Un Village merupakan tempat wisata miniatur dari berbagai landmark atau tempat terkenal yang ada di beberapa negara Asia seperti Indonesia, Thailand, Korea, hingga Jepang. Pengunjung akan merasakan sensasi berwisata keliling negara Asia dalam satu tempat.
Ishi sengaja membeli beberapa perkebunan sekitar untuk dijadikan tempat wisata tersebut. Kondisi pasangannya yang sedang sekarat membuatnya susah untuk berlibur sehingga ide untuk membuat Un Village muncul dan mendapat sambutan yang sangat positif dari warga daerah maupun kota.
***
"Jore? Dia murid yang cerdas, meski mungkin tidak begitu pandai bersosialisasi di sekolah karena... ya paham kan maksudnya? Itu lho orangtuanya. Meski begitu, sebenarnya tidak masalah sih, kami terbuka berteman dengan siapa saja, tapi memang sepertinya dia yang enggan membuka pertemanan."
***
"Aku terkejut sekali ketika mendengar kabar semalam. Aku sih tidak tahu apa-apa, tapi Jore sempat berteriak ketika di kafe Kunang-Kunang. Apa? Aiko, pasangannya. Dengar-dengar mereka berdua sudah dijodohkan karena orangtua mereka mau bermitra dalam suatu pembangunan univesitas baru di wilayah sekolah kami, yang kudengar sih seperti itu ya."
***
"Aku tidak tahu apa-apa, tolong jangan tanyai aku ya. Aku sangat takut sekali sama polisi dan detektif."
***
"Sedih sekali belum sebulan sudah kehilangan dua teman sekolah. Ya memang aku tidak dekat dengan mereka tapi tetap saja merasa aneh karena tidak akan melihat mereka lagi di sekolah atau di mana pun. Yang kuperhatikan sejak awal Jore tidak suka dengan rencana perjodohan dengan Aiko. Entah karena dia merasa tidak enak karena latar keluarga atau memang tidak suka dengannya. Baru minggu-minggu ini saja dia terlihat lebih murung dan diam, sebelumnya dia masih sering terlihat santai dan tersenyum jika berpapasan. Apa? Oh maksudku sebelum kabar kematian Gim."
***
Curt dan Benjiro menghela napas berat, mereka sedang berkeliling dari wilayah Korea, Thailand, Indonesia dan sekarang sedang berjalan di wilayah Jepang. Jalan yang menanjak dan menurun membuat keduanya merasa cukup kelelahan.
Meski begitu, udara yang sejuk dengan pemandangan yang asri membuat perjalanan wawancara mereka dengan beberapa murid tidak begitu terasa melelahkan. Di kanan-kiri mereka terlihat berbagai toko makanan hingga penyewaan konstum adat dengan bentuk menyerupai rumah-rumah tradisional yang berjajar rapi.
"Kamu punya pendapat?" Benjior memulai percakapan.
"Sejauh ini kita sudah cukup banyak mendapat informasi, namun aku pribadi belum berani berpendapat. Sepertinya kita harus pergi ke kafe Kunang-Kunang dan jembatan Nagaiki untuk mendapat lebih banyak informasi." Benjiro yang berjalan di sisinya hanya mengangguk-ngangguk paham, "Kau sendiri?"
"Sejujurnya saya cukup yakin anak itu bunuh diri." Suara seraknya terdengar khas, "Sejauh yang kita dengar dan ketahui, beban dia diusia yang masih muda memang cukup berat, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jembatan Nagaiki - TAMAT
Mystery / ThrillerJore, remaja kelas 2 SMA unggulan pusat kota hilang dan diduga bunuh diri di Jembatan Nagaiki saat melakukan perjalanan wisata sekolah ke pedesaan. Beberapa orang sebelumnya juga sempat diduga melakukan bunuh diri di jembatan tersebut. Lalu apakah m...