7. Beast : Ular

2.3K 362 19
                                    

  
   Hai gaess (。・ω・。)ノ♡.

   Jangan jadi 'SILENT READERS' ya! Ayo hargai karya orang lain.

   Vote dan comment dari kalian sangat berarti buat aku, sebagai referensi sekaligus penyemangat. Fyi, vote dan comment itu gratis loh...




***

   Gelap.

   Aku panik sekarang, apa aku buta?. Aku mengedipkan mataku guna membiasakan diri dengan suasana gelap ini, ternyata ini sebuah gua.

   Astaga!?, Bagaimana dengan Naqi? Apa ia baik-baik saja? Apa Naqi masih hidup?.

HIISSTT~

   Suara ular mendesis, sangat dekat terdengar, seakan suara itu berbisik tepat ditelingaku.

   Aku meraba alas tidurku, rasanya aneh, tanganku seperti menyentuh sisik ikan namun ini tidak basah tapi kering, seperti tubuh ular, tunggu... Ular!?.

" Kyaaa!! " Aku berteriak sesaat aku sadar bahwa alas tidurku tadi adalah seekor ular raksasa yang sedang tidur melingkar.

   Aku mencoba berlari keluar dari gua ini namun jalanku terhalang tubuh ular itu, mendengar teriakkan ku ular itu terkejut dan langsung bangun.

   Kepala ular itu terangkat, menjulang tinggi hingga menyentuh langit-langit gua, sungguh besar layaknya animasi difilm fiksi.

" Tenanglah, kau sudah aman, buaya itu sudah mati. " Tubuhku merinding mendengar sekaligus melihat ular itu berbicara, sangat menyeramkan bagiku.

" Di.. dimana ini? Ka.. kau membawaku kemana? " Dengan tergagap aku memberanikan diri bertanya kepadanya.

" Hei, tenangkan dirimu, ini guaku, aku membawamu kesini karena aku tidak tahu lagi harus membawamu kemana, saat aku ingin bertanya kau sudah pingsan, ingat? " Jawaban yang masuk akal, namun aku harus tetap waspada.

   Aku ingat bajuku tadi robek dibagian dada, dengan segera aku menutupi bagian yang robek dengan tanganku, takut-takut jika ular itu ternyata juga seorang Ferral yang mesum.

" Namaku Syraa, siapa namamu? Bagaimana bisa kau bersama buaya itu? Dimana pejantanmu? Astaga yang tadi itu benar-benar berbahaya. " Ucapnya beruntun.

   Syraa namanya, ia berbicara dan bertanya masih dengan wujud ular, mungkin terlihat menyeramkan tapi itu lebih baik ketimbang aku lagi-lagi harus melihat tubuh telanjang pria, astaga! mataku sudah tidak suci.

" Namaku Lauria Aruna, aku bertemu buaya itu saat sedang mandi, ia menghadang perjalanan pulangku dengan Naqi,dan aku tidak punya pejantan, serta terimakasih telah menolongku Syraa. " Jawabanku tidak kalah panjang dengan pertanyaannya.

" Namamu indah, namun sangat panjang, boleh aku memanggilmu Ria? Dan tidak perlu repot-repot berterimakasih. "

   Syraa mendekatkan kepalanya padaku, mengendus tubuhku beberapakali, lalu kembali seperti semula.

" Hei apa yang kau lakukan!? Itu tidak sopan tahu! " Kenapa ia mengendus tubuhku, memangnya aku bau ya?.

" Kau memang unik, dari pheromon milikmu memang tidak tercium tanda dari pejantan, tapi ada aroma dari macan dan buaya, jadi Naqi itu seorang Beast macan atau buaya tadi? " Astaga.. apalagi pheromon itu!! Kenapa dunia ini rumit sekali sih.

" Apa itu pheromon? Dan Naqi adalah seorang Beast macan bukan buaya bajingan tadi, buaya tadi menculik aku setelah mencelakai Naqi. " Semoga Naqi baik-baik saja, kalau bisa besok aku akan mencarinya.

" Apa maksudmu? Kau tidak tahu apa itu pheromon? Dan ya aku samar-samar memang mencium aroma macan disungai tadi tapi akurasa ia sudah mati. " Tidak mungkin Naqi mati semudah itu, saat bertarung tadi saja ia sangat kuat, buaya licik tadi menang hanya karena memanfaatkan kelengahan Naqi.

BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang