19. Good Boy

1.7K 141 14
                                    

Satoru terburu-buru mencari Megumi yang katanya pergi ke ruangan sebelah dengan ibunya. Walaupun memang salahnya Megumi kini berada di dalam Mansion keluarganya tapi setidaknya dia harus bertanggung jawab penuh atas keselamatan pemuda itu. Sekalipun Satoru, dia sendiri tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan keluarganya kepada Megumi. Bahkan Satoru pun tidak pernah tahu apakah ibunya itu menyetujui pernikahannya dengan Megumi----karna dia tidak pernah meminta restu dari siapapun.

Pernikahan mereka terjadi atas perintahnya sebagai kepala klan. Wajar apabila banyak dari mereka yang diam-diam tidak menyetujuinya, seperti neneknya yang tadi terang-terangan mengungkapkannya.

Kalau sampai ibunya juga tak menerima Megumi. Entah apa yang akan dilakukannya kepada pemuda tersebut. Satoru harus mencegahnya sebelum terjadi apapun pada istrinya itu.

"Megumi!" seru Satoru seraya membuka pintu dengan kencang. Tubuhnya yang janggung sempat mematung beberapa saat setelah menemukan pemuda yang dicarinya sedang duduk bersebrangan dengan ibunya. Sepertinya mereka berdua sedang di tengah perbincangan yang menarik, apalagi kalau melihat senyuman tipis yang timbul dari bibir Megumi.

Satoru tidak berkata apapun, dia mulai menghembuskan nafas lega setelah memastikan tak terjadi apapun diantara Megumi dan ibunya, mereka hanya sedang melakukan perbincangan biasa. Justru kedatangannya lah yang telah mengusik waktu asyik keduannya.

Padahal bisa saja dia pergi dan meninggalkan Megumi di sana saja, apalagi setelah ini dia harus segera berangkat menjalankan misi. Akan tetapi Satoru tidak ingin melakukannya, sudah cukup dia melihat Megumi akrab dengan teman-teman sekelasnya, tidak perlu lagi dia melihat Megumi akrab dengan orang-orang lain lagi. Seharusnya eksistensi Megumi ada hanya untuk dirinya seorang saja. Bahkan kalau dia cukup gila. Mungkin Satoru telah mengurung Megumi di ruangan bawah tanah agar tak ada orang selain dirinya yang melihat pemuda cantik tersebut.

"Megumi," panggilnya sekali dan itu cukup untuk membuat keduanya saling menatap canggung. Megumi yang terpanggil pun langsung berpamitan dan mendatangi Satoru, lalu memberinya tatapan yang bertanya-tanya. Karena Satoru sepertinya sedang kesal akan sesuatu.

"Seragammu yang lama sudah rusak kan? Aku sudah menyiapkan seragam baru di kamar mu," jawaban itu adalah hal terakhir dalam prasangka Megumi. Bola mata pemuda itu langsung membulat sempurna mendengarnya, dia sampai melongo dan tertinggal beberapa langkah di belakang.

"Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Satoru seraya meletakan satu tangannya di pinggang. "Kau sendiri kan yang bilang kalau masih ingin bersekolah," sambungnya dengan satu alis terangkat. Kiranya Megumi akan bahagia tetapi rupanya anak itu malah memasang raut yang terlihat seolah-olah dia akan kena serangan jantung.

"......karena sekarang kau juga adalah bagian dari klan Gojo. Aku berharap kau tidak akan membuat masalah. Sekarang kau berbeda dengan Yuuji ataupun Nobara. Walaupun mereka temanmu, apapun yang menyangkut mereka berdua, sebaiknya tak lagi kau pikir dengan perasaan," terang Satoru selagi mereka berdua berjalan menuju kamar Megumi.

Selama Satoru menjelaskan apapun yang harus diketahui Megumi. Pemuda itu hanya menunduk dan sesekali mengangguk kecil. Semua peraturan baru yang harus ditaatinya pasti sudah berlahan mulai mencekik leher pemuda yang berjiwa bebas itu.

"Dan seperti yang kau tahu. Gojo adalah klan yang berkekuatan satu orang saja, klan ini tergantung padaku. Tapi karna sekarang kau bergabung ke dalam keluarga ini. Berlahan klan ini tidak akan dikenal sebagai keluarga berkekuatan satu orang lagi..."

Satoru masih berbicara dan menjelaskan banyak hal mengenai situasi keluarganya. Sementara Megumi nampaknya sudah tidak lagi mendengarkannya. Pemuda itu sibuk mengamati seragam barunya.

Desainnya tidak berubah. Satoru hanya membuatkan duplikat dari segaramnya yang sudah compang camping. Namun Megumi meraba seragam tersebut seolah ini pertama kalinya dia melihat pakaian tersebut.

"Terima kasih.....gojo sensei...." ucap Megumi sangat lirih hampir tak bersuara. Untungnya Satoru tepat berada di sebelahnya, jadi pria jangkung itu masih bisa mendengarnya.

"....sesekali biarkan aku memanggilmu Gojo sensei. Kau tahu kan kebiasaan lama susah untuk dirubah," pinta Megumi seraya ia mendongak melihat mata biru langit Satoru dan tersenyum kecil. "Apalagi kan kau guruku sebelum kau adalah suamiku," tambahnya dengan tatapan lembut dan terkesan sangat polos, di hadapan Satoru yang hatinya digerakan oleh sorot mata tersebut.

"....lakukan sesukamu," jawab Satoru. "Kau juga boleh memakai nama Fushiguro kalau itu maumu," imbuhnya yang sekali lagi membuat Megumi mempertanyakan pendengarannya. Bukannya hari ini Satoru terlalu murah hati?

Megumi pun sampai bingung harus berkata apa. Tiba-tiba dia merasa kikuk di depan pria yang terlihat sangat asing baginya.

Sebenarnya apa yang di rencanakan Satoru kali ini? Apakah pria itu sudah puas hanya dengan pernikahan ini?

Banyak pertanyaan mulai bermunculan dikepalanya. Tetapi Megumi memutuskan untuk menjawab, "Tidak perlu." Yang mana membuat Satoru langsung terheran.

"Seperti katamu. Aku sudah termasuk anggota keluarga Gojo. Sudah sepantasnya aku memegang nama Gojo," terang Megumi seraya mengosok tengkuk lehernya dengan canggung. "Walaupun akan perlu waktu sampai aku terbiasa..." ucapnya mulai lirih karena lagi-lagi kepercayaan diri yang berkurang.

Saat Megumi memutuskan untuk memakai nama keluarga Gojo. Perasaan lega dan juga senang seolah memenuhi ruang di dalam hati Satoru.

Berlahan Megumi mulai patuh dan menerima nasibnya. Rasanya dia telah berhasil memakaikan kalung nama pada anak anjing yang baru dipungut dan dilatihnya.

10 tahun adalah waktu yang lama untuk mendidik seekor anjing. Tapi sepertinya usahanya selama ini tidaklah sia-sia.

"....pastikan besok kau menjelaskannya kepada teman-temannmu," ujarnya seraya tersenyum tipis dan mengusap pelan puncak kepala Megumi, sebagaimana dia dulu sering melakukannya.

Gestur tersebut adalah cara Satoru memuji Megumi. Cara tersebut pun selalu berhasil membuat pemuda itu tersipu malu-malu, tanpa tahu bagaimana caranya dia menyembunyikan kesenangannya karna telah di puji.

TO BE CONTINUE



A/N:

Seharusnya klo ikutin plot asli ini waktunya megumi geger sama sepupunya satoru. tapi nanti aja deh dramanya. damai dulu 

Negative PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang