Part 10

857 134 0
                                    

Wanita itu berjalan memasuki rumahnya dengan keadaan kacau. Terlihat jelas bahkan bawah mata wanita itu memiliki bercak-bercak hitam karna mascara yang terpoles pada bulu mata wanita itu meluntur. Yeri yang tengah sibuk menggambar desain packaging untuk acara ulang tahun sahabatnya, Seulgi terhenti. Yeri mengikuti perempuan yang terlihat kacau itu, Chaeyoung. Ia tahu kakaknya habis menangis. Ia dapat mendengar dengan keras kakaknya membanting pintu kamar.

"Chae... Kau kenapa?", Yeri berjalan mendekati Chaeyoung. Chaeyoung menatap Yeri putus asa dan kembali menangis sesenggukan. Yeri menatap Chaeyoung bingung dan memilih mendekati Chaeyoung dan memeluk wanita itu erat.

"Ada apa?", tanya Yeri lagi. Chaeyoung mencoba berbicara disela-sela tangisannya.

"Jaehyun hiks membatalkan pernikahan", sontak mata Yeri membulat. Ia rasa Jaehyun sudah gila dan ia ingin segera menghajar pria itu saja rasanya. Tapi bukankah ini yang ia harapkan? Hubungan Chaeyoung dan Jaehyun berakhir dan... Harusnya Yeri senang bukan karna telah mendistraksi pria berlesung pipi itu. Perasaan Yeri campur aduk saat ini. Yang bisa ia lakukan hanya menepuk-nepuk pelan tubuh Chaeyoung. Menenangkan kakaknya, tujuannya.

"Aku tidak mau pernikahan ini gagal! Bantu aku...",

"Tenanglah... Tenang. Semua akan baik-baik saja Chae", ujar Yeri.

'drrrtt.. drrt',

Terdengar suara getaran ponsel milik Chaeyoung. Yeri dapat melihat dengan jelas nama yang terpampang pada benda pipih milik kakaknya itu. Yeri memberikan isyarat pada kakaknya untuk mengangkat panggilan itu. Dan Chaeyoung memilih untuk mengaktifkan fitur speaker call pada handphonenya.

"Aku rasa... Kita harus bertemu dan memperjelas semuanya. Aku, kau, dan Yeri", suara Jaehyun terdengar dingin dan tegas. Chaeyoung terlihat menggigit bibirnya sendiri ragu. Tak tahu apa yang harus ia jawab.

"Baiklah, cafe bear Gangnam. Aku dan Chaeyoung akan berada disana jam 7 malam nanti", Yeri mengambil ahli untuk berbicara kali ini. Dan memutuskan sambungan telfon itu tanpa berlama-lama.

"Kau tidak boleh terlihat terpuruk. Kim Chaeyoung tidak boleh memohon terutama kepada pria. Mengerti?", perlahan tangisan Chaeyoung berhenti. Wanita itu mengangguk menuruti apa kata adiknya.

"Apa jadinya aku tanpamu Yer?", ujar Chaeyoung. Yeri hanya tersenyum tipis dan kikuk padanya.

'Apa yang akan terjadi jika kau tahu malam itu aku menciumnya terlebih dahulu? Dan ia juga bahkan menciumku? Apa kau akan tetap menyayangiku, Chae?',

......................................................................

"Sebaiknya kau meminta maaf pada kakakku sekarang", entah mengapa Yeri begitu tersulut emosi begitu ia duduk berhadapan dengan Jaehyun saat ini. Chaeyoung terdiam menunggu respon dari Jaehyun. Ia ingin hubungan mereka berlanjut dan pernikahannya dengan Jaehyun juga berjalan. Khayalan happily ever after khas wanita pada umumnya.

"Tidakah kau juga harus meminta maaf padanya?",

'Deg!', Yeri cukup pintar untuk mengetahui arah dan maksud dari Jaehyun. Chaeyoung menatap keduanya bingung.

"Yeri tidak melakukan kesalahan apapun denganku. Jangan berbelit-belit Jae", Jaehyun menatap Chaeyoung penuh dengan perasaan bersalahnya.

"Maafkan aku", Chaeyoung tersenyum mengembang dan menggenggam tangan milik Jaehyun erat dan mengangguk.

"Pernikahan ini harus dibatalkan. Aku mengkhianatimu, Chae. Aku tidak pantas", suara Jaehyun berucap begitu dalam dan gemetar pria itu tulus merasa bersalah. Sontak senyuman pada wajah Chaeyoung memudar. Ia menutup matanya rapat-rapat berusaha menguatkan dirinya sendiri bahwa ia tidak ingin menangis dan memulai dramanya lagi.

BLOOM (M) JUNGRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang