DETIK MENUJU AKHIR

86 21 1
                                    

Haihaiii seneng gak aku balik, hehe..

Happy Reading!

* * *

29. DETIK MENUJU AKHIR

Seminggu lamanya Dahyun semakin mengenal tentang Yoongi. Bagaimana kehidupan laki-laki dingin itu, juga bunda Yoona. Gadis itu selalu menyempatkan waktu ke rumah Yoongi untuk bertemu Yoona, tak sesekali juga Yoona mengajak Dahyun untuk mampir ke cafe, walau hanya sebentar.

Jika kalian berpikir hubungan mereka telah berubah menjadi sesuatu yang lebih, kalian salah. Yoongi masih belum mengungkapkan apa-apa kepada Dahyun, ia sedang mencoba untuk lebih terbuka dulu dengan Dahyun sebelum mencoba menjalin hubungan dengan gadis itu.

Dahyun menunggu tidak? Tentu! Siapa juga yang mau terjebak dalam hubungan tanpa kejelasan. Bagaimana dengan kalian?

Dahyun selalu sabar, selagi Yoongi berada di dekatnya, ia tak meragu sedikit pun.

Namun, sepertinya keraguan mulai perlahan menggerogoti hatinya. Tepat hari ini, kelas XII mendengar kelulusan. Hari yang Dahyun takuti. Dahyun takut Yoongi benar-benar meninggalkannya. Dahyun takut, karena hubungan keduanya yang tak terikat, Yoongi jadi menjauh.

Dasi berwarna biru itu ia rapihkan. Ia melihat lagi pantulan dirinya pada cermin, tubuh yang sudah berbalut seragam SMA dengan logo sekolah pada saku kirinya. Hatinya siap-tak siap.

"Huft...Ayo dong Hyun, lo bisa!" Ucapnya menyemangati diri.

Diraihnya tas biru miliknya juga jaket hitam milik Yoongi yang belum sempat dhyun kembalikan saat kejadian Hwasa mengerjainya. Entah memang belum sempat atau Dahyun yang sebenarnya tak berniat mengembalikan.

Kakinya perlahan menuruni anak tangga dengan langkah gontai. Namjoon yang melihat hal itu mengerutkan keningnya dengan mulut yang terus mengunyah roti lapis.

"Lemes banget lo," seru Namjoon membuat Dahyun melirik sekilas tanpa berniat membalas.

Nampak sedikit berpikir, tiba-tiba laki-laki berlesung pipi itu menjentikkan jarinya, mengundang kembali atensi Dahyun.

"Oh, jadi ada yang lemes karna cowoknya bakal lulus nih. Eh, ga deh, bukan cowok. Ck, makanya Hyun, cari cowok tuh yang pasti-pasti aja, kan digantung gak enak." Celoteh Namjoon membuat Dahyun memincing. Apakah laki-laki ini akan terus menyindirnya.

Tak berniat membalas, ia langsung beranjak pergi tanpa berpamitan. Chaeyoung juga nampaknya sudah menunggu dirinya di luar sana.

"Astaga woi! Pamitan kek!"

Dahyun tak menghiraukan. Ia terus berjalan seakan tak peduli. Matanya menatap gadis bertubuh mungil yang tengah duduk di atas motor Scoopy dengan helm bogo cokelat yang sudah terpasang di kepalanya.

"Lama nggak?" Tanyanya sambil berjalan mendekat.

"Yah, Mayan sih. Eh, cie yang udah sering main ke rumah, ketemu bunda lagi haha.." ejek Chaeyoung membuat Dahyun mendelik

"Apa sih, biasa aja."

"Halah! Gimana hubungan lo berdua? Si kulkas udah ngasih kejelasan gak?"

Dahyun menggeleng cepat membuat Chaeyoung mendesah. "Yaudah mau gimana lagi, emang anaknya batu begitu. Lo yang sabar yah," ucap gadis itu sambil mengusap pundak Dahyun.

"Yaudah yuk!"

Saat akan hendak naik ke atas motor milik Chaeyoung, suara teriakan Namjoon diambang pintu mengalihkan pandangan keduanya. "Dek! LDR-an tuh gak enak loh, apalagi hubungan gak jelas gitu!"

GOING CRAZY[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang