"Tuanku."
Seketika atensiku berpusat pada sosok gadis di sana. Hidungnya merah, begitu juga dengan kedua pipinya. Seluruh tubuhnya terus bergetar di sertai ruam kemerahan yang mulai muncul di tangan dan kakinya.
Dia alergi.
Alergi dengan dingin.
Beberapa hari mengamatinya aku menyadari bahwa dia tidak tahan dengan udara dingin. Dia kerap kali flu dan sakit ketika pergantian musim datang. Apalagi saat musim penghujan, dia bisa berada di dalam selimut seharian.
"Hm?"
Aku bergumam pelan untuk menjawab panggilannya. Setengah mati menahan diri untuk tidak mengulas senyum ketika melihatnya diselimuti oleh selimut tebal. Pipinya yang putih makin memerah, membuat ia makin terlihat seperti plum matang.
Menggemaskan sekali, mengingatkanku dengan kelinci salju.
"Tahukah kau bahwa aku tidak tahan dingin?"
Aku tahu, Nona.
Aku sangat tahu bahwa engkau tidak tahan dengan udara dingin.
Aku tau sekali sampai ingin menyelimutimu dengan selimut berlapis-lapis ketika melihat getaran pelan di bibir dan tubuhmu.
Aku ingin sekali mengatakan itu.
"Apa hubungannya antara kau yang tak tahan dingin dengan diriku, Nona?"
Matanya berkedip kala mendengar perkataanku. Sedetik kemudian, ia tertawa, menampilkan giginya yang berderet rapih disertai mata yang menyipit.
Ah, dia juga memiliki lesung pipi rupanya.
"Aku hanya penasaran."
Gerakan tanganku terhenti, membuat pola warna rubik itu gagal tersusun.
Aku tidak boleh begini.
Benar, aku tidak boleh terpesona oleh senyum dan tawanya itu.
"Kira-kira lebih dulu mana antara kau yang jatuh cinta padaku atau aku yang mati membeku karna sikapmu?"
Ini seperti sebuah permainan.
Dimana yang jatuh cinta pertama akan menjadi pihak yang kalah.
Dimataku dia seperti memberikan sebuah tantangan. Bukan pada diriku, tapi pada dirinya sendiri.
Dan aku percaya diri untuk mengatakan bahwa aku mahir dalam permainan ini.
Karena selama ini aku selalu keluar sebagai pemenang.
Benar, aku akan menang.
"Menurutmu bagaimana, Tuanku?"
Demi Tuhan.
Sungguh, jangan tersenyum seperti itu.
Jangan menunjukan lesung pipi serta binar cerah padaku.
Karena itu membuatku berfikir bahwa aku tidak akan bisa memenangkan permainan yang kau suguhkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE
Romance"Menurutmu, kira-kira lebih dulu mana antara kau yang jatuh cinta padaku atau aku yang mati membeku karena sikapmu?" Original by Lyliana Emeraldine