Sesuai rencana sebelumnya. Benjiro dan Curt mendatangi kafe Kunang-Kunang untuk meminta keterangan salah satu karyawan di sana.
Meski masih lumayan siang, namun langit sudah meredup.
"Apa sepanjang tahun merupakan musim dingin di sini?" Gumam Curt sambil membelokkan mobilnya ke arah kafe.
"Bisa dibilang seperti itu, cuaca hanya akan menghangat dipertengahan tahun." Curt hanya mengangguk paham. "Semoga dia ada di dalam."
"Kira-kira kau bisa menebak orang yang akan kita tanyai?"
"Berdasarkan info dari wali kelas, kita cari yang centil."
"Yang centil ya." Benjiro terlihat diam sebentar karena bingung, "Oke." Jawabnya ragu.
Setelah memasuki halaman kafe, mereka berdua keluar dalam mobil. Karena lampu yang digunakan kafe tersebut berwarna kuning keemasan, membuat suasana di dalamnya terlihat sangat hangat.
Meski keduanya sudah mengenakan jaket berbahan tebal, namun udara dingin masih terasa di kulit.
Benjiro dan Curt berjalan cepat menuju pintu utama kafe mencari kehangatan. Kedatangan mereka disambut dengan ucapan selamat datang yang khas.
"Oh, ya ampun. Selamat datang pria tampan..." Benjiro dan Curt sekilas saling lirik sambil berjalan semakin pelan ke arah kasir. "Ada yang bisa kubantu? Mau pesan minuman dingin atau panas? Makanan ringan? Kue? Do...nat? atau..." Bibir bawah Jesica digigit menggoda.
"Maaf, nona. Tapi kami ke sini untuk meminta keterangan." Terdengar nada tidak nyaman dari Benjiro saat berhadapan dengan gadis muda dengan tingkat agresif yang tinggi.
"Keterangan?" Jesica memiringkan kepalanya sedikit.
"Jadi begini, beberapa hari lalu sepertinya ada rombongan anak SMA yang singgah di kafe ini." Curt mengambil alih dengan lebih santai, "Menurut sumber informasi, salah satu pegawai di sini pernah berinteraksi dengannya, untuk itu kami datang dengan tuju..."
"Jangan-jangan cowok tampan waktu itu ya, aduh siapa sih namanya. Jore! Ya? Apa yang kalian maksud dia?" mereka berdua mengangguk canggung.
"Kau tau namanya dari..." kalimat Curt tidak selesai.
"Setiap pelanggan yang memesan harus menyebutkan namanya untuk ditulis di gelas pesanannya."
Curt melihat sekeliling kafe yang cukup ramai, meski begitu tidak ada antrian di meja kasir.
"Kau ada waktu?" Tanya Curt santai.
"Untuk berhubungan badan?"
"Apa?"
"Gimana?"
Antara Curt dan Benjiro terkejut hampir bersamaan.
"Kenapa orang tampan dan terlihat dari kota selalu kaku sekali sih dengan hal itu?"
"Bukan seperti itu... kau, siapa namamu?"
"Jesica."
"Apa?"
"Kenapa? Kau tidak percaya?"
Benjiro menggeleng tidak tahan, "Baiklah, Jesica. Ada tata cara berbicara dengan yang lebih dewasa. Kamu masih muda, kan?"
"Aku hanya bicara terus terang saja kok." Mulutnya mayun manja.
Melihat itu Curt hanya diam dan tidak percaya dengan sikap blak-balakan tanpa ragu dan malu dari Jesica.
"Begini, kami berdua adalah detektif lepas yang sedang menyelidiki sebuah kasus."
"Apa? Detektif?! Oh astaga... apa Ibuku membuat masalah? Ayahku menabrak seseorang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jembatan Nagaiki - TAMAT
Mystery / ThrillerJore, remaja kelas 2 SMA unggulan pusat kota hilang dan diduga bunuh diri di Jembatan Nagaiki saat melakukan perjalanan wisata sekolah ke pedesaan. Beberapa orang sebelumnya juga sempat diduga melakukan bunuh diri di jembatan tersebut. Lalu apakah m...