dari kalian sangat berarti buat aku, sebagai referensi sekaligus penyemangat. Fyi, vote dan comment itu gratis loh...



***

    Aku mengerjapkan mataku menghalau sinar matahari yang memaksa masuk ke indera penglihatanku, aku linglung, hal terakhir yang ku ingat adalah macan kumbang berwarna hitam yang menyerahkan hasil buruannya kepadaku lalu tiba-tiba macan itu berubah menjadi pria tampan tapi telanjang, sungguh mimpi yang aneh(?).

    Kulihat diluar gua, cuaca sedang terik, tidak biasanya aku bangun se siang ini, sebagai seseorang yang hidup sendiri, aku sudah biasa bangun dari jam 5 pagi untuk membuat sarapan dan sedikit berberes, namun entah kenapa hari ini aku bisa bangun sangat siang, apa mimpi tadi benar-benar terjadi?  Sungguh membingungkan.

    Aku terduduk sebentar, kulihat seperti ada sesuatu yang tergeletak agak jauh didalam gua, apakah itu batu? Tapi aku tidak melihatnya kemarin.

    Aku menghampiri gundukan tersebut, semakin dekat, semakin jelas pula bahwa gundukan tersebut adalah rusa mati yang sudah bersih, tidak lagi ada darah seperti dimimpiku(?), atau jangan- jangan semua itu nyata, apa termasuk macan kumbang hitam yang berubah menjadi pria tampan?.

    Ah...  aku merasa kepalaku menjadi sakit memikirkan semua kemungkinan yang seharusnya mustahil terjadi, semoga saja itu hanyalah kebetulan.

    Terdengar suara langkah kaki seseorang mendekat kearah gua, aku ingin membalikkan badan, namun aku ragu, aku takut semua hal yang kurasa mimpi tadi ternyata adalah kenyataan.

    Aku membalikkan tubuhku perlahan seraya terus memanjatkan doa agar semua itu hanya mimpi, namun takdir berkata lain, aku melihatnya, melihat seorang pria tampan namun aku tahu ia tak sepenuhnya manusia, pria itu berjalan kearahku dengan senyum yang sangat lebar, dan masih sama dengan awal, ia masih tanpa busana, namun untungnya ia membawa semacam kain ditangannya yang menjulur menutupi 'tubuh bagian depannya'.

" Apa kamu menyukai buruanku? Tenang saja rusa itu sudah kubersihkan kok, tidak ada lagi darah yang akan membuatmu pingsan. "Ucap pria itu dengan ramahnya.

    Aku masih terdiam mencerna semua perkataan pria tadi.

" Ah... apa kamu menginginkan kulit hewan ini? Ini adalah kulit hewan buruanku, apakah kau sudah memiliki pasangan? " Ucap pria itu lagi dengan beruntun.

" uhm... bisakah kau menutupi bagian pribadimu dulu? Aku sangat tidak nyaman berbincang dengan keadaan begini. " Ucapku dengan ragu.

" Ahahaha... jadi kau adalah tipe betina pemalu ya? Aku memaklumimu, tapi apakah kau sudah memiliki pasangan? berapa banyak? " Pria itu mengucapkan beberapa kata yang sangat aneh (?) menurutku, dengan sangat mudahnya.

" Pasangan? Aku belum punya satupun, jadi bisakah anda menutupi bagian itu sekarang? " Kataku, yang agak jengah dengan penampilannya.

" baiklah tolong tunggu sebentar betina cantik. " Ucapnya dengan mengedipkan sebelah matanya, dan aku berpikir, sungguh tuhan tidak adil, menempatkan wajah seperti itu ditubuh seindah itu, namun tidak memasukkan rasa malu, dan sialnya lagi aku masih kalah dengan ketampanan wajahnya.

    Aku membalik badanku ketika kulihat pria itu akan menutupi bagian pribadinya, aku menunggu beberapa saat, yang tak lama kemudian, aku merasakan tepukan ringan dibahuku, aku membalikkan badan.

    Terlihat seorang pria tampan serta tubuhnya yang indah, hanya tertutupi sebuah kain yang agak panjang dan ia lilitkan di pinggang ( seperti cara melilitkan handuk di pinggang sehabis mandi ) , dan itu hanya menutupi sebatas pinggang dan setengah paha pria itu, kupikir itu lebih baik daripada benar-benar telanjang bulat. Setidaknya aku lebih nyaman berbincang dengannya.

" Apa segini sudah cukup? Oh ya, namaku Naqi, siapakah namamu betina cantik? " Nama pria jadi-jadian itu adalah Naqi, Nama yang cukup unik.

" Ya setidaknya itu lebih baik daripada sebelumnya, dan namaku adalah Lauria Aruna, Kau bisa memanggilku dengan senyamanmu saja. " Wow, itu adalah perkenalan yang cukup bagus, syukurlah aku tidak mengacaukan percakapan ini.

" Woah... namamu cukup panjang, bagaimana jika aku memanggilmu Runa? apa kau keberatan? " Woah, ini adalah perkataan paling masuk akal sedari awal percakapan.

" Uhm.. tidak, senyamanmu saja, Naqi. " Ucapku dengan tersenyum tipis.

" Berapa umurmu betina cantik? apa kau sudah estrus? "

" 22 tahun, dan apa itu estrus? " Aku bingung apa itu estrus, apa semacam upacara kedewasaan?.

" Tolong jangan berbohong, aku ingin menjadi pasanganmu, tapi apakah kau sudah estrus? " Ucapnya dengan agak tegas.

" Sungguh aku berumur 22 tahun, dan aku tidak mengerti apa itu estrus yang kau bicarakan. " Aku mulai penasaran apa itu estrus.

" Kau sungguh berumur 22 tahun, bukankah estrus pertama betina di umur 14-16 tahun, apa kau mengalami keterlambatan? mau kuantar ke tabib di suku ku? dan kamu berasal dari suku mana, kenapa tidak ada yang mengajarimu tentang estrus. " Ucapnya dengan tidak percaya.

" apa estrus yang kau maksud adalah waktu ketika wanita mengeluarkan darah? dan apa itu suku? apa semacam tempat dimana kau tinggal. " Sungguh di dunia manakah aku terlempar, semua perkataan Naqi terdengar sangat asing.

" ya semacam itulah, dan darimana kau berasal sebenarnya? kenapa kau tidak mengerti pengetahuan sederhana seperti estrus dan suku? apa kepalamu terbentur sesuatu? " Wajah Naqi tampak sangat khawatir, karena dia ingat pernah ada kejadian dimana seorang pejantan disukunya kepalanya terbentur lalu dia melupakan sebagian ingatannya.

" ... " Aku terdiam, kurasa lebih baik berbohong dari pada menjelaskan hal yang mustahil seperti berpindah dunia kepada Naqi.

" kenapa? apa kau ingat dimana gua mu? apa ini gua mu? " Pertanyaannya menyadarkanku dari lamunanku, kurasa lebih baik berbohong.

" aku tidak ingat, yang aku ingat adalah saat aku membuka mata, aku ada dihutan, lalu hujan, aku melihat gua ini, dan akupun berteduh disini lalu ketiduran. " Yah... itu tidak sepenuhnya kebohongan.

" apa kepalamu terasa sakit? apa kau mau ku bawa menemui tabib? ap... " Pertanyaan Naqi terhenti karena sebuah suara.

KRUKK~~

" apa kau lapar? makanlah daging rusa itu, memang tidak baru tapi belum busuk, atau mau kucarikan makanan lain? daging atau buah? " Ucapnya beruntun membuat kepalaku sakit.

" bisakan kau bertanya satu-satu, kau membuatku pusing, dan aku tidak bisa memakan daging mentah, daging itu harus dimasak dulu, jadi tolong carikan aku buah saja. " Aku merasa lelah hanya karena bicara padanya.

" baik akan kucarikan buah yang paling manis untukmu, dan soal masak kita bicarakan nanti, peganglah dulu kulit hewan ini, aku pergi berburu dulu. " Pamit Naqi seraya menaruh setumpuk kulit hewan ketanganku.

" baiklah, uhm... hati-hati. " Kulit hewan dari Naqi memiliki bulu yang sangat lembut, itu terasa seperti bludru mewah.

° MEANWHILE °

   Seorang pemuda keluar dari sebuah gua, dia adalah Naqi, Seorang Beast macan hitam jantan, ia ingin mencarikan makanan untuk calon betinanya.

" Runa suka buah apa ya? " Gumamku, Aku masih dalam wujud manusiaku, karena kupikir mencari buah dalam wujud macan agak susah.

   Aku mengedarkan pandangannya ke seluruh pohon di depannya, Aku melihat sebuah pohon apel, Aku ingat saat pertama kali bertemu Runa, betina itu sedang makan apel, kurasa mungkin saja Runa menyukai apel.

   Aku mendekat ke pohon apel itu, nampak banyak buah apel yang besar berwarna merah merona, aku hanya memetik apel-apel yang cukup besar, apel-apel itu nampak menggunung ditanganku, kurasa ini sudah cukup.

   Apel-apel ini terlihat manis dan lezat, Runa pasti akan menyukainya, dan ia akan semakin menyukaiku, siapa tahu aku bisa menjadi pejantan favoritnya.
 


***

Notes :

° gimana chapter ini? Suka gak? Kalo suka vote dulu dong.

° jangan lupa tandain kalo ada typo, dan kalo ada kritik dan saran boleh langsung dicomment aja.

  

BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang