4. Beast : Alasan

2.7K 389 23
                                    


   Hai gaess (。・ω・。)ノ♡.

   Jangan jadi 'SILENT READERS' ya! Ayo hargai karya orang lain.

   Vote dan comment dari kalian sangat berarti buat aku, sebagai referensi sekaligus penyemangat. Fyi, vote dan comment itu gratis loh...



***

  Setelah kepergian Naqi, aku menunggu di dekat mulut gua, aku terdiam memikirkan tentang bagaimana cara menjelaskan semua ketidaktahuanku tentang dunia ini, tidak mungkin aku bilang kalau aku terlempar dari dunia lain ke dunia antah berantah ini.

   Jalan satu-satunya adalah berbohong, aku pasti akan dianggap gila jika menjelaskan semua yang terjadi dengan jujur, jadi lebih baik aku sedikit mengarang tetang masa lalu ku, namun aku harus mengarang bagaimana? Awpa aku bilang saja kepalaku terbentur dan aku melupakan semuanya?.

   Kurasa sudah hampir 15 menit aku berpikir, dan aku pun memantapkan hatiku untuk berpura-pura amnesia saja, tapi apa didunia ini sudah mengenal penyakit amnesia (?).

   Hari sudah sangat siang, namun karena aku berada didalam hutan dan terlebih lagi didalam gua, aku tidak merasakan hawa panas, lebih terasa kesejukan hutan dan kelembapan gua.

   Aku tidak tahu jam berapa sekarang, kurasa di dunia ini sama seperti zaman purba di duniaku, belum ada teknologi disini, bahkan Naqi tidak memakai pakaian, tapi sepertinya ia sudah mengenal pakaian karena ia nampak familiar dengan terusan yang ku kenakan.

   Aku ingin tahu jam berapa sekarang, dan sepertinya ini saat yang tepat untuk menggunakan tas ajaibku lagi, seperti sebelumnya aku memasukkan tanganku kedalam tas dan,

" Aku ingin sebuah jam saku. " Dan lagi, secara ajaib seperti sebelumnya, tanganku merasakan sebuah benda dingin seperti rantai kecil.

   Aku menarik benda yang ku pegang didalam tas ini, terlihat sebuah bandul kecil dengan bentuk bulat yang tergantung pada rantai besi kecil, aku menarik satu sisi bandul tersebut ke samping, dan terlihatlah jam kecil yang menunjukan pukul satu siang.

   Dari jauh terdengar derap langkah, kurasa itu Naqi, dengan tergesa aku memasukkan kembali jam saku tadi kedalam tas ajaibku.

   Kurasa pasti akan sangat merepotkan jika harus menjelaskan tentang jam saku pada pria yang uhm... tidak mengenakan pakaian dengan benar.

   Aku melihat Naqi sedang berjalan cepat kearah gua dengan bertumpuk apel merah yang cukup besar di lengannya.

" Runaa, aku membawa banyak apel segar untukmu. " Kata Naqi dengan senyum lebar terlukis diwajah tampannya.

   Sungguh, aku melihat Naqi berjalan kearah ku dengan senyuman cerah di wajahnya, terasa seperti melihat potongan adegan dalam film fiksi, karena sungguh ketampanan Naqi agak sedikit tidak manusiawi, lebih seperti lukisan maha karya.

   Yah, karena ketampanan Naqi lah aku tersadar ini bukan di bumi, ini bukanlah duniaku.

" Terima kasih Naqi, maaf sudah merepotkanmu. " Ucapku seraya memberikannya senyuman.

" Ru.. Runa, kau berterima kasih kepada ku? " Naqi memasang raut wajah terkejut yang sangat kentara.

" Memangnya kenapa? karena kau sudah membantuku sudah sewajarnya aku berterima kasih. " Balasku yang heran dengan reaksinya tadi.

" Runa, kau adalah seorang betina paling baik yang pernah aku kenal, betina lain yang ada disuku ku tidak pernah berterima kasih atau pun meminta maaf, walau para pejantan mereka terluka demi menuruti keingin para betina disuku ku. " Kata Naqi dengan ekspresi sedih diwajahnya.

BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang