12. Beast : Tawaran

1.3K 252 16
                                    

   Hai gaess (。・ω・。)ノ♡.
  
   Jangan jadi 'SILENT READERS' ya! Ayo hargai karya orang lain.

   Vote dan comment dari kalian sangat berarti buat aku, sebagai referensi sekaligus penyemangat. Fyi, vote dan comment itu gratis loh...

***

   Setelah puas tertidur, Runa bangun dalam keadaan sangat baik, demamnya sudah turun bahkan sekarang ia merasa segar, sungguh tabib yang sangat hebat.

   Ia terbangun dalam ruangan yang sama, tanpa Naqi, ia sendirian didalam rumah sang tabib.

   Entah mengapa ada sedikit rasa aneh saat tahu ia terbangun sendirian, tanpa Naqi maupun Syraa, bukan bermaksud untuk terbiasa tidur bersama pria, hanya saja hati kecilnya merasa aman saat ada mereka.

   Bahkan ia baru tersadar jika selama ia sakit, tidak sekalipun ia pernah melihat sang tabib, bagaimana rupanya tabib itupun ia tak tahu, jadi bagaimana bisa sang tabib mengobatinya tapi tak ia ketahui, apa saat ia tertidur?

   Setelah selesai dengan lamunannya, runa mencoba bangkit dari tempat tidur lalu berjalan kearah pintu keluar, ia agak ragu untuk keluar sebenarnya, bagaimana jika semua penduduk di Suku ini tidak berpakaian, saat pertama kali bertemu Naqi saja ia terkejut sampai pingsan.

   Beberapa menit sudah lewat dan Runa masih ragu untuk keluar, dia hanya termenung dan berdiri mematung dibelakang pintu.

    Tekadnya sudah bulat, ia akan keluar tapi jika memang penduduk disini tidak berpakaian ia akan kembali ke tempat ini dan menunggu Naqi saja.

    Ia menarik gagang pintu yang terbuat dari kayu, menyiapkan hatinya untuk melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat.

KRIEETT~

    Bahkan suara dari pintu menambah kesan menegangkan, dan akhirnya pintu terbuka lebar, belum ada seorang pun yang terlihat, kemana para anggota suku?

   Karena tidak ada satu orang pun disekitarnya, akhirnya ia dengan segenap keberanian yang dimilikinya mencoba untuk mencari Naqi.

   Ditengah kebingungan harus apa dan harus kemana, tiba-tiba ada yang menepuk pundak runa dari belakang.

   Ia terkejut dan ragu untuk membalik badannya, hanya saja tidak sopan mengabaikan seseorang jadi dengan hati ragu ia tetap membalik tubuhnya.

   Ia hanya berharap seseorang yang berada dibelakang tubuhnya bukanlah seorang pria dan ia sangat berharap siapapun itu dia tidak bugil.

   Dan... harapannya pun terkabul, saat ia membalik badan bukan pria telanjang yang terlihat tapi seorang gadis cantik yang sedang tersenyum dan ia sangat bersyukur bahwa gadis itu berpakai lengkap.

" Halo, kamu sedang apa? ah... kamu betinanya naqi ya? " ucap gadis cantik itu.

" Itu.. aku sedang mencari Naqi, dan juga aku belum menjadi betinanya. " jawabku.

" Naqi? Oh.. dia sedang dirumah kepala suku, tadi aku melihatnya sedang berbicara dengan tabib dan juga kepala suku. " Gadis itu memberitahu.

" Dan namaku Mika, namamu siapa? " Dan ternyata nama gadis cantik itu Mika.

" Aku Lauria Aruna, terserah kamu mau memanggilku apa. " Jawabku kembali.

" Wah.. namamu unik sekali, tapi terlalu panjang, kalau begitu aku panggil Ria saja ya. " Perkataan Mika mengingatkanku dengan Syraa.

Ria, Panggilan itu mengingatkanku dengan Syraa, apakah ia baik-baik saja sekarang? Apa dia tidak Merindukanku? Ah! Astaga apa yang kupikirkan, kenapa ia harus Merindukanku, mungkin saja dia sudah menemukan betina lain.

BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang