Part 11

851 147 3
                                    

Lebih baik dibaca setelah berbuka karna ada adegan yang... Agak bikin batuk wkwk

"Chae", Chaeyoung yang sibuk menggambar di ranjang rumah sakitnya memandang ke sumber suara itu sengit. Rasanya nafasnya sesak sekali saat ini. Yeri muncul di hadapannya.

"Tinggalkan aku. Dan jangan katakan apapun", Chaeyoung berusaha untuk berucap setenang mungkin. Yeri menatap Chaeyoung lirih. Perasaannya juga sama hancurnya. Ia benci fakta Chaeyoung kehilangan semua mimpinya, Yeri merasa ia merenggut segalanya.

"Chae... Maafkan aku",

"KENAPA KAU TIDAK BILANG PADAKU KALAU KAU MENYUKAINYA HAH?! KENAPA?!",

"Karna kau juga menyukainya, Chae. Dan ia menyukaimu", jelas Yeri lemah.

"LANTAS KENAPA KAU JUGA INGIN MEREBUTNYA?!", Soyeon dan Kijoon membulatkan mata keduanya mendengar pertengkaran antara kedua putrinya. Soyeon ingin segera memasuki ruangan itu tapi Kijoon mencegah istrinya dan menggelengkan kepalanya.

"Biarkan mereka menyelesaikan ini sendiri", itu yang Kijoon ucapkan. Dan berakhir berjalan berdua dengan istrinya menjauh dari ruangan rawat inap putrinya.

"Aku... Aku hanya... Aku bersikap bodoh saat itu! Aku tahu itu dengan jelas",

"Berarti hubunganmu dan Jungkook selama di Paris adalah kebohongan?", Yeri mengangguk sebagai jawaban.. ia tak ingin menutupi hal-hal dari Chaeyoung lagi.

"Kau hebat Kim Yeri! Kau hebat... Aku.. aku bisa saja merelakan pria mana pun untukmu Yer... Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa?! KENAPA?!", Chaeyoung menangis frustasi meraih sebuah gelas mug itu dan melempar gelas itu pada Yeri.

'pyaar!!',

Namun tepat sebelum gelas itu jatuh dan berdenting pecah pada lantai. Gelas itu mengenai pelipis milik Yeri.

"Akh", Yeri meringis saat ini. Chaeyoung menangis menatap kearah Yeri saat ini. Pertama kalinya ia bertindak abusive pada Yeri. Ini tak membuatnya lebih baik tapi hatinya semakin sakit melihat kearah Yeri yang terluka karna ulahnya.

"Apa kau tahu bahagia ayah, ibu dan juga bahagiamu itu juga bahagiaku? Apa kau pernah memikirkan itu juga padaku? Kim Yeri jawab aku!!!", Chaeyoung kembali meneriaki Yeri.. Yeri menangis sesenggukan berjalan mendekat kearah Chaeyoung meraih tubuh Chaeyoung untuk ia peluk. Meskipun Chaeyoung merontah-rontah pada awalnya tapi pada akhirnya ia memeluk adiknya erat dan ikut menangis disana.

"Maafkan aku", ujar Yeri untuk kesekian kalinya dalam pelukan itu. Chaeyoung mengangguk pada akhirnya.

"Aku tak bisa membayangkan sebanyak apa kau terluka beberapa tahun ini", balas Chaeyoung.

Darah dan tinta, sudah jelas kan? Mana yang lebih kental?

......................................................................

Jungkook menghela nafas putus asa untuk kesekian kalinya. Yeri masih terus-menerus menangis dalam pelukan pria itu. Keduanya terbaring pada sebuah sofa ruang tamu milik Jungkook. Hati Jungkook juga hancur mendengar semua ini. Permasalahan ini begitu rumit dan satu lagi. Hatinya hancur karna rasa kekhawatiran yang mendominasi. Fakta bahwa Chaeyoung yang sebaik malaikat itu mempersilahkan adiknya dan Jaehyun untuk bersama. Sedangkan Yeri juga tidak mengatakan kalimat penolakan terang-terangan atas pernyataan perasaannya beberapa waktu lalu.

Jungkook tahu bahwa ia tidak seharusnya mendesak dan terlalu mudah jatuh cinta pada Yeri. 7 tahun lamanya ia tidak lagi ambil pusing soal perasaan. Namun sialnya ia malah harus merasakan apa itu jatuh cinta dan... Wanita dan kasus kisah cinta yang ia hadapi kali ini cukup rumit.

"Bisakah kau berhenti menangis? Aku tidak mengerti apa yang kau tangisi. Chaeyoung? Atau pria brengsek itu?", Jungkook memilih untuk speak up saat ini. Yeri perlahan melepas pelukannya dari tubuh pria itu. Menatap pria itu seksama.

"Maaf..aku... Terlalu banyak membebanimu ya? Maaf", Yeri berujar sambil membangkitkan tubuhnya dari sofa dimana ia dan Jungkook terbaring sebelumnya. Wanita itu terlihat bergegas untuk pergi.

"Kau masih mencintainya?", Jungkook  tak tahan lagi untuk berucap terang-terangan. Jungkook bukan tipikal seorang pria penyabar yang akan tersenyum hangat dengan bodohnya menanti sebuah ketidakpastian. Yeri membalikan tubuhnya menatap kearah Jungkook yang kini terduduk di sofa itu dan menggelengkan kepalanya.

"Lalu aku? Bagaimana denganku?", suara pria itu tiba-tiba saja mengecil.. Menunjukkan tentang betapa tidak percaya dirinya Jungkook saat ini. Yeri berjalan mendekati Jungkook dan kembali pada sofa itu. Duduk tepat disebelah pria itu.

"Perasaanku tak tersisa setitik pun lagi untuknya",

"Aku bahkan tidak membayangkan dirinya sama sekali dalam berbagai kegiatanku belakangan ini. Aku tidak membuatkannya makan siang. Aku tidak mengeringkan rambutnya.. aku ti",

"JANGAN BERBELIT-BELIT YER!", desak Jungkook. Yeri tak tahu ia berhak untuk tersenyum atau tidak saat ini. Ia senang saat Jungkook mendesaknya.

"Sepertinya aku menyukaimu Kook-a", Jungkook menyumpal mulut milik Yeri langsung dengan bibirnya. Pria itu menciumnya begitu menggebu-gebu dan tergesa.. seolah pria itu takut bahwa ini hanyalah mimpi dan ia takut terbangun dari mimpi ini. Kedua lengannya mengangkat tubuh Yeri untuk duduk berhadapan dengannya di atas pangkuan pria itu. Tangan-tangan miliknya meremas pinggang ramping milik Yeri sesekali. Dan pria ini menyukai sensasi saat jari lentik Yeri bermain dengan rambutnya disela-sela ciuman panas keduanya. Yeri dapat merasakan dengan jelas bagaimana lihainya Jungkook mengajaknya bermain dengan lidahnya didalam rongga mulutnya.

"Katakan dengan jelas bahwa kau menyukaiku!", pinta Jungkook begitu kegiatan bertukar salivanya itu berhenti.

"Aku menyukaimu Jeon... Mungkin lebih dari itu",

TBC
.............................................................

DOUBLE UP! jangan lupa vote n Komen y! Vote 50++ aku auto double up lagi hehe.

BLOOM (M) JUNGRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang