Yeri berjalan cepat memasuki rumahnya. Tangannya menggenggam erat salah satu potretan wanita itu yang ia ambil dari gudang dimana Sana menunjukannya tadi. Yeri bergerak tergesa-gesa penuh emosi. Dan syukurnya ketika masuk kedalam rumahnya ia dapat melihat dengan jelas keberadaan dua orang tuanya yang ia rasa berhutang penjelasan padanya.
"Eomma, appa. Apa kalian mengenal orang ini?", Yeri melemparkan foto itu asal kepada orang tuanya. Nafasnya menggebu-gebu. Rasanya ia ingin menangis saat ini juga. Namun ia menahan itu semua. Soyeon dan Kijoon benar-benar terdiam. Haruskah mereka membuka masa lalu mereka? Ini yang mereka takutkan. Chaeyoung dan Yeri belum tentu dapat menerima fakta ini. Chaeyoung berjalan dengan kaki pincangnya begitu mendapati anggota keluarganya berkumpul semuanya disana. Tanpa dirinya, dengan atmosfer yang tidak baik. Chaeyoung menatap ke arah Yeri yang seperti menahan sesuatu dan dengan nafas yang tidak teratur.
"Kalian berdua duduklah", ujar Kijoon kepada kedua putrinya dan tepat ketika ia sadar dengan keberadaan Chaeyoung yang entah sejak kapan keluar dari kamarnya. Soyeon menggenggam tangan suaminya erat. Kijoon mengangguk kepada istrinya. Menurut keduanya, anak-anak ini sudah dewasa dan pantas mengetahui kebenaran.
"Eomma dan appa, adalah pasangan dari pernikahan kedua kami masing-masing", jelas Kijoon singkat. Mengundang tatapan shock kedua putrinya pada mereka.
"Chaeyoung adalah putri appa dan Yeri adalah putri eomma dari pasangan kami terlebih dahulu", Yeri menganga tidak percaya akan hal ini. Namun Chaeyoung terlihat tenang.
"Aku tahu. Dan aku tidak masalah dengan itu. Kalian berdua tetap orang tua kandungku apapun yang terjadi", ujar Chaeyoung sambil tersenyum kepada kedua orang tuanya. Namun Kijoon dan Soyeon benar-benar tak bisa bernafas lega. Yeri masih terdiam di tempat.
"Lalu... Siapa Song Yerim?", Chaeyoung menatap Yeri bingung dan bergantian kearah orang tuanya.
"Yerim adalah saudara kembarmu", Yeri menatap ibunya tak percaya. Begitu juga dengan Chaeyoung yang terdiam seribu bahasa saat ini. Situasi macam apakah ini?
"Ia tinggal bersama dengan ayah kandungmu di New York. Dan sempat menjalani perkuliahan..."
"Di Paris?", lanjut Yeri lirih. Tak lama setelah itu terlihat pria yang tak ingin Yeri temui untuk sementara muncul. Pria itu membungkukan tubuhnya sopan pada Kijoon dan Soyeon terlebih dahulu.
"Yer... Bantu aku ke kamar", Chaeyoung peka akan situasi ini. Ia paham bahwa terjadi sesuatu di antara Yeri dan Jungkook. Dan yang disebut-sebut sebagai kembaran Yeri itu juga kemungkinan adalah sumber masalah di antara Yeri dan Jungkook saat ini. Dan bahkan akan menjadi sebuah masalah baru antara Yeri dengan kedua orang tuanya.
Yeri bangkit dari kursinya memilih untuk menggapai lengan milik Chaeyoung dan membantu Chaeyoung untuk berpindah kedalam kamar milik kakaknya itu. Pandangan Yeri benar-benar kosong dan dia tak bisa merasakan apapun. Semuanya terlalu rumit dan mengejutkan baginya. Sesampainya pada kamar Chaeyoung. Si pemilik kamar menariknya untuk duduk berdampingan dengannya di salah satu sisi ranjang milik Chaeyoung.
"Apa yang terjadi?", tanya Chaeyoung. Lirih bingung. Ia bahkan tak tahu harus mulai berbicara darimana. Jantungnya berdegup dengan kencang namun penuh ketidak nyamanan. Emosinya terpompa namun ia tak paham dengan jelas emosi macam apa yang sedang ada dalam dirinya. Kesedihan? Kemarahan? Kebingungan? Atau apa lagi? Ia bahkan tak paham akan apa yang sedang terjadi dan apa yang ia dengar tadi. Bahkan ia memiliki saudara kembar? Nafasnya mulai terengah-engah.
Chaeyoung memilih sebuah keputusan untuk meraih ponsel miliknya dan mengetikan beberapa kata untuk dikirimkan pada Jungkook
To: Jungkook
Aku akan mencoba berbicara dengan Yeri. Sebaiknya kau pulang. Aku akan membantumu sebagai balasan atas nasihatmu waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOM (M) JUNGRI
RandomAku dapat menyimpan semuanya sendiri. Aku akan menutup kisah ini rapat-rapat sebelum ada yang tersakiti. Tidak masalah jika aku yang menelan bulat-bulat semua rasa sakit itu. Karna aku sudah terbiasa. Aku mungkin terlihat seperti bunga mawar yang me...