"Tuan, apa kau pernah mendengar seseorang berkata bahwa ketika kau dicintai oleh penulis, kau akan abadi?"
Bulu mata lentik itu berkedip perlahan. Iris matanya yang semula menatap keyboard kini beralih memandangku, perempuan yang sedari dulu memujanya.
Aku jelas tau bahwa saat ini aku terlihat seperti perempuan yang tidak tahu malu. Tapi mau bagaimana lagi? Aku tidak ingin dianggap angin lewat saja oleh sosok indahnya itu.
Kekehan pelan mengudara. Sepasang gigi gingsul tajam itu mengintip dari sela-sela bibir manisnya.
Aku berkedip. Kembali jatuh cinta.
"Ya, aku tau. Lantas, apa tujuanmu mengatakan hal itu, Nona Penulis?"
Tanganku gemetar, pena ditangan ku tempelkan pada permukaan kertas. Sejenak menarik nafas demi menetralkan deguban jantung yang menggelora.
"Bisakah kau menjelaskan tentang dirimu yang begitu dingin itu, Tuanku? Aku ingin menjadikanmu abadi dalam tulisanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE
Romance"Menurutmu, kira-kira lebih dulu mana antara kau yang jatuh cinta padaku atau aku yang mati membeku karena sikapmu?" Original by Lyliana Emeraldine