⚠️⚠️⚠️
"Kau tidak tertarik untuk minum denganku? Lalu bagaimana jika kita berciuman saja?",
Yeri menjatuhkan minumannya saking kagetnya. Ia berharap ini bukan mimpi dan ia tak berkhayal. Jungkook muncul dihadapannya. Tersenyum padanya seolah-olah mereka tak sedang bermasalah. Yeri tak ingin membuang-buang waktunya. Dengan cepat ia meraih lengan milik pria itu dengan erat. Tanpa menyadari kakinya turut terkena serpihan dari gelas wine nya yang pecah.
"Kook...", Yeri terhenti terlalu bimbang untuk menjelaskan darimana. Ia mendongakan wajahnya begitu tangan pria itu mengangkat dagunya untun memandang kearah pria itu.
"Maafkan aku. Seharusnya aku... Mendengarkanmu terlebih dahulu", Yeri menggeleng dengan tegas.
"Ani. Aku yang tidak tegas pada Jaehyun! Aku seharusnya lebih peka dan memahami posisimu yang akan terluka jika terlalu dekat dengan Jaehyun. Dan lagi aku menyembunyikan sesuatu darimu... Maafkan aku Kook", Yeri berujar cepat sembari menahan isakannya. Ia tak mau menangis tapi air matanya lolos begitu saja. Kekhawatiran menjalar di seluruh pikiran, dan perasaannya.
Ketakutan turut mendominasi perasaannya. Ia takut Jungkook akan meninggalkannya dan... Banyak hal yang menjadi ketakutannya.
"Listen, Yeri", Yeri menatap kedalam mata milik prianya. Kedua ibu jari milik Jungkook mengusap jejak air mata pada wajah cantik milik Yeri.
"Aku membutuhkan jaminan",
"Jaminan apa?",
"Jaminan agar kau tak mengulangi hal ini. Jaminan agar kau tak keluar bersama dengan pria mana pun kecuali ayahmu dan aku. Ataupun supir suruhan. Jaminan kau tak menyembunyikan apapun lagi dariku dan..", Yeri tak tahan untuk tidak menempelkan bibirnya pada bibir pria yang biasanya selalu menyerangnya lebih dulu dan memotong ucapannya.
"Aku paham, Kook. Jadi.. apa yang harus aku lakukan? Apa jaminannya? Aku akan melakuka..",
"Menikahlah denganku", Yeri menganga tak percaya namun beberapa detik kemudian Jungkook tersenyum puas. Wanitanya memeluknya dengan erat.
"Jadi apa jawabanmu?",
"Ayo! Kapan?", Yeri menjawab. Jungkook tersenyum kecil menggodanya.
"Buru-buru sekali nona?", tanya Jungkook sembari mengangkat tubuh mungil milik Yeri dalam gendongan ala bridal style. Yeri menenggelamkan wajahnya pada dada bidang prianya. Tahu bahwa keduanya telah menjadi pusat perhatian.
"Kook...", Jungkook membawanya mencapai lift.
"Tekan lantai kamarmu nona", Yeri menatap Jungkook ragu lalu mengikuti permintaan pria itu.
"Aku bahkan tak tahu kau pemilik hotel ini", cetus Yeri. Jungkook tersenyum lebar lalu mengecup bibir Yeri singkat.
"Aku memiliki banyak hal, termasuk dirimu. Kau lupa?", wajah milik wanita itu bahkan merona sempurna.
"Bisa-bisanya kau berucap seperti ini setelah mematahkan hatiku. Aku khawatir setengah mati. Aku panik. Kupikir kau akan benar-benar",
"Sssttt... Aku berjanji tak akan lari dari masalah lagi. Aku bersumpah Yer. Jangan ragukan aku", Yeri terharu.
Keduanya terus melangkah hingga kamar hotel milik Yeri berada didepan mata mereka. Yeri turun dari gendongan pria itu lalu tersenyum manis.
"Bye, Jeon. Sampai bertemu besok",
"Tidak ada ciuman perpisahan?", Yeri terkekeh kecil lalu mengalungkan kedua tangannya pada leher pria itu. Menjinjitkan kakinya begitu Jungkook menarik pinggangnya untuk menempel pada tubuh pria itu. Bibir keduanya melumat tanpa jeda dengan ditemani gigitan-gigitan nakal. Yeri melenguh merasakan lidah prianya mulai mengontrol isi mulutnya. Bermain dengan lidahnya dan bertukar Saliva. Dan ketika pasokan oksigen keduanya mulai terbatas keduanya membuat jarak diantara bibir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOM (M) JUNGRI
RandomAku dapat menyimpan semuanya sendiri. Aku akan menutup kisah ini rapat-rapat sebelum ada yang tersakiti. Tidak masalah jika aku yang menelan bulat-bulat semua rasa sakit itu. Karna aku sudah terbiasa. Aku mungkin terlihat seperti bunga mawar yang me...