Part 4

918 134 4
                                    

"Kubilang, tunda kepulanganmu!", Yeri mengedipkan matanya beberapa kali.

'apa ia mengajukan ide gila lagi setelah ini?', gumam Yeri dalam hati. Dan sialnya wanita ini justru tertarik akan ide gila pria itu jika pria itu mengajukannya lagi.

"Kenapa memangnya?", tanya Yeri penasaran. Jungkook tampak berpikir. Benar juga. Pria ini tidak memiliki alasan lain. Tapi satu alasan muncul di otak cerdasnya secara random.

"Aku butuh pertolongan", ujar pria itu sambil tersenyum lebar tanpa sungkan. Yeri menghela nafas kasar.

"Lagi? Apalagi kali ini?",

"Kalau kau penasaran. Ikut saja denganku besok. Jika tidak ya sudah pulang saja sana ke Korea", Jungkook berujar acuh. Pria ini sedikit malas dengan ekspektasinya tentang teman barunya yang akan segera meninggalkannya itu. Yeri tampak sedang berpikir sembari mengunyah daging kalkun itu didalam mulutnya.

"Bukan hal yang aneh-anehkan?", tanya Yeri sambil memicingkan matanya. Pria itu menggeleng.

"Baiklah", pria itu membulatkan matanya menatap Yeri tidak percaya.

"Semudah itu?", tanya Jungkook. Yeri menyentil jidat pria itu sekencang mungkin.

"Kau sedang mengataiku gampangan?", balas Yeri ketus.

"Ani! Tidak begitu. Maksudnya negosiasinya", Yeri menatap Jungkook sebal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Negosiasi kepalamu! Kau pikir kita sedang berbisnis?",

......................................................................

Yeri menaikkan kedua alisnya pagi ini begitu melihat Chaeyoung berlari dengan cepat ke arah toilet hotel mereka. Yeri mengernyitkan keningnya dan memilih untuk berlari mendekati Chaeyoung.

"Chae. Kau baik-baik saja?", tanya Yeri. Chaeyoung tidak menjawab sama sekali. Yeri mengetuk pintu toilet itu beberapa kali.

"Chae? Hey! Apa kau baik-baik saja?", tak lama kemudian toilet itu terbuka. Chaeyoung terlihat dengan nafas terengah-engah. Mata milik wanita itu memerah dengan linangan penuh air mata. Yeri membulatkan matanya dengan panik begitu menatap kearah bawah sana. Darah mengalir sepanjang kaki milik Chaeyoung.

"Ayo ke rumah sakit!", Chaeyoung menggeleng cepat.

"Tidak perlu Yer. Tidak perlu",

"Bagaimana bisa tidak perlu?! Kau tidak dalam keadaan sehat. Ayo kesana sekarang!", Yeri bergerak cepat membantu kakaknya. Chaeyoung merontah mendorong Yeri untuk menjauh dari tubuhnya.

"Aku meminum sesuatu untuk menggugurkan bayi ini", Yeri membulatkan matanya menatap Chaeyoung dengan tajam menunggu penjelasan penuh dari kakanya. Yeri kehabisan kata-kata dan rasanya jantungnya akan berhenti berdetak di tempat. Bagaimana bisa Chaeyoung melakukan hal seperti ini?

"Aku... Tidak bisa meninggalkan karir balletku. Sekalipun kami menikah, aku tidak bisa meninggalkan ballet", Chaeyoung berujar pelan. Yeri terdiam ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Tolong rahasiakan ini dari semuanya. Termasuk Jaehyun", pinta Chaeyoung padanya. Chaeyoung meraih tangan milik Yeri meminta adiknya dengan tatapan memohon. Yeri masih tidak mengerti pada hal ini hingga akhirnya ia hanya bisa mengangguk menyetujui apa keinginan kakaknya.

'Paris bukan kota romantis. Paris adalah kota dimana orang-orang berbuat gila',

......................................................................

Pria itu dapat melihat dari jauh bahwa sosok yang ditunggu olehnya muncul dengan tampilan menawan wanita itu seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu dapat melihat dari jauh bahwa sosok yang ditunggu olehnya muncul dengan tampilan menawan wanita itu seperti biasa. Jungkook terkekeh pelan pada dirinya sendiri bisa-bisanya ia menjadi gampangan pada wanita yang baru ia kenal. Tunggu, Jungkook tengah mengecheck arloji yang melingkar pada tangannya.

'Hampir 48 jam', hitungnya sendiri mengenai sudah seberapa lama ia mengenal Yeri.

"Sebenarnya mau kemana sih?", tanya Yeri begitu mendapati Jungkook keluar dari mobil mewahnya dan membukakan pintu mobil miliknya untuk Yeri. Jungkook tak menjawab sampai pada akhirnya ia berada dalam mobilnya bersama dengan Yeri.

"Undangan pernikahan temanku", Yeri membulatkan matanya menatap Jungkook tak percaya.

"Aku akan sebatang kara disana", simpul Yeri. Jungkook menggeleng dan menertawakan dirinya.

"Tidak. Kau akan kukenalkan dengan seorang teman wanita. Korea juga", jelas Jungkook.

"Kekasihmu?", tanya Yeri padanya. Jungkook mengernyitkan keningnya.

'Kekasih? Aku? Rasanya kosa kata ini berlawanan sekali', gumam Jungkook pada dirinya sendiri.

"Bukan. Ia bukan kekasihku. Tapi istri dari sahabatku", jawab Jungkook.

"Kenapa aku harus mengenalnya?", tanya Yeri lagi.

"Karna kalian berdua memiliki kisah yang mirip. Mungkin... Hanya mungkin. Kau bisa berbagi kisahmu dengannya", Yeri terdiam. Ia tahu jelas maksud dari kata kisah yang Jungkook maksud. Tak ada kelanjutan yang penting dari pembicaraan mereka. Hanya sesekali berbincang dengan ini dan itu. 48 jam saling mengenal tapi... Pria itu sudah terlalu tahu banyak tentang Yeri.


30 menit kemudian keduanya tengah berada dalam ruangan dengan dekorasi dominasi bunga dan juga rantaian permata artifisial yang bergelantungan di atas langit itu. Terlihat sepasang pasangan dengan wajah kebaratan mereka.

"Annyeong Jack! Kau datang dengan siapa wanita cantik ini?", Yeri menganga tidak percaya. Pria itu fasih sekali bahasa Koreanya. Dan asumsi Yeri tepat sasaran. Istri pria itu juga Korean.

"Eoh? Ini kucing tersesat yang tidak sengaja kutemukan dua malam yang lalu. AW!", Yeri menginjak kaki milik Jungkook tanpa ampun dengan stileto heels miliknya.

"Wow! Ganas sekali kucing betina mu ini. Aku Sehun", komentar Sehun. Sedangkan wanita disebelahnya tertawa. Yeri menelisik kewajah wanita itu. Wanita itu terlihat sangat cantik, aura wanita itu luar biasa mengesankan. Sedangkan ia? Mungkin tengah terkena aura gelap karna situasi moodnya belakangan ini.

"Aku Somi Jeon. Sepupu Jack" Yeri tersenyum. Ia menjabat tangan milik Somi yang terulur kepadanya.

"Yeri Kim. Temannya Jerk Jeon", Jungkook sontak menatapnya tajam tidak terima lalu mengacak-acak rambut Yeri. Yeri memukul pria itu asal beberapa kali. Sedangkan Sehun pria itu menaikan kedua alisnya memandang kearah Somi dan keduanya hanya terkekeh pelan.

"Baiklah aku kalah! Aku kalah!", ujar Jungkook mengalah. Yeri tersenyum puas.

"Somi, ia temanku yang kuceritakan padamu semalam. Aku rasa kalian harus berbincang berdua",

"Ayo Yeri! Girls talk",

Kedua wanita itu berjalan beriringan kesebuah meja dan memulai perbincangan mereka. Entah kenapa Yeri yang biasanya begitu waspada dan sulit untuk terbuka. Menjadi terbuka begitu saja. Bukan kebiasaannya menceritakan segalanya pada orang-orang sekitarnya. Hanya pada Sooyoung saja ia bisa berekspresi sebelumnya. Jungkook dan lingkungan pria itu membuatnya menjadi lebih berani tanpa ia sadari.

"Kau bisa mendapatkannya jika kau mau", ujar Somi. Yeri sedikit kaget namun ia dapat menangkap apa maksud dari wanita ini. Somi adalah pemenang dari perebutan antara ia dan kakaknya.

"Sehun, ia tunangan kakakku dulu. Sama sepertimu aku menyimpan semua perasaanku sendiri. Kau masih memiliki waktu untuk membatalkan rencana pernikahan itu", Somi berucap penuh percaya diri. Mungkin wanita pada umumnya akan merasa bahwa Somi adalah wanita gila yang dirasuki arwah jahat. Tapi Yeri menyukai kegilaan beberapa hari ini semenjak ia di Paris.

"Hey! Jangan mengajarinya tips jahatmu", protes Jungkook yang tiba-tiba datang membawakan segelas champagne untuk Yeri.

'Mungkin Somi benar. Aku masih bisa mendapatkan Jaehyun. Apalagi Chaeyoung tak lagi hamil saat ini',

TBC

......................................................................

jangan lupa tinggalkan jejak! Vote n Komen ya. Author akan lebih focus ke work ini dan BRITTLE. Karna LIGHTS ON akan up lagi di malam takbiran nanti. Percayalah work ini akan seru!

BLOOM (M) JUNGRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang